Salin Artikel

Soal Twit Anggota TGUPP DKI, Risma: Aku Sudah Biasa Dihina

Dalam cuitannya di media sosial Twitter, Marco mengatakan, pengelolaan sampah di Jakarta akan bagus bila Risma menjabat kepala Dinas Persampahan DKI.

Di akhir cuitannya, ahli tata kota itu juga menyinggung soal anak Risma, Fuad Bernardi, yang pernah diperiksa polisi sebagai saksi kasus amblesnya Jalan Raya Gubeng. Dalam kasus itu, Fuad diduga sebagai pihak yang terlibat dalam perizinan.

Saat ditemui usai acara Welcome Dinner Asia Pasific Hospice and Palliative Care Conference (APHC) di Halaman Taman Surya, Balai Kota Surabaya, Sabtu (38/2019) malam, Risma mengaku belum membaca cuitan anggota TGUPP Anies Baswedan tersebut.

Ia pun menyerahkan semuanya ke jajarannya di Pemerintah Kota Surabaya.

"Aku enggak moco kok (aku enggak baca). Nanti kita lihat, itu urusannya teman-teman ya," kata Risma, Sabtu.

Menurut Risma, ia sudah terbiasa mendapatkan hinaan dari orang-orang yang tidak suka dengan apa yang sudah dilakukan untuk Kota Surabaya.

"Iya, ngenyek (menghina) ya. Enggak apa-apa, aku biasa dinyek (dihina) kok. Dia ngenyek aku, nanti dilihat saja ya," ujar Risma.

Ia menambahkan, tidak mau ambil pusing dan memilih menanggapinya dengan santai.

"Katanya, orang sabar itu kekasihnya Allah. Harus sabar biar nanti yang balas gusti Allah ya," imbuh Risma.

"Ibu (Risma) tidak ingin menambah suasana jadi panas. Pernyataan bu Risma ingin membantu (mengelola sampah) bukan ibu datang ke Jakarta, tapi memberikan masukan, pengalaman bagaimana mengelola sampah di Surabaya, itu juga Ibu sudah membantu," kata Fikser.

Fikser menegaskan, sejak awal Risma tak pernah berniat mencampuri urusan permasalahan sampah di Jalarta.

Apa yang dilakukan Risma, menurut Fikser, hanya menjawab pertanyaan DPRD DKI saat melakukan studi banding tentang pengelolaan sampah di Surabaya, Senin (29/7/2019) lalu.

"Jadi dari awal itu Bu Risma tidak ada urusannya mencampuri urusan apa yang di Jakarta, mereka datang belajar dan Ibu hanya menjelaskan tentang program yang telah dilakukan di Surabaya," ujarnya.

Meski demikian, Fikser mengaku bahwa Pemkot Surabaya akan mempertimbangkan dengan serius untuk membawa cuitan Marco tersebut ke ranah hukum.

Ia menyampaikan, bidang hukum Pemkot Surabaya tengah mempelajari dan melakukan kajian hukum dari cuitan Marco itu.

"Terkait dengan tweet itu, selain kita menyesalkan, kita sedang mendiskusikan hal ini dengan bagain hukum untuk kita lihat dari kajian hukumnya bagaimana nanti, kita lagi pelajari," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2019/08/03/22494031/soal-twit-anggota-tgupp-dki-risma-aku-sudah-biasa-dihina

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke