Salin Artikel

6 Fakta Siswa SD yang Rusak Papan Tulis Disuruh Ganti Rp 1 juta, Agar Jera hingga Berucap Alhamdulillah

KOMPAS.com - Sukimin (55) warga Desa Widoro Kandang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, orangtua siswa kelas 4 SD Negeri Widorokandang, Magetan, disuruh membayar uang Rp 1 juta untuk mengganti rugi kerusakan papan tulis.

Menurut informasi, papan tulis tersebut rusak saat siswa tersebut bermain pedang di dalam kelas.

Orangtua siswa yang hanya bekerja sebagai buruh tani tersebut kesulitan mengganti papan tulis dengan jumlah uang yang diminta kepala sekolah.

Namun, Dinas Pendidikan Magetan melarang penggantian tersebut. Saat ditemui di rumahnya, Sukimin mengatakan bahwa permasalahan tersebut telah dianggap selesai.

Berikut ini fakta lengkapnya:

Sukir, orangtua murid yang dianggap merusak papan tulis itu mengatakan, papan tulis kelas itu berlubang karena terkena penggaris saat anaknya bermain pada waktu jam istirahat pelajaran.

Menurut informasi, papan tulis tersebut rusak saat siswa tersebut bermain pedang di dalam kelas.

Sukimin mengakui bahwa anaknya memang tergolong anak yang aktif dibandingkan dengan anak lainnya. Dengan kondisi perekonomiannya yang serba pas-pasan, dia mengaku tidak bisa berbuat banyak dengan tingkah laku anaknya.

“Anaknya memang begitu. Kalau disuruh mengganti, wong kami hanya pas-pasan saja. Ijazah kakanya itu saja belum bisa kami bayar,” katanya.

Kepala Sekolah SD Negeri 4 Widorokandang Warsi mengatakan, sekolah akan tetap meminta ganti rugi kepada siswa yang merusak papan tulis tersebut.

Warsi beralasan, hal ini dilakukan agar kegiatan belajar mengajar tetap bisa dilaksanakan.

Selain itu, menurut dia, permintaan ganti rugi itu untuk memberikan pelajaran kepada siswa yang merusak papan tulis.

"Selain agar KBM tetap bisa dilaksanakan, permintaan biaya ganti papan tulis kelas itu untuk memberikan efek jera kepada siswa bersangkutan dan siswa lain," kata Warsi singkat seperti yang dikutip dari Tribunnews.com.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan Suwoto mengatakan, pihaknya telah memanggil kepala sekolah dan pengawas sekolah SD Negeri 4 Widorokandang.

Pemanggilan ini terkait permintaan ganti rugi sebesar Rp 1 juta kepada siswa yang dituduh merusak papan tulis.

“Mungkin itu pikiran sesaat kepala sekolah untuk memberikan pelajaran. Harapannya, orangtua ikut memperhatikan anak mereka,” ujar Suwoto saat ditemui, Jumat (9/8/2019).

Sukimin yang tidak bisa bekerja karena menderita asma akut sejak kecil, mengaku hanya bisa pasrah ketika pihak sekolah menyuruhnya mengganti papan tulis yang dirusak anaknya.

Dia hanya bisa berharap kepada salah satu anaknya yang bekerja di Jakarta, untuk mencari uang pengganti Rp 1 juta tersebut.

“Ya bingung kalau disuruh mengganti. Istri saya hanya buruh tani. Satu-satunya berharap pada anak saya yang ikut orang berjualan di Jakarta,” kata Sukimin.

Namun, Dinas Pendidikan Magetan melarang penggantian tersebut. Saat ditemui di rumahnya, Sukimin mengatakan bahwa permasalahan tersebut telah dianggap selesai.

“Dipanggil ke sekolah, ke sini, Alhamdulillah masalahnya sudah selesai, saya tidak jadi mengganti sejuta,” ujar Sukimin, Jumat (9/8/2019).

Suwoto mengatakan, Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan akan melakukan penggantian jika pihak sekolah memastikan kerusakan papan tulis cukup parah dan tidak bisa digunakan.

“Rusaknya sedikit saja. Kemarin sudah saya peritahkan kepala sekolah memanggil wali murid untuk disampaikan, itu tidak ada penggantian,” kata Suwoto.

Sumber: KOMPAS.com (Sukoco)

https://regional.kompas.com/read/2019/08/10/13134121/6-fakta-siswa-sd-yang-rusak-papan-tulis-disuruh-ganti-rp-1-juta-agar-jera

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke