Salin Artikel

Fakta Lengkap Ibu yang Diinjak Kepalanya oleh Anaknya, Bernama Djaiti bukan Rusmini hingga Direkam Anak Kedua

Kejadian tersebut terekam video dan viral sepekan yang lalu.

Dalam rekaman video berdurasi 39 detik tampak seorang pemuda yang beradu mulut dengan seorang ibu yang tiduran di atas kasur.

Si pemuda bahkan sempat melempar guling ke arah ibu tersebut. Video tersebut diakhiri dengan tindakan pemuda menginjak kepala ibunya menggunaka kaki kanan.

Berikut 7 fakta lengkap dari peristiwa tersebut:

1. Bernama Djaiti bukan Rusmini

Novi (26), anak kedua dari ibu yang ada dalam video viral tersebut mengatakan bahwa nama ibunya adalah Djaiti (62) bukan Rusmini.

"Untuk semuanya, ibu saya itu sebenarnya namanya Ibu Djaiti. Kalau yang beredar di luaran itu sebenarnya salah, bukan Rusmini, tapi ibu Djaiti," kata anak kedua Djaiti, Novi (26).

Ia sendiri mengaku tidak tahu mengapa ibunya berubah nama menjadi Rusmini. Dia juga meminta agar kesalahan penyebutan nama itu diluruskan.

"Saya juga enggak tahu soalnya dari awal pas viral pun kan memang ketahuan namanya Ibu Djaiti, cuma pas ibu meninggal enggak tahu dari mana kok namanya berubah jadi Rusmini," ujar dia.

2. Sang anak mengaku menyesal

Pemuda yang terekam menginjak kepala ibunya adalah anak bungsu pasangan almarhum Djaiti (62) dan Sunarwo (71), yang bernama Andre Prasetyo (21).

Ditemui Kompas.com di rumahnya di Kedondong Kidul Gang 1, Kelurahan/Kecamatan Tegalsari, Surabaya, Rabu (28/8/2019), Andre mengaku menyesal atas kejadian tersebut.

"Saya tidak menyangka dulu melakukan hal itu ke ibu, saya menyesal," kata

Andre bercerita selama ibunya dirawat di rumah sakit, ia dan ayahnya selalu menemani ibunya dan memberi semangat agar ibunya bisa sembuh.

"Waktu di rumah sakit, ibu sempat berpesan bahwa saya harus berubah dan berperilaku baik, cuma gitu saja. Saya juga sudah enggak mau aneh-aneh lagi," ujar Andre.

Andre memilih mengikuti pelatihan sebagai tenaga jasa servis AC.

"Sebenarnya hari ini Andre ikut pelatihan tetapi ibu dipanggil duluan," jelas Novi, kakak Andre.

Sementara itu Andre mengaku pernah menyampaikan kepada ibunya akan mencari pekerjaan agar tidak menjadi beban ibunya yang selama ini membiayai kebutuhannya sehari-hari.

"Saya ingin menjadi anak yang lebih baik lagi. Menjadi anak yang benar-benar baik, enggak boleh seperti dulu lagi. Ibu sudah tidak ada, saya harus lebih baik," tutur Andre.

4. Sempat diamankan polisi

Saat video anak yang menginjak kepala ibunya viral di media sosial, polisi sempat mengamankan Andre dari rumahnya di Jalan Kedondong Kidul I Kelurahan Tegalsari Kecamatan Tegalsari Kota Surabaya.

Namun polisi tidak memprosesnya atas permintaan keluarga.

"Keluarganya termasuk Ibu dan kedua kakaknya sempat menolak saat Andri diamankan. Beberapa lama kemudian, kakaknya bernama Novi menyusul ke kantor polisi," kata Kepala Polsek Tegalsari Kompol Rendy, Rabu (28/8/2019).

Atas pertimbangan dari keluarga, Andri tidak ditahan dan hanya diperiksa.

5. Tanda tangan surat perjanjian

Pada Rabu (21/8/2019), sehari setelah diamankan, Andre diminta polisi untuk meminta maaf kepada kedua kakaknya.

Dari kantor Polsek Tegalsari, Andri dan kedua kakaknya langsung pulang ke rumahnya dan meminta maaf kepada ibunya.

Permintaan maaf disaksikan pihak polisi dan Pemkot Surabaya.

Saat meminta maaf, ibu Daiti sedang terbaring sakit.

Video tersebut disebarkan ke media sosial Facebook oleh Novi yang kesal lantaran Andre tidak pernah bisa dinasihati.

Novi berniat menghimpun masukan dari netizen tentang bagaimana cara yang tepat menasihati adiknya.

Namun, di luar dugaan, video tersebut viral dan menuai kecaman dari netizen.

Pada hari kejadian, Andre emosi karena tidak diberi yang Rp 10.000 oleh ibunya. Uang tersebut rencananya digunakan untuk membeli makan di luar rumah.

Sang ibu tidak bisa memberikan uang yang diberi Andre karena tidak memiliki uang. Djaiti saat itu sedang menderita sakit jantung.

Pada Selasa (27/8/2019), Djaiti, ibu dari Andre dan Novi meninggal dunia saat dirawat di rumah sakit.

7. Meninggal karena sakit komplikasi

Djaiti menderita sakit jantung dan paru-paru selama 26 tahun.

Sehari-hari dia berjualan es teh di rumahnya di Jalan Kedondong Kidul I Kelurahan Tegalsari Kecamatan Tegalsari Kota Surabaya.

Ia tinggal bersama Andre anak bungsunya dan suaminya, Sunarwo (71).

Djaiti menghembuskan nafas terakhir di RSUD Soewandhie, Selasa (27/8/2019) pukul 14.00 WIB dan telah dimakamkan di TPU Ngagel, Surabaya, Jawa Timur.

Dilansir dari Kompas.com, saat dikonfirmasi Kaur Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya Ipda Khoirul Umam membenarkan kabar meninggalnya Djaiti.

Ia menjelaskan Djaiti memiliki riwayat penyakit jantung dan meninggalnya Djaiti tidak ada sangkut pautnya dengan kelakuannya sang anak.

SUMBER: KOMPAS.com (Ghinan Salman, Achmad Faizal, Retia Kartika Dewi)

https://regional.kompas.com/read/2019/08/29/06150011/fakta-lengkap-ibu-yang-diinjak-kepalanya-oleh-anaknya-bernama-djaiti-bukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke