Salin Artikel

Macan Tutul Gunung Lawu yang Dititipkan BKSDA Jateng Mati

Penyebab matinya satwa dilindungi tersebut masih dalam pemeriksaan Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta.

Direktur Perusahaan Daerah (PD) TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso mengaku ikut mengautopsi matinya macan tutul Gunung Lawu.

Menurut Bimo tidak ditemukan adanya tanda-tanda gigitan, luka, dan leban pada tubuh satwa tersebut.

"Secara fisik luka luar itu tidak ada. Sekarang sudah kita awetkan," kata Bimo dikonfirmasi Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Selasa (6/8/2019).

Selain mengautopsi bagian luar satwa, ungkap Bimo, pihaknya juga membedah organ dalam macan tutul Gunung Lawu. 

Semua organ dalam macan tutul Gunung Lawu dibawa ke Balai Besar Veteriner Wates untuk diperiksa demi mengungkap penyebab kematiannya, apakah karena virus, bakteri atau lainnya.

"Kita kerja sama dengan Balai Besar Veteriner Wates untuk mengetahui matinya satwa itu. Organ jantung, hati, ginjal, kotoran (feses) macan tutul Gunung Lawu kita bawa ke sana. Kita menunggu hasilnya satu bulan," katanya.

Jika hasil pemeriksaan terkait penyebab matinya macan tutul Gunung Lawu dari Balai Besar Veteriner Wates tersebut sudah turun, Bimo mengatakan akan melaporkannya ke BKSDA Jateng.

Bimo menyampaikan pihaknya telah merawat satwa dilindungi tersebut sesuai dengan prosedur yang ada. Seperti memperhatikan kesehatan satwa, pengobatan satwa, keamanan, kebersihan kandang, dan lain sebagainya.

"Kami kerja sesuai prosedur. Ada izinnya, prosedur perawatannya, ada laporan berjenjangnya dan autopsi selalu melibatkan BKSDA. Sehingga kalau ada satwa yang mati dari BKSDA langsung ke sini untuk keperluan itu (autopsi)," terang Bimo.

https://regional.kompas.com/read/2019/08/06/16000481/macan-tutul-gunung-lawu-yang-dititipkan-bksda-jateng-mati

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke