Salin Artikel

Peran Egianus Kogoya di Balik Penghadangan TNI di Habema dan Baku Tembak di Wamena

Meski bukan kelompoknya langsung, 5 anggota KKB yang terlibat kontak senjata dengan TNI-Polri di Pasar Jibama, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Jumat (23/08/2019), disebut akan bergabung dengan Egianus.

Dandim 1702 Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto mengungkapkan, Egianus dan kelompoknya masuk ke Wamena sejak 16 Agustus 2019 setelah melakukan penghadangan terhadap 12 pasukan TNI di sekitar Danau Habema yang menewaskan Pratu Sirwandi.

"Setelah aksi mereka pada 16 Agustus 2019, mereka masuk Wamena," ujarnya saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Sabtu (24/08/2019).

Namun, Candra memastikan Egianus tidak pernah masuk wilayah kota dan terus memantau keadaan dari pinggiran kampung di sekitar Wamena.

Menyusup ke aksi protes mahasiswa

Direncanakan, Egianus ingin memanfaatkan maraknya aksi protes terkait dugaan tindakan rasisme yang diterima mahasiswa Papua, yang muncul di beberapa daerah di Papua dan Papua Barat.

Egianus diyakini akan menyusup bila aksi serupa muncul di Jayawijaya.

Namun, karena rencananya terbaca aparat keamanan, TNI-Polri berhasil mengeliminasi aksi protes tersebut sehingga hingga kini tidak ada aksi turun ke jalan di Wamena.

Candra memastikan Egianus masuk Wamena dengan sebagian besar pengikutnya, dan mereka membawa persenjataan lengkap.

"Pengikuti Egianus banyak, sekitar 30 orang dan kemarin ikut semua ke Wamena dan (sekarang) hanya ditinggal sekitar 10 orang di Habema. Mereka membawa senjata lengkap. Yang menghadang pasukan kami saja pakai Minimi dan Mauser," tuturnya.

Keluar Wamena setelah baku tembak dengan TNI-Polri

Setelah terjadi kontak senjata di Pasar Jibama yang menewaskan seorang anggota KKB, Egianus dipastikan telah keluar dari Wamena.

Menurut Candra, Egianus dan sebagian besar pengikutnya telah bergerak dengan berjalan kaki menuju Distrik Mbua.

"Setelah kejadian kemarin itu Egianus sempat masuk Wamena. Kemudian dia termonitor ke arah Mbua lagi. Jadi di sini (ada) anak buahnya dan sempalan Kodap di Wamena," katanya.

Kodap adalah istilah yang digunakan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk menandakan kawasan militer kelompok tertentu.

Kepanjangannya adalah Komando Daerah Papua.

Egianus ingin gabungkan beberapa Kodap

Candra menuturkan akselerasi Egianus berbeda dengan kelompok lain, bahkan diyakini ia ingin menggabungkan beberapa Kodap yang sudah lama tidak eksis.

"Dia ingin menggabungkan Kodap Wamena dan Kodap Lanny Jaya," katanya.

Dijelaskan, keberadaan Kodap Wamena saat ini hampir tidak ada dan pecahan dari kelompok yang dulu dipimpin oleh Yusak Tabuni berada di daerah Piramid.

Pecahan kelompok ini yang disebutnya beraksi di Pasar Jibana. Sementara Kodap Lanny Jaya terbagi dalam dua pimpinan, yaitu kelompok Purom Wenda dan Enden Wanimbo.

Tapi semenjak digempur oleh TNI-Polri, kekuatan dua kelompok tersebut mengecil dan ingin digabungkan oleh Egianus.

Namun, Egianus tidak ingin membawa anggota yang ada di Kodap Wamena dan Lanny Jaya ke Nduga.

"Tapi gabungnya itu bukan dia mau ikut ke Nduga. Jadi saat dia (Egianus) masuk ke Lanny Jaya, dia bergabung dengan kelompok Lanny Jaya, sama halnya dengan kelompok di Wamena, jadi mereka berkolaborasi," tuturnya.

Namun, Egianus tidak memiliki wewenang untuk masuk ke wilayah Puncak dan Puncak Jaya. 

"Dia main di Nduga, Tolikara, Lanny  Jaya, dan Wamena, itu saja tempat permainan mereka," kata Candra.

Egianus selalu berpindah

Terkait dengan keberadaan Egianus di Jayawijaya, Candra mengakui aparat TNI-Polri belum berhasil meringkus yang bersangkutan karena keberadaannya terus berpindah.

"Kami sudah coba pasang jaring untuk cari posisi dia di mana. Mobilitas Egianus tinggi juga. Dia termonitor pakai mobil tanpa pelat. Ada dua kendaraan, itu yang dipakai untuk berpindah. Kalau dia menetap, pasti kita tangkap," katanya.

Setelah kejadian di Pasar Jibama, Egianus termonitor telah bergerak menuju Distrik Mbua.

Pergerakan Eginaus dan kelompoknya diketahui tidak menggunakan kendaraan, tapi mereka berjalan kaki menyusuri hutan dan pegunungan.

"Egianus kembali ke Mbua dengan jalan kaki. Dia menggunakan rute klasik di belakang Batalyon, Lipi, kemudian Maso, kemudian tembus ke daerah Napua sampai ke Mbua. Jalan itu bisa tembus ke Timika, Lanny Jaya, dan Nduga. Jalan-jalan itu yang dia pakai," kata Candra.

https://regional.kompas.com/read/2019/08/24/11371861/peran-egianus-kogoya-di-balik-penghadangan-tni-di-habema-dan-baku-tembak-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke