Salin Artikel

Merasa Tak Dipedulikan, Ratusan WNA Demo Kantor IOM di Pekanbaru

PEKANBARU, KOMPAS.com - Ratusan warga negara asing (WNA) dari berbagai negara melakukan aksi demo ke International Organizations for Migration (IOM) yang berkantor di Gedung Graha Pena Jalan HR Soebrantas, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Kamis (8/8/2019).

Demo yang dilakukan para pencari suaka ini bertujuan meminta kejelasan dari perlindungan Komisioner Tinggi PBB untuk pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).

Sebab, sudah sekian tahun tinggal di Pekanbaru, mereka merasa tak dipedulikan.

Salah satu pengungsi dari Afghanistan bernama Azzad mengaku sudah enam tahun berada di Pekanbaru.

"Saya di Pekanbaru sejak tahun 2013. Sudah terlalu lama kami di sini, tapi kami merasa tidak memiliki masa depan. Kami punya keluarga dan anak-anak di sini," kata Azzad saat diwawancarai wartawan, Kamis.

Dia mengatakan, para pengungsi yang menggelar demo ini berasal dari negara konflik seperti Afghanistan, Palestina, Sudan, Somalia, Iraq, dan Iran.

Saat ini, mereka ingin ke negara tujuan, yaitu negara ketiga yang ditunjuk UNHCR, seperti Kanada dan Australia.

Azzad dan pengungsi lainnya meminta kepastian tempat tinggal di negara mana pun, asalkan mendapat kebebasan.

"Kami ingin diperlakukan sebagai manusia," ucap Azzad yang fasih berbahasa inggris ini.

Namun, dia mengaku aksi demo ini dilakukan bukan berarti menentang pemerintah atau masyarakat Pekanbaru maupun Indonesia.

"Kalau di Pekanbaru kami diberlakukan dengan baik," kata Azzad.

Unjuk rasa ini, terang dia, bertujuan untuk menunjukkan kepada UNHCR dan dunia bahwa ada 14.000 orang pencari suaka di Indonesia.

"Seribu orang ada di Pekanbaru. Tapi kami terlupakan. Tolong perhatikan wajah-wajah kami ini," ujarnya.

Aksi damai yang dilakukan pengungsi ini mendapat pengawalan dari petugas kepolisian.
Dalam aksi itu, para imigran tampak membawa beberapa kardus yang bertuliskan aspirasi, yang memenuhi halaman kantor Graha Pena Riau.

"We Hazara refugees in Indonesia are weariest in this unknown circumstances. It's up to 5 years we don't know about our future and families. Stop torturing us. UNHCR please concern. (Kami para pengungsi Hazara di Indonesia adalah yang paling lemah dalam situasi yang tidak diketahui ini. Hingga 5 tahun kami tidak tahu tentang masa depan dan keluarga kami. Berhenti menyiksa kami. UNHCR mohon perhatian)," salah satu apirasi yang dipegang anak imigran .

https://regional.kompas.com/read/2019/08/08/17060721/merasa-tak-dipedulikan-ratusan-wna-demo-kantor-iom-di-pekanbaru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke