Salin Artikel

Barabas, Karya Terakhir Arswendo Atmowiloto

Arswendo telah melahirkan banyak karya. Sayangnya, pria yang dikenal jenaka itu tak bisa menyaksikan karya terakhirnya terbit.

Rupanya, di saat terakhirnya, pria kelahiran Surakarta, 26 November 1948 itu merampungkan novel terakhirnya yang berjudul "Barabas".

"Sejauh yang saya tahu itu menjadi novel terakhir yang terbit," kata putri ketiga Arswendo, Caecilia Tiara, usai prosesi pemakaman, Sabtu.

Barabas bercerita tentang seorang narapidana bernama Barabas, yang kemudian dibebaskan dari hukuman mati saat kehadiran Yesus Kristus.

"Itu cerita dalam kitab suci (Alkitab)," katanya.

"Beliau tak berhenti menulis," kata Tiara.

Kejenakaan Arswendo juga tercermin dari sejumlah karyanya. Misalnya tiga novel yang bercerita tentang masa hidupnya di Lapas Cipinang, yakni Menghitung hari (1993), Khotbah di Penjara (1994), Surkumur, Medukur, dan Plekunyun (1995).

Ketiga novel itu banyak memuat kisah-kisah lucu, bukan kemuraman penjara.

Arswendo juga banyak menulis cerpen, novel, naskah drama dan skenario film. Selain Keluarga Cemara, karya lainnya di antaranya yaitu Dua Ibu, Senopati Pamungkas, Imung, dan Canting.

https://regional.kompas.com/read/2019/07/20/17465031/barabas-karya-terakhir-arswendo-atmowiloto

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke