Salin Artikel

Jumlah Murid Baru di 7 SDN di Jombang Kurang dari 10 Siswa

Berdasarkan data jumlah siswa baru di SDN yang dikumpulkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Jombang, ketujuh SD Negeri tersebut salah satunya adalah SDN Sumberaji II dengan jumlah murid dua siswa.

Lalu, ada SDN Jipurapah 2 dengan jumlah murid baru 3 anak, SDN Cupak dengan 6 anak sebagai murid baru, serta SDN Munungkerep 2 yang kedatangan 9 murid baru.

Berikutnya, di SDN Wonokerto 3, jumlah murid barunya sebanyak 4 anak, serta SDN Pojok Klitih 3 kedatangan 2 murid baru.

Sedangkan, dari ketujuh SD Negeri, salah satunya bahkan tidak mendapatkan murid sama sekali, yakni SDN Pojok Klitih 2.

Kepala Seksi Peserta Didik di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jombang, Moh Suyuti mengungkapkan, sedikitnya jumlah murid baru merupakan masalah tahunan yang dialami ketujuh sekolah tersebut.

Ketujuh SD Negeri tersebut, kata Suyuti, merupakan bagian dari delapan sekolah yang masuk perhatian khusus. 

Pada tahun ini, SDN Sambirejo 3 yang berada di wilayah Kecamatan Wonosalam tersebut, menerima kedatangan 10 murid baru. Sementara pada tahun sebelumnya, jumlah murid barunya sebanyak 8 anak.

"Kedelapan sekolah ini termasuk dalam perhatian khusus. Selain jumlah murid baru, jumlah muridnya sampai kelas enam memang sedikit," katanya saat ditemui di Kantor Dikbud Jombang, Rabu (17/7/2019).

Bahkan, lanjut Suyuti, dari delapan SD Negeri tersebut, tidak semua sekolah bisa mendapatkan murid baru setiap tahun ajaran baru. Salah satu contohnya, SDN Sumberaji 2 di Dusun Ngapus, Desa Sumberaji, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang.

SDN Sumberaji 2, pada tahun ini kedatangan dua murid baru. Namun, kondisi berbeda terjadi dua tahun sebelumnya, dimana tidak ada murid baru yang datang.

Faktor geografis

Menurut Suyuti, faktor utama minimnya jumlah murid di beberapa SD Negeri tersebut adalah faktor geografis. Selain itu, ada faktor jarak dan kondisi akses jalan antar perkampungan penduduk.

"Faktor geografisnya memang seperti itu. Ada yang dikelilingi hutan, ada yang jaraknya jauh dengan kampung lainnya," katanya.

Berdasarkan letak sekolah, kedelapan SD Negeri tersebut berada di permukiman penduduk yang cukup terpencil di wilayah Kabupaten Jombang.

Selain itu, ada beberapa diantaranya yang berada di wilayah perbatasan Kabupaten Jombang dengan Kabupaten Lamongan.

Adapun lokasi delapan sekolah, masing-masing 2 SD Negeri di Kecamatan Kabuh, 3 SD Negeri di Kecamatan Plandaan, serta 2 SD Negeri di Kecamatan Wonosalam, serta 1 SD Negeri di Kecamatan Ngusikan.

Dipertahankan

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Jumadi mengatakan, meski jumlah murid jauh dari pagu minimal rombongan belajar (Rombel), keberadaan delapan sekolah tersebut tetap akan dipertahankan.

Menurut dia, kedelapan SD Negeri tersebut merupakan sekolah dengan perilaku khusus. Secara geografis, kedelapan sekolah tingkat dasar itu tidak bisa digabungkan dengan sekolah lainnya.

"Kondisinya kan tidak mungkin digabungkan dengan sekolah lain, karena jaraknya yang berjauhan," ujar Jumadi saat ditemui di Kantor Dikbud Jombang.

Dikatakan, mempertahankan keberadaan sekolah dengan jumlah murid sedikit di daerah khusus merupakan perintah Undang-undang. Karena itu sepanjang ada siswanya, SD Negeri minim siswa tersebut tetap akan dipertahankan.

"Sepanjang masih ada muridnya, fasilitas pendidikan kita berikan, guru dan tenaga kependidikan kita tugaskan. Kecuali kalau tidak ada muridnya sama sekali, kita tutup sekolahnya." katanya.

https://regional.kompas.com/read/2019/07/17/19441761/jumlah-murid-baru-di-7-sdn-di-jombang-kurang-dari-10-siswa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke