Salin Artikel

Menghitamnya Pantai di Utara Karawang hingga Penanganannya

KARAWANG, KOMPAS.com - Sedikitnya lima pantai di utara Karawang, menghitam lantaran terdampak tumpahan minyak (oil spill) Pertamina.

Lima pantai itu yakni Pantai Tanjunpakis, Pantai Sedari, Pantai Pisangan, Pantai Pelangi, dan Pantai Samudra Baru.

Tumpahan minyak tersebut terdampar di pasir pantai mulai dari Tanjungpakis Kecamatan Pakisjaya hingga Sungaibuntu Kecamatan Pedes. Jika terkena panas, tumpahan minyak tersebut meleleh.

Pemerintah Kabupaten Karawang memutuskan menutup sementara tempat-tempat wisata pantai karena air laut tercemar kandungan minyak yang dikhatirkan mengancam kesehatan warga.

"Jadi, kalau ada wisatawan berenang di situ (pantai), khawatir gatal-gatal," kata Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana, usai meninjau lokasi terdampak kebocoran minyak, Rabu (24/7/2019).

Wisata pantai itu, akan dibuka kembali jika sudah dipastihkan bersih dari paparan tumpahan minyak Pertamina.

Tujuh desa terdampak

Sedikitnya tujuh desa di lima kecamatan di Karawang terdampak limbah minyak mentah, yakni Desa Pakis Kecamatan Pakisjaya, Desa Sedari Kecamatan Cibuaya, Desa Cemarajaya Kecamatan Cibuaya, Desa Tampaksari Kecamatan Tirtajaya, Desa Tambaksumur Kecamatan Tirtajaya, Desa Sungaibuntu Kecamatan Pedes, dan Desa Pusakajaya Utara Kecamatan Cipantai.

Desa-desa tersebut berada di sepanjang pesisir utara Karawang. Bahkan, di Desa Cemarajaya Kecamatan Cibuaya terdapat empat dusun yang terdampak, yakni Dusun Cemara 1 Utara, Dusun Cemara II, Dusun Mekarjati, dan Dusun Pisangan.

"Kurang lebih sepanjang tujuh kilometer garis pantai di wilayah kami yang terdampak," kata Kepala Desa Cemarajaya, Yong Lim Supardi.

Warga di desa ini terdampak cukup parah lantaran banyak rumah warga yang terletak persis di bibir pantai. Beberapa tahun belakang ini, desa ini juga tengah dalam bayang-bayang abrasi.

Mengkhawatirkan kesehatan warga

Bupati Karawang Cellica Nurrachadia mengaku khawatirb dengan kesehatan warga yang terdampak.

Sehingga, ia meminta Pertamina menyediakan air bersih dan posko kesehatan bagi warganya yang terdampak. Cellica pun mengaku siap membantu dengan menyiagakan petugas medis.

Cellica juga menyebut ikan berpotensi terpapar, sehingga nelayan dan petambak dirugikan.

"Kami meminta Pertamina memberikan kompensasi kepada warga kami yang terdampak," kata dia.

Tangkapan nelayan turun dan petani tambak merugi

Kebocoran minyak dan gas pada anjungan lepas pantai YYA-1 di area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) berdampak pada turunnya tangkapan nelayan.

Wahyu (46), nelayan asal Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, menyebut hasil tangkapannya turun hingga 50 persen.

Sebab, ia juga harus berhati-hati menebar jaring agar tak terkena tumpahan minyak.

Para petani tambak memilih tak memasukkan air laut untuk sementara waktu. Mereka khawatir air laut yang terpapar tumpahan minyak membuat ikan dan udang di tambak mereka mabuk hingga mati.

"Namun, itu bukan berarti tak ada risiko, karena jika tak ada sirkulasi air, ikan juga bisa mabuk," kata Ismail, seorang pengelola tambak.

Ismail mengaku baru saja menebar bibit ikan yang didatangkan dari Bali. Ia mengklaim sebagian bibit ikan itu mati.

Ia pun mengalami kerugian. "Kami membeli bibit senilai Rp 40.000.000. Untuk kerugian belum kami hitung," kata dia.

Penaganan dampak

Hingga saat ini, Pertamina bersama warga terus membersihkan tumpahan minyak yang terdampar di pantai.

Ceceran limbah minyak mentah itu ditempatkan di karung yang kemudian diangkut ke MB2 Pertamina di Desa Sedari, dan diangkut kembali ke PT Prasadha Pamunah Limbah (PPLi), Bogor, untuk dimusnahkan.

Vice President Relations PHE ONWJ Ifki Sukarya mengatakan, Pertamina bukan saja menanggulangi dampak dari tumpahan minyak sumur YYA-1 tersebut.

Akan tetapi, pihaknya sudah mengantisipasi kejadian tersebut sejak awal. Munculnya, gelembung gas di sumur tersebut sendiri terjadi pada 12 Juli 2019, dan tumpahan minyak tersebut sampai di pesisir Sedari pada 18 Juli 2019.

Sejak sebelum 18 Juli 2019, Pertamina sudah berupaya mengantisipasi dampak tumpahan minyak tersebut, dengan mengambil lapisan minyak di laut agar tak mencapai pantai.

"Dan (penanganan) yang lolos ke pantai, tim, dan masyarakat sedang bekerja keras membersihkan lapisan minyak yang terdampar," tambah Ifki.

Untuk mengatasi permasalahan kebocoran di anjungan lepas pantai YYA-1, kata Ifki, pihaknya sudah mendatangkan ahli di bidangnya.

Para teknisi itu tengah bekerja untuk menghentikan gelembung gas yang muncul dari perut bumi.

Berharap segera tertangani

Bupati Cellica menyebutkan, munculnya dampak kebocoran minyak Pertamina menjadi tanggung jawab semua pihak. Ia pun berharap permasalahan tersebut segera tertangani.

"Kami berharap semua segera tertangani," kata dia.

Cellica juga berharap kunjungan wisata ke pantai-pantai di Karawang kembali seperti sedia kala.

Agar roda perekonomian masyarakat yang menggantungkan hidup pada sektor tersebut tidak terganggu.

https://regional.kompas.com/read/2019/07/25/10095481/menghitamnya-pantai-di-utara-karawang-hingga-penanganannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke