Salin Artikel

Ini Fakta Baru Kebakaran Hutan Gunung Panderman, Kembali Terbakar hingga Rusak Habitat Elang Jawa

KOMPAS.com - Hutan lindung di Gunung Panderman, Kota Batu, Jawa Timur, yang terbakar sejak Minggu (21/7/2019) kembali menyala Selasa (23/7/2019) malam, Api terus merembet hingga memasuki kawasan hutan di petak 213.

Sebelumnya, di hari ketiga pemadaman, kobaran api masih tersisa satu titik di daerah Bon Tutup atau sisi timur lereng Panderman.

Akibat kejadian itu, hutan di Gunung Panderman yang memiliki ketinggian 2.045 mdpl merupakan habitat elang jawa. Sebagian habitat burung endemik di Pulau Jawa itu dipastikan rusak akibat kebakaran.

Berikut fakta terbaru kebakaran hutan di Gunung Panderman:

Sempat padam, api di hutan lindung Gunung Panderman, Kota Batu, Jawa Timur, kembali menyala, Selasa (23/7/2019) malam. Api terus merembet hingga memasuki kawasan hutan di petak 213.

Sebelumnya, kebakaran hutan hanya melanda kawasan di petak 227. Luas kawasan yang terbakar menjadi 70 hektare atau bertambah 10 hektare dari hari sebelumnya yang masih 60 hektare.

"Kondisi sampai dengan pukul 15.00 WIB, sisi utara api kembali terbakar, selatan api merambat ke bawah atau ke Tebing Wajikan. Luasan terbakar 70 hektare dan sudah merambat hingga petak 213," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Achmad Choirur Rochim melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (23/7/2019).

2. Tersisa satu titik

Tim gabungan berhasil memadamkan sejumlah titik api yang membakar hutan di Gunung Panderman, Kota Batu, Jawa Timur, Selasa (23/7/2019).

Di hari ketiga pemadaman, kobaran api masih tersisa satu titik di daerah Bon Tutup atau sisi timur lereng Panderman.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Achmad Choirur Rochim mengatakan, titik api yang menyala berada di lokasi yang curam.

Petugas tidak bisa menjangkau lokasi itu karena kemiringan tebing yang hampir mencapai 90 derajat. Di tebing itu tumbuh semak belukar yang membuat nyala api terus merambat.

"Tersisa satu titik api di sisi timur. Lokasinya curam tidak bisa diakses. Di tebing ada tanaman belukar yang menempel di dinding," kata Achmad di pos pantau Megastar.

Rencananya, tim gabungan akan membuat sekat di bawah tebing itu. Diharapkan, api akan terhenti di tebing dan tidak menjalar ke kawasan di bawahnya.

"Yang bisa kami lakukan penyekatan di bawah tebing. Kemungkinan membuat sekat di situ," ujar Achmad.

Hingga saat ini terdapat 250 personel gabungan yang dikerahkan. Tim itu dibagi dalam tiga kelompok. 

4. Rusak habitat elang jawa dan hutan produksi

Kepala Adm Perhutani KPH Malang Hengki Herwanto mengatakan, hutan di Gunung Panderman yang memiliki ketinggian 2.045 mdpl merupakan habitat elang jawa. Sebagian habitat burung endemik di Pulau Jawa itu dipastikan rusak akibat kebakaran.

Meski tidak ada data terkait populasi elang jawa di hutan tersebut, Hengki yang baru menjabat mengatakan bahwa elang jawa kerap ditemui berterbangan di kawasan itu.

Selain elang jawa, satwa lain yang menghuni kawasan hutan itu adalah monyet, ayam hutan, babi hutan dan ular. Monyet terdengar turun saat pertama kali terjadi kebakaran.

Kebakaran juga mengancam hutan produksi yang ada di bawahnya. Tebing yang curam membuat api sulit dikendalikan dan berpotensi menjalar ke hutan produksi yang terdiri dari tanaman pinus.

Sumbe: KOMPAS.com (Andi Hartik) 

https://regional.kompas.com/read/2019/07/24/13192491/ini-fakta-baru-kebakaran-hutan-gunung-panderman-kembali-terbakar-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke