Salin Artikel

Cerita di Balik Video Viral Kawanan Lumba-lumba di Perairan Bali Utara, Muncul Pagi Hari di Jalur Transit

KOMPAS.com -  Ratusan lumba-lumba tertangkap kamera seorang pemandu wisata di Pantai Lovina, Kabupaten Buleleng, pada Kamis (18/7/2019).

Kawanan mamalia ini nampak menari turun naik di perairan dalam jumlah yang sangat besar.

Pemandu wisata asal Lovina, Gede Putra, mengatakan, perairan tersebut memang sering didatangi lumba-lumba.

Namun, kemunculan kali ini terbilang sangat banyak, bahkan diperkirakan mencapai ratusan lumba-lumba.

Berikut 4 fakta tentang kawanan lumba-lumba di perairan Bali Utara:

"Munculnya sekitar pukul 06.00 sampai 10.00 tadi pagi," kata Putra.

Ia mengatakan lumba-lumba biasanya muncul tergantung dari pasokan makanan alami di tempat tersebut.

Putra menduga, saat ini makanan lumba-lumba yang biasa disebut ikan kembung sedang melimpah di perairan tersebut.

Jika ikan kembung melimpah, lumba-lumba yang datang semakin banyak.

"Biasanya tergantung makanan. Kalau ikan kembung banyak, lumba-lumba yang muncul juga banyak," kata Putra.

Lumba-lumba ini bergerak dari perairan timur seperti perairan Nusa Tenggara, Sulawesi, dan utara Bali, menuju ke perairan barat seperti Laut Jawa dan Samudera Hindia.

Selain itu, perairan di Pantai Lovina menjadi pertemuan arus dingin dan hangat yang disukai lumba-lumba.

"Jadi, ini memang selama ini jalur transit yang memang intens. Karena ini merupakan salah satu pertemuan arus antara arus hangat dan dingin dan ini yang disukai lumba-lumba," kata Budi, saat dihubungi, Kamis (18/7/2019).

"Jadi perilaku lumba-lumba ini selalu bergerak sepanjang tahun dan dia tak akan diam di satu tempat," kata dia.

Ia juga mengatakan satwa liat seperti lumba-lumba sangat tergantung dengan ketersedian habitat tanpa gangguan.

Selama ini Pantai Lovina juga dikenal dengan atraksi wisata melihat kawanan lumba-lumba.

Menurutnya pengaturan ruang tersebut tertuang dalam RZWP3K yang kini masih dalam pembahasan.

Ia mengimbau, pelaku pariwisata peduli dalam menjaganya karena lumba-lumba merupakan aset dan daya tarik.

"Di satu sisi untuk bagaimana meningkatkan kunjungan, tapi ada aset konservasi untuk dijaga daya dukungnya. Perlu dibuat semacam itu pengaturannya," kata dia.

Sumber KOMPAS.com (Robinson Gamar, Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2019/07/19/08090131/cerita-di-balik-video-viral-kawanan-lumba-lumba-di-perairan-bali-utara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke