Salin Artikel

5 Fakta Pasca-kerusuhan di Manokwari, Janji Jokowi untuk Papua hingga Tak Ada Pengusiran Mahasiswa

KOMPAS.com- Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat untuk saling memaafkan pasca-kerusuhan di Manokwari dan insiden yang sebelumnya terjadi di sejumlah wilayah, khususnya di Malang, Surabaya dan Semarang. 

Jokowi juga menegaskan, akan tetap menjaga kehormatan dan kesejahteraan masyarakat Papua dan Papua Barat.

Sementara itu, isu pemulangan mahasiswa asal Papua di sejumlah wilayah juga dibantah oleh kepala daerah di wilayah yang sempat terjadi insiden bentrokan antara warga dan mahasiswa Papua. 

Lalu, anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Buya Syafii Maarif menjelaskan, kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, harus ditangani secara proporsional.

Berikut ini sejumlah fakta terkait isu pemulangan mahasiswa Papua:

Pasca-kerusuhan di Manokwari, Presiden Jokowi meminta seluruh warga Papua dan Papua Barat untuk tenang dan tidak meluapkan emosi secara berlebihan.

Jokowi mengatakan, alangkah lebih baiknya apabila masyarakat Papua dan Papua Barat memaafkan jika merasa tersinggung.

"Saya tahu ada ketersinggungan, oleh sebab itu, sebagai saudara sebangsa dan setanah air, yang paling baik adalah saling memaafkan," kata Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/8/2019).

"Emosi itu boleh, memaafkan lebih baik. Sabar itu juga lebih baik," kata Jokowi.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii mengatakan, orang Papua harus diperlakukan sejajar dengan masyarakat lain di Indonesia.

Stigma negatif tentang warga Papua juga harus segera diakhiri, termasuk adanya persekusi dan tindakan diskriminatif lainnya.

"Ya, orang Papua harus kita perlakukan secara adil. Orang Bugis, semua harus diperlakukan secara adil," tutur Buya.

Ia menambahkan, cerminan sebuah negara akan terlihat dari sejauh mana bangsa itu menjalankan prinsip keadilan terhadap seluruh rakyat.

"Keadilan itu sangat mahal, tapi hidup sebuah bangsa, sebuah negara, akan sangat bergantung pada sampai di mana kita berhasil atau gagal melaksanakan prinsip keadilan itu," imbuh Buya.

Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, Pemerintah Kota Malang tidak pernah mengeluarkan kebijakan pemulangan terhadap mahasiswa asal Papua yang ada di Malang.

"Pemerintah kota sampai saat ini tidak pernah membuat kebijakan yang berkaitan dengan ada pemulangan dan lain sebagainya," kata Sutiaji di ruang kerja wali kota Malang, Senin (19/8/2019).

Sutiaji pun menjelaskan, semua warga Indonesia berhak untuk belajar dan berkuliah di Malang.

"Jangankan dia adalah warga negara kita, orang di seluruh dunia saja boleh mencari ilmu di kita (Kota Malang). Sekali lagi tidak pernah ada pelarangan atau pemulangan dan lain sebagainya berkaitan dengan kaitan ini," katanya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membantah ada pengusiran terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.

"Tidak benar ada pengusiran. Kalau itu terjadi, semestinya pejabat saya yang duluan, tapi pejabat saya masih bekerja. (kegiatan) semua mahasiswa dari Papua juga masih normal," ujar Risma mengutip laporan Kompas TV, Senin (19/8/2019).

Risma menjelaskan, awalnya terdapat informasi terjadi penurunan bendera merah putih di asrama mahasiswa Papua.

Ketua Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya Piter Frans Rumaseb memastikan bahwa warga Papua di Surabaya dalam kondisi aman. Dirinya juga meminta warga Papua untuk tidak merasa khawatir yang berlebihan.

"Mama di Papua dan Papa di Papua dan semua saudara saya di Papua, kami semua di sini aman. Anak-anak kuliah juga aman, tidak usah khawatir yang berlebihan. Kita semua di sini anak-anak Ibu Pertiwi," kata Frans seusai menggelar pertemuan tertutup di Mapolda Jatim, Senin (19/8/2019).

Dia juga membantah kabar adanya pengusiran terhadap mahasiswa Papua dari asrama di Jalan Kalasan, Surabaya. Menurut Frans, aparat justru berusaha melindungi mahasiswa Papua.

"Mereka justru diamankan oleh polisi dari potensi tekanan dari ormas dan kembali dipulangkan pada malam hari. Saya yang mengawal di kepolisian sampai kembali ke asrama," kata Frans.

Sumber: KOMPAS.com (Achmad Faizal, David Oliver Purba, Andi Hartik, Ghinan Salman)

https://regional.kompas.com/read/2019/08/20/07050031/5-fakta-pasca-kerusuhan-di-manokwari-janji-jokowi-untuk-papua-hingga-tak-ada

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke