Salin Artikel

Cerita di Balik Meninggalnya Ipda Erwin, Korban Demo Mahasiswa di Cianjur

KOMPAS.com - Ipda Erwin Yudha Wildani (46) menghembuskan nafasnya yang terakhir di RSP Pertamina, Jakarta, Senin (26/08/2019) sekitar pukul 01.38 WIB

Ipda Erwin sempat dirawat di RS Pertamina dan menjalani perawatan selama 12 hari karena luka bakar hampir 70 persen yang dideritanya.

Jenazah Ipda Erwin Yudha Wildani dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikaret, Cianjur, dengan upacara kedinasan yang dipimpin langsung Kapolda Jawa Barat, Irjen Rudy Sufahriadi.

Kepolisian RI khususnya Polda Jabar berduka atas gugurnya salah satu anggotanya tersebut dengan mengibarkan bendera setengah tiang.

Korban meninggalkan seorang istri bernama Sukarni (46), dua anak masing-masing Erik Yudha Saputra (20) dan Adinda Wulandari (18).

Putra sulungnya sendiri baru saja lulus kuliah, sementara sang adik masih kuliah di Universitas Suryakancana (Unsur) Cianjur semester awal.

Sebelumnya, Ipda Erwin bertugas mengamankan aksi mahasiswa yang tergabung dalam OKP Cipayung Plus Cianjur, Kamis (15/8/2019).

Ipda Erwin merupakan satu dari empat anggota polisi yang mengalami luka bakar saat mengamankan aksi unjuk rasa yang berujung anarkis di gerbang Pendopo Bupati Cianjur, Kamis.

Korban yang terbakar sekujur tubuhnya mengalami luka bakar hampir 70 persen, sedangkan tiga korban lainnya yang mengalami luka bakar mencapai 40 persen masih menjalani perawatan intensif di RS Hasan Sadikin Bandung.

 

Polda Jabar kibarkan bendera setengah tiang

Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi menginstruksikan seluruh jajarannya untuk mengibarkan bendera setengah tiang sebagai bentuk penghormatan atas gugurnya Ipda Erwin Yudha Wildani.

Anggota Polres Cianjur yang bertugas di Polsek Cianjur Kota sebagai Bhabinkamtibmas Kelurahan Bojongherang itu meninggal dunia, Senin dini hari di RSP Pertamina, Jakarta.

“Sebagai anggota kepolisian saya instruksikan hari ini seluruh anggota Polda Jawa Barat mengibarkan bendera setengah tiang,” kata Rudy kepada wartawan usai mengantarkan jenazah korban ke tempat peristirahatannya yang terakhir di TMP Cikaret, Cianjur, Jawa Barat, Senin.

Rudy menyebutkan, gugurnya Ipda Erwin menunjukkan betapa beratnya tugas sebagai anggota kepolisian yang sampai harus mengorbankan nyawa.

“Kami semua anggota Polri sudah berjanji sudah memilih jalan hidup sebagai anggota polisi dengan semua resiko yang tidak mudah bahkan sampai harus mengorbankan nyawa,” katanya.

 

Gubernur minta pelaku ditindak tegas

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengucapkan rasa bela sungkawa atas meninggalnya anggota Polsek Cianjur Kota Ipda Erwin Yudha Wildani saat mengamankan aksi unjuk rasa yang berujung anarkis di gerbang Pendopo Bupati Cianjur, Kamis.

Ia meminta jajaran kepolisian untuk menindak tegas pelaku pelemparan bahan bakar yang mengakibatkan Ipda Erwin mengalami luka bakar hampir 70 persen.

"Saya menyampaikan duka cita mendalam ya, berpulangnya pahlawan dari kepolisian yang meninggal karena tugas di Cianjur," ujar Ridwan Kamil di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Senin.

"Saya menghaturkan duka cita mendalam terhadap keluarga, kepada keluarga polisi juga. Saya berharap mereka yang bertanggung jawab ditindak secara hukum, secara tegas," sambungnya.

 

Jamin pendidikan anak

Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman berjanji akan membantu biaya pendidikan putri bungsu almarhum hingga lulus.

"Untuk anaknya yang baru lulus kuliah kami akan upayakan supaya bisa bekerja di lingkungan Pemkab Cianjur,” kata Herman, kepada wartawan, Senin.

Herman berharap, kejadian yang menimpa korban adalah yang terakhir, dan Cianjur ke depan tetap aman dan tertib.

“Ini jadi pelajaran untuk kita semua, semoga tidak ada korban lagi dan mohon doanya juga situasi Cianjur ke depan tetap kondusif,” katanya.

 

Pasal tersangka diperberat

Kepala Hubungan Masyarakat Polda Jabar Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut, adanya catatan kematian Ipda Erwin menambah berat hukuman pelaku.

"Penerapan pasal perbuatan pidana para tersangka akan kembali dilakukan proses penyidikan mendasari alat bukti yang di dapat oleh penyidik. Adanya catatan surat kematian almarhum Ipda Erwin Yudha Mildani merupakan alat bukti baru, maka akan lebih berat sanksi hukumannya," kata Trunoyudo yang dihubungi Selasa (27/8/2019).

"Khususnya pada Pasal 351 KUHP akan diterapkan pada ayat (3) di mana penganiayaan atau kekerasan terhadap orang lain atau korban mengakibatkan korban meninggal dunia dengan ancaman hukuman 7 tahun dan pada Pasal 213 KUHP juga ayat yang ke (3) sama mengakibatkan korban meninggal dunia dengan ancaman hukuman menjadi 12 Tahun," tambahnya.

Penyidikan tetap berlangsung sesuai prosedur. Selanjutnya, penyidik akan melakukan pemberkasan perkara dan menyerahkannya ke jaksa penuntut umum.

"Sekali lagi kita (Polri) dan masyarakat Cianjur khususnya tetap masih berduka, saya (Polda Jabar) menghimbau agar menghentikan aksi aksi anarkis dalam penyampaian mengemukakan pendapat, dimana pun tetap jaga ketertiban," ucap Truno.

 

Sejak kecil ingin jadi polisi

Sadiah (70) orangtua Ipda Erwin, tak pernah menyangka anaknya harus berpulang dengan cara yang tragis.

Erwin menghembuskan nafasnya yang terakhir di RSP Pertamina, Jakarta, Senin dini hari setelah berjuang melawan rasa sakit akibat luka bakar yang dideritanya.

Ditemui di rumah duka, Jalan Mayor Harun Kabir, Gang Pulo VI, Kelurahan Bojongherang, Cianjur, Senin. Sadiah tampak tak sanggup menutupi raut kesedihannya.

Sambil mendekap foto anaknya saat lulus dari kepolisian tahun 1994 itu, perempuan lanjut usia itu menuturkan jika anak ketiganya itu sejak kecil ingin menjadi polisi.

“Sejak kecil cita-citanya memang ingin jadi anggota polisi. Kalau ada yang tanya, ingin jadi polisi," ucapnya lirih.

Sementara itu, Wakapolres Cianjur Kompol Jaka menyebutkan, semasa hidupnya almarhum adalah seorang anggota polisi yang berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugasnya.

“Beliau adalah Bhabinkamtibmas terbaik yang semasa tugasnya penuh dedikasi yang setiap saat mengawal kegiatan-kegiatan yang ada di polres maupun di polsek kota,” ucap Jaka, saat memberikan sambutan usai shalat jenazah almarhum di Masjid Agung, Cianjur, Senin.

Sumber: KOMPAS.com (Dendi Ramdhani, Firman Taufiqurrahman, Agie Permadi)

https://regional.kompas.com/read/2019/08/28/11351881/cerita-di-balik-meninggalnya-ipda-erwin-korban-demo-mahasiswa-di-cianjur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke