Salin Artikel

7 Perjuangan Penghuni Panti Asuhan Jadi Direktur Utama, Yatim Usia 2 Tahun dan Ibu Bekerja sebagai Penarik Karcis

Saat masih kecil, bapak tiga anak ini pernah tinggal di panti asuhan karena ekonomi keluarganya sangat memprihatinkan setelah ayahnya meninggal dunia.

Berikut 7 perjuangan Akhmad Mudholin hingga menjadi Direktur Utama BPR BKK Kendal:

1. Menjadi yatim di usia 2 tahun

Saat usai 2 tahun, laki-laki yang akrab dipanggil Mundholin ini harus menjadi anak yatim karena ayahnya meninggal dunia.

Saat itu, kehidupan ekonomi keluarganya benar-benar memprihatinkan. Bahkan, untuk makan saja, menurut Mundholin, keluarganya kadang masih bergantung dari bantuan tetangga yang dermawan.

Karena gajinya tidak cukup, ibunya mencari pendapatan tambahan dengan bekerja sebagai tukang sapu di Pasar Pidodo Kulon.


3. Masuk panti agar bisa sekolah

Mundholin remaja  menyadari jika ibunya tidak bisa membiayai sekolahnya ke SMP.

Saat tetangganya menawarkan untuk tinggal di panti asuhan agar bisa melanjutkan ke SMP dan SMA, tawaran tersebut langsung diterima.

"Tetangga saya itu pengurus panti asuhan," jelasnya.

Sejak itu ia harus hidup di panti asuhan dan pisah dengan keluarga. Segalanya dilakukan supaya Mundholin bisa sekolah.

Mundholin mengatakan, di panti asuhan dirinya dididik mandiri mulai mencuci baju, merapikan kamar, bersih-bersih, menyapu, mengepel hingga memasak sendiri.

Ia harus berjalan kaki ketika berangkat dan pulang sekolah.

"Kadang bonceng teman yang memakai sepeda ontel. Kalau tidak ada boncengan ya terpaksa jalan kaki," kata Mundholin.

Ia tetap semangat bersekolah walaupun sering dipandang sebelah mata oleh teman-temannya karena status sosialnya sebagai anak panti asuhan.


5. Pindah panti asuhan

Lulus SMP, Mundholin melanjutkan ke SMA. Karena jarak sekolahnya dengan panti sangat jauh, dia dititipkan untuk tinggal di panti asuhan di Weleri.

Di panti asuhan baru aturannya lebih ketat. Namun hal tersebut membuat Mundholin lebih disipin yang manfaatnya dirasakan hingga sekarang.


6. Menjadi petugas desa

Setelah lulus SMA, Mundholin muda bekerja menjadi di BPR di wilayah Kecamatan Gemuh sebagai petugas desa yang bekerja dari kantor balai desa satu ke balai desa lainnya.

Karena tekun dan jujuur, kariernya meningkat. Uang pendapatannya disishkan untuk ibu dan membiayai kuliah di Untag 1945 Semarang.

Setelah lulus kuliah dan meraih gelar sarjana, ia dipercaya menjadi Wakil Direktur BPR BKK Kendal.

“Alhamdulillah, sekarang saya sudah dua periode ini menjabat sebagai Direktur BPR BKK Kendal dan saya juga sudah lulus S2 atau Magister Menejemen," kata Mundholin.

Di samping itu, dirinya juga ingin panti asuhan membuat usaha mandiri seperti usaha fotokopi dan penjualan alat tulis kantor (ATK). Tujuannya agar panti asuhan bisa mandiri dan tidak terlalu bergantung pada bantuan.

Sumber KOMPAS.com (Slamet Priyatin)

https://regional.kompas.com/read/2019/07/22/16533751/7-perjuangan-penghuni-panti-asuhan-jadi-direktur-utama-yatim-usia-2-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke