Salin Artikel

Proyek Rusunawa Beres, Pekerja Tinggalkan Utang Rp 33,8 Juta ke 3 Warung

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Pembangunan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) di Kota Mojokerto, Jawa Timur, telah rampung. Para pekerja juga sudah meninggalkan lokasi proyek sejak 3 Juni 2019 lalu.

Namun, kepergian para pekerja proyek tersebut meninggalkan utang yang cukup banyak kepada para pemilik warung di sekitar lokasi Rusunawa. 

Suliono (49), pemilik warung makan dan kopi di sebelah utara gedung Rusunawa Kota Mojokerto mengungkapkan, total utang untuk makan dan minum dari pekerja proyek yang belum dibayar sebesar Rp 15.878.000.

Tumpukan utang itu merupakan akumulasi tunggakan pembayaran makan dan minum dari bulan April dan Mei 2019. Pada April ada utang untuk 15 pekerja proyek, lalu pada Mei ada 11 pekerja. 

Ada pun jumlah utang yang belum dibayar pada April sebesar Rp 8,73 juta. Sedangkan pada bulan Mei sebesar Rp 7,148 juta.

Menurut Suliono, besarnya utang pembayaran makan minum pekerja proyek Rusunawa yang belum diterima membuat dia dan istrinya kelimpungan. 

Dia mengaku kesulitan untuk belanja bahan dagangan karena terbatasnya uang yang bisa diputar. Suliono juga tak sanggup mengembalikan modal buka warung yang dipinjamnya dari 4 orang.

"Sudah ditagih, tapi sampai sekarang saya hanya bisa menyanggupi (minta tempo)," kata Suliono saat berbincang dengan sejumlah wartawan, termasuk Kompas.com, Jumat (9/8/2019).

Tak bisa bayar biaya sekolah anak

Rusunawa dibangun di Kelurahan Prajurit Kulon, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, di atas lahan yang disiapkan Pemkot Mojokerto. Nantinya, Rusunawa digunakan untuk menampung para penghuni bangunan liar. 

Warung Suliono berjarak sekitar 10 meter sebelah utara gedung Rusunawa. Bersama istrinya, Suparmi, Suliono mulai membuka warung makan dan kopi pada Agustus 2018. Saat membuka warung, proyek pembangunan rusunawa sedang berjalan.

Suliono menuturkan, dia memiliki pelanggan tetap para pekerja proyek, berawal saat seseorang yang mengaku sebagai mandor proyek datang dan melobinya. Sebagai komitmen, Darminto, sang mandor proyek menyerahkan uang sebesar Rp 1 juta.

"Dari awal semua (pembayaran) lancar. Tapi yang terakhir-terakhir tidak, bahkan sampai sekarang," ujarnya.

Akibat belum dibayarnya utang makan dan minum pekerja proyek rusunawa, Suliono bahkan hampir tak mampu membayar biaya sekolah anaknya.

Beruntung, lanjut Suliono, anaknya memiliki tabungan yang cukup untuk membayar biaya awal masuk sekolah sebesar Rp 1,89 juta.

"Akhirnya ya tabungan anak saya dipakai untuk membayar sekolah," ungkapnya.

Ditambahkan Suliono, setelah proyek rampung, mandor Darminto sempat berpamitan. Kala itu dia diberi uang Rp 2 juta dan dititipi sepeda motor Suzuki Satria FU beserta STNK-nya.

Saat itu, kata Suliono, Darminto berjanji akan melunasi seluruh tunggakan serta mengambil motor yang dititipkan kepadanya.

3 Warung, jumlah utang Rp 33 juta 

Selain di warung Suliono, tunggakan pembayaran makan dan minum oleh pekerja proyek Rusunawa di Kota Mojokerto juga dialami 2 pemilik warung lainnya.

Di warung milik Susi Jayanti (37), utang pembayaran makanan dan minuman yang belum dibayar sebesar Rp 8,299 juta. Tumpukan utang itu merupakan akumulasi dari bulan April dan Mei 2019.

Akibat utang pekerja proyek yang belum dibayar, Susi belum bisa mengembalikan modal membuka warung. Padahal, modal itu dipinjam dari kakaknya.

Sementara itu di warung milik Agus Hartini, para pekerja proyek rusunawa meninggalkan utang sebesar Rp 9,646 juta. Dari ketiga pemilik warung, total tagihan pembayaran makanan dan minuman yang belum dibayar sebesar Rp 33,8 juta.

https://regional.kompas.com/read/2019/08/09/21293191/proyek-rusunawa-beres-pekerja-tinggalkan-utang-rp-338-juta-ke-3-warung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke