Salin Artikel

3 Kawasan Gunung yang Terbakar Saat Masuk Musim Kemarau...

Walaupun lokasi yang terbakar bukan berada di jalur pendakian, beberapa pendaki harus dievakusi.

Berikut 3 kawasan gunung yang sempat terbakar saat masuk musim kemarau 2019.

Hutan yang terbakar masuk wilayah Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.

Titik api terdeteksi sejak pukul 9.30 WIB.

Saat terbakar, 90 pendaki di gunung setinggi 3339 mdpl itu sudah turun. Sedangkan 59 pendaki dievakuasi ke pos pendakian di Bumiaji, Kota Batu dan enam pendaki lainnya dapat turun melalui pos pendakian Purwosari, Kabupaten Pasuruan.

Sisanya, sebanyak 25 pendaki sudah turun terlebih dahulu sebelum dievakuasi.

Kasi Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Achmad Choirur Rochim mengatakan, setelah sempat padam Senin (29/7/2019),  pada malam hari titik api kembali terlihat sekitar pukul 20.00 WIB.

"Sudah berhasil dipadamkan sejak Hari Senin sekitar pukul 11.30 WIB, terpantau muncul titik api lagi mulai pukul 20.00 WIB," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (31/7/2019).

Pada Selesa (30/7/2019) keesokan harinya, tim pemadam gabungan kembali naik untuk memadamkan api.

Rochim mengatakan, lokasi kebakaran berada di tebing dengan kemiringan 60 derajat ke atas. Jarak tempuh juga memakan waktu yang cukup lama, yakni hingga delapan jam.

Sementara itu, tim yang terjun ke lokasi kebakaran fokus untuk mencegah api supaya tidak menjalar ke Curah Sriti Gunung Mujur. Sebab, di kawasan itu terdapat semak belukar yang membuat api sulit dipadamkan.

"Target operasi pemadaman mencegah rambatan api ke arah Curah Sriti Gunung Mujur. Karena vegetasinya semak belukar yang akan sulit dipadamkan. Data BPBD Kota Batu, apabila api sudah masuk wilayah tersebut, maka pemadamannya sangat sulit. Kemungkinan kecil bisa dipadamkan oleh petugas," ungkapnya.

Jalur pendakian Gunung Arjuno, Jawa Timur, ditutup sementara akibat kebakaran hutan di kawasan itu.

Terdapat empat jalur pendakian di gunung tersebut. Yakni jalur pendakian dari Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu; Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang; Purwosari; dan jalur pendakian dari Prigen, Kabupaten Pasuruan. Semua jalur pendakian itu ditutup.

Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Suban Wahyudiono mengatakan, tim BPBD memadamkan tujuh titik api di puncak Gunung Arjuno di sisi Kota Batu Jawa Timur, Sabtu (3/8/2019) siang.

Pemadaman dilakukan dengan metode water bombing atau menyiramkan air menggunakan helikopter. Penyiraman titik api dilakukan selama tiga jam sejak pukul 10.00 WIB.

"Sekali penyiraman, helikopter membawa 4.000 liter air yang diambil dari bendungan Selorejo di Kabupaten Malang," kata Suban.

Dalam rentang waktu itu, helikopter melakukan lima kali penyiraman. Jam 13.00 WIB penyiraman dihentikan karena puncak Gunung Arjuno berkabut.

BPBD Kota Batu mencatat, kebakaran hutan di Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo atau di Gunung Arjuno mencapai mencapai 300 hektare.

"Berdasarkan informasi dari rekan-rekan yang ada di Pos Pantau Tahura R Soerjo, luasan hutan yang terbakar diperkirakan mencapai kurang lebih 300 hektar," kata Achmad.

Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo, Dedi Hadiana mengatakan kebakaran di Gunung Arjuno disebabkan oleh ulah manusia.

"Yang jelas dibakar manusia, cuma motifnya apa belum tahu, yang jelas itu dibakar. Cuma motifnya aja yang belum ketahuan,"Soerjo, Dedi Hadiana saat dihubungi, Senin (29/7/2019).

Meski begitu, Dedi memperkirakan pembakar hutan itu bukan pendaki. Sebab, area hutan yang terbakar bukan di jalur pendakian. Pihaknya masih mencari tahu pembakar hutan tersebut.

Komandan Rayon Militer (Danramil) Sembalun, Letnan I Inf.Abdul Wahab, saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/6/2019) mengatakan bahwa kawasan yang terbakar adalah lahan sabana dan letaknya sangat jauh dari jalur pendakian yang baru dibuka untuk umum.

"Kawasan yang terbakar itu bukit saban dan jauh sekali dari jalur pendakian yang dilalui wisatawan menuju Gunung Rinjani. Jadi tak perlu khawatir," kata Wahab.

Kepala Balai TNGR, Sudiyono mengatakan kondisi areal yang terbakar didominasi oleh rumput dan alang-alang (Savana) dengan topografi yang sangat terjal.

Petugas TNGR bersama tim pemadam dan tim evakuasi lalu menuju kawasan dan berhasil mengevakuasi masyarakat yang berada di dalam kawasan ke tempat yang lebih aman.

"Sejumlah 18 orang dan seluruhnya berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat," terang Sudiyono.

Minggu (7/7/2019), titik api di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani kembali terdeteksi di kawasan Propok.

"Sekitar pukul 18.30 Wita dua titik api yang mengarah ke Propok dan Pusuk Sembalun dapat dikendalikan. Namun, beberapa titik api yang mengarah ke Gunung Kondo tidak dapat dikendalikan karena medan yang curam," terang Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Sudiyono.

Saat itu, luas kawasan hutan yang terbakar diperkirakan 115 hektare.

Akhir Juni 2019, padang sabana seluas 100 hektar di kawasan hutan lindung wilayah KPH Rinjani, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) kebakaran.

Kepala KPHL Rinjani Timur, Lalu Saladin Jufri, mengatakan titik api mulai terlihat di daerah atas Pusuk Sembalun, Selasa (30/7/2019). Petugas telah berhasil masakan api di kawasan Pusuk Sembalun.

Namun karena hembusan angin cukup kencang dan banyak safana (rumput kering) pada musim panas saat ini yang mudah terbakar, sehingga api menjalar cepat.

"Kurang lebih ada 100 hektar jadinya yang terbakar," kata Saladin saat dikonfirmasi.

Hingga Kamis (1/8/2019), titik api masih terlihat di antara gunung Pergasingan dengan Nanggi.

Kepala Seksi Penanggulanan Bencana Pusdalops pada BPBD Kota Batu Abdul Rochim mengatakan titik api mulai terlihat pada pukul 19.45 WIB. Api terus membesar membakar hutan lereng Gunung Panderman.

Tidak ada pendaki yang terjebak saat kebakaran. Dua pendaki terakhir gunung tersebut berhasil turun dengan selamat.

Aktivitas pendakian menuju puncak gunung setinggi 2.045 meter dari permukaan laut (mdpl) itu untuk sementara ditutup.

Gunung Panderman sendiri merupakan gunung yang memiliki ketinggian sekitar 2.045 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Lokasi gunung ini juga sejalur dengan Gunung Butak. Oman Suherman, Kepala Divisi Perum Perhutani Jawa Timur menyampaikan, bahwa sampai saat ini jalur pendakian termasuk pendakian ke Gunung Butak ditutup.

“Sementara kita tutup semua, karena kan kebakaran,” kata Oman.

Tim gabungan melakukan pemadaman dengan cara manual, yaitu dengan memukul api pakai ranting dan menyekatnya supaya tidak terus menjalar.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu Achmad Choirur Rochim mengatakan, titik api yang menjalar berada di petak 227 atau kawasan Curah Banteng dan Parang Putih.

Kemiringan tebing di lokasi itu melebihi 60 detajat, sehingga membahayakan bagi petugas.

Rochim mengatakan, lahan yang terbakar berada di petak 227 dan 213 seluas 70 hektare.

Hingga saat ini belum ada kepastian terkait penyebab terjadinya kebakaran hutan itu. Dugaan sementara, kebakaran itu disebabkan oleh faktor alam. Sebab, ada sejumlah titik api yang muncul bersamaan.

Sumber: KOMPAS.com (Achmad Faizal, Andi Hartik, Fitri Rachmawati, Karnia Septia, Nur Rohmi Aida)

https://regional.kompas.com/read/2019/08/05/05580011/3-kawasan-gunung-yang-terbakar-saat-masuk-musim-kemarau-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke