Salin Artikel

Fakta di Balik Peneliti Terperangah Tahu Kayu Bajakah Mampu Sembuhkan Kanker hingga Minta Dipatenkan

Obat itu kemudian diikutsertakan dalam ajang World Invention Olympic (Wico) di Seoul, Korea Selatan, dan meraih Gold Award The Cancer Medicine from.

Sebelum diikutsertakan di lomba, kayu bajakah terlebih dahulu diuji di Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Saat diuji, Kepala Labotarium Bio Kimia dan Molekuler dari Fakultas Kedokteran ULM, Eko Suhartono tak menyangka ada banyak kandungan senyawa antioksidan pada kayu bajakah yang berfungsi melawan kanker.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Baru tahu dari siswa Palangkaraya

Eko mengatakan, kayu bajakah baru diketahuinya saat dikenalkan oleh siswa asal Palangkaraya yang akhirnya menjadi juara itu.

Ketika itu, para siswa tersebut mendatangi laboratorium FK ULM meminta untuk dilakukan penelitian terhadap kayu bajakah.

"Waktu itu mereka datang bersama guru pendamping membawa sampel kayu itu, di situ baru saya tahu," ujarnya.

Eko mengatakan, saat ditawari meneliti kayu Bajakah, ia langsung tertarik.

Pasalnya, kayu ini baru pertama kali diteliti secara ilmiah.

"Secara ilmiah baru pertama kali dilakukan penelitian terhadap kayu ini. Kami justru enggak tahu ada kayu ini, yang tahu orang Dayak Kalteng," ujarnya saat dihubungi, Selasa (13/8/2019).

Eko tak menyangka, ada banyak kandungan senyawa anti oksidan pada kayu Bajakah yang bisa berfungsi melawan sel kanker.

"Hasil penelitian di lab, yang jelas Bajakah ini memiliki senyawa-senyawa yang bisa berperan sebagai antioksidan yang sekaligus bisa berperan sebagai anti kanker," ujar Eko.

Penasaran dengan temuan senyawa pada kayu Bajakah, tahap berikutnya Eko lantas mencoba menyuntikkan sel kanker pada mencit atau tikus putih.

Pada fase ini Eko harus menunggu lagi sampai benjolan-benjolan pada tubuh tikus bermunculan. Banyaknya benjolan pada tikus merupakan tanda bahwa tikus sudah terpapar sel kanker.

Pada tahap inilah, senyawa-senyawa yang dihasilkan dari kayu Bajakah disuntikan pada tikus.

Sekali lagi, Eko kembali terperangah setelah menunggu beberapa pekan, benjolan-benjolan pada tikus berkurang dan mengecil.

"Sebulan dua bulan, mencit yang benjolannya berkurang dibedah lagi kemudian dilihat lagi, dan ternyata di bulan ketiga benjolan malah hilang sama sekali," ucapnya.

Hilangnya benjolan memastikan bahwa tikus sembuh dari kanker.

Dengan penelitian ini, Eko menjelaskan bahwa temuan ini hanyalah tahap awal dan belum pernah diuji coba pada manusia.

Eko pun menyarankan agar para siswa tersebut mematenkan penemuan mereka.

"Bisa dipatenkan, bukan obatnya tapi cara pembuatannya dan konsetrasinya, yang punya gagasan kan mereka, di sini hanya membantu untuk meneliti, walaupun kita mengerjakannya sama-sama," ucapnya.

Eko pun patut berbangga karena Laboratorium FK ULM yang kini ditanganinya mampu meneliti kayu bajakah yang ternyata bisa menyembuhkan kanker.

Laboratorium FK ULM menurutnya telah diakui karena telah menerima sample penelitian dari seluruh Indonesia, termasuk kayu Bajakah.

"Lab kami ini memiliki fasilitas sederhana tapi kualitas dunia," ujarnya.

Sumber: KOMPAS.com (Andi Muhammad Haswar)

https://regional.kompas.com/read/2019/08/15/14065191/fakta-di-balik-peneliti-terperangah-tahu-kayu-bajakah-mampu-sembuhkan-kanker

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke