Salin Artikel

Pasca-gempa Magnitudo 7,2 di Maluku Utara, 6 Orang Meninggal hingga Jumlah Pengungsi 3.104 Jiwa

KOMPAS.com - Hingga hari Rabu (17/7/2019), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat enam warga meningal dunia dalam bencana gempa 7,2 magnitudo di Kabupaten Halmahera, Maluku Utara.

Selain itu, jumlah pengungsi per hari Selasa (16/7/2019) mencapai 3.104 orang. Para pengungsi tersebut tersebar di 15 titik di beberapa kecamatan di Kabupaten Halmahera Selatan.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan juga telah menyalurkan bantuan untuk kebutuhan dasar bagi pengungsi, mulai dari makanan siap saji, air minum, perlengkapan anak-anak, terpal, tikar dan selimut, sejak hari Senin (15/7/2019) lalu.

Baca fakta lengkapnya berikut ini:

Pelaksana harian Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, menjelaskan, jumlah korban meninggal akibat gempa di Halmahera Selatan adalah 6 orang.

“Korban meninggal dunia akibat gempa di Halmahera Selatan mencapai 6 orang,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu.

Warga yang meningal dunia yakni Aisyah (54), warga Desa Ranga-Ranga, Gane Barat Selatan. Kemudian, Aspar Mukmat (20), warga Desa Gane Dalam, Gane Timur Selatan.

Kemudian, Sagaf Girato (50), warga Desa Yomen, Joronga. Aina Amin (50), warga Desa Gane Luar, Kecamatan Gane Timur Selatan dan Wiji Siang (60) warga Desa Gane Luar, Kecamatan Gane Timur Selatan.

Kelima warga dilaporkan meningal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa mengguncang wilayah terebut pada, Minggu (14/7/2019).

Sementara, satu warga lainnya yang dinyatakan meninggal dunia di lokasi pengungsian teridentifikasi bernama Saima (90), warga Nyonyifi, Kecamatan Bacan Timur.

Sekretaris BPBD Maluku Utara, Ali Yau mengatakan, jumlah pengungsi akibat gempa mencapai 3.104 orang.

Lokasi pengungsian tersebar di 15 titik di beberapa kecamatan termasuk pusat kota Kabupaten Halmahera Selatan.

“Untuk di Labuha (pusat kota Kabupaten Halmahera Selatan) untuk penanganan pengungsi di 9 lokasi pengungsian dengan jumlah 1.104 jiwa,” kata Ali Yau, melalui pesan WhatsApp kepada Kompas.com, Selasa (16/7/2019).

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan sendiri, lanjut dia, telah menyalurkan bantuan untuk kebutuhan dasar bagi pengungsi, mulai dari makanan siap saji, air minum, perlengkapan anak-anak, terpal, tikar dan selimut.

“Kemarin di Kecamatan Bacan Timur dan Kecamatan Bacan Timur Selatan, dan hari ini tim menyisir Kecamatan Gane Barat, Gane Timur dan Gane dalam,” kata Ali Yau.

Menurut Ali Yau, yang paling dibutuhkan para pengungsi saat ini adalah tikar dan selimut.

"Dari sekian bantuan, yang paling dibutuhkan adalah tikar dan selimut karena di pemda mengalami kekurangan. Bukan berarti yang lain tidak dibutuhkan, tapi tikar dan selimut mengalami kekurangan,” ujar dia.

Dalam pendistribusian logistik, Pemda Halmahera Selatan telah menurunkan tim yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, Tagana, RAPI, PMI, ACT (Aksi Cepat Tanggap) dan wartawan.

Berdasar data dari BPBD Maluku Utara, hingga Selasa (16/07/2019), jumlah rumah warga yang rusak berat mencapai 971 unit.

Ali Yau menjelaskan, bangunan yang mengalami kerusakan itu tersebar pada empat kecamatan, yakni Kecamatan Gane Timur Selatan, Bacan Timur Selatan, Bacan Timur Tengah, Gane Timur dan Gane Barat Selatan.

“Sementara untuk fasilitas umum, diantaranya gedung sekolah 6 unit, gereja 1 unit, masjid 2 unit, polindes 1 unit, perumahan TPQ 1 unit, rumah guru 1 unit, serta paud 1 unit,” kata Ali Yau.

Sumber: KOMPAS.com (Fatimah Yamin)

https://regional.kompas.com/read/2019/07/17/16350061/pasca-gempa-magnitudo-7-2-di-maluku-utara-6-orang-meninggal-hingga-jumlah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke