Salin Artikel

4 Fakta Baru Pembina SMA Taruna Aniaya Siswa Saat Orientasi, Pelaku Baru Tamat S1 Psikologi hingga Kompetensi yang Dipertanyakan

Saat ini Obby telah mendekam di sel tahanan Polresta Palembang untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Pelaku diketahui adalah pembina di sekolah itu dan baru saja bekerja selama satu pekan sebelum kejadian tersebut berlangsung. 

Hasil penyelidikan polisi juga terungkap, bahwa Obby ternyata lulusan baru dari salah satu Universitas swasta di Palembang jurusan Psikologi dan menyandang gelar Sarjana Psikologi.

Berikut empat fakta baru dari perkembangan kasus penganiayaan siswa ini. 

1. Pelaku baru tamat kuliah di 2019 

Usai lulus kuliah awal tahun 2019, Obby  mencoba peruntungan dengan mencoba melamar menjadi pembina di Sekolah SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia.

“Saya lihat ada lowongan untuk  jurusan Psikologi di sekolah itu, jadi saya masukan lamaran beberapa bulan sebelumnya, ternyata dipanggil,” kata Obby di Polresta Palembang, Selasa (16/7/2019).

Setelah dipanggil, Obby diminta untuk bekerja sebagai pembina siswa ajaran baru.

Belum sampai satu bulan bekerja, Ia pun tak menyangka jika kariernya akan langsung jatuh, setelah salah seorang siswanya yakni DBJ tewas saat mengikuti proses orientasi.

Obby pun tak menyangkal jika telah melakukan tindakan kekerasan kepada korban pada malam saat orientasi di belakang sekolah.

Namun, saat itu ia mengaku hanya sebatas memukul korban di bagian pipi.

2. Dinas Pendidikan Sumsel Selidiki Kompetensi Obby

Dinas Pendidikan Sumatera Selatan (Sumsel) akan menyelidiki kompetensi Obby Frisman Artaku (24) yang merupakan tersangka kasus penganiayaan yang menyebabkan DBJ, salah satu siswa di Sekolah SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia, tewas.

Obby sebelumnya diketahui menjabat sebagai pembina siswa saat masa orientasi berlangsung. Namun, setelah diselidiki pihak sekolah mengatakan jika pelaku baru bekerja selama satu pekan.

Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Selatan Widodo mengatakan, tindakan yang dilakukan Obby sebagai pembina kepada siswa sangat melebihi prosedur terlebih lagi, tersangka merupakan pembina baru di sekolah tersebut.

“Kalau benar OF baru seminggu masuk kerja di SMA Taruna, maka ini sepertinya mengarah tindakan melebihi prosedur. Kita harus dalami lagi, kebenaran OF kapan mulai kerja di SMA tersebut," kata Widodo, Selasa (16/7/2019).

"Kemajuan penyelidikan ini juga menjadi bahan Disdik untuk mendalami hal-hal yang terkait dengan keberadaan dan status OF di sekolah. Apakah pernah mendapat pembinaan atau arahan tugas pokok dan fungsinya oleh pimpinan sekolah, batas-batas kewenangan selaku pembina." 

3. Polisi Selidiki Adanya Korban dan Pelaku Baru

Kapolresta Palembang Kombes Pol Didi Hayamansyah mengatakan, sejauh ini Obby adalah pelaku tunggal dari peristiwa orientasi tersebut.

Namun ia menyebut tak menutup kemungkinan jika nantinya ada pelaku baru maupun korban baru.

"Sejauh ini hanya satu, tidak ada pelaku lain. Tapi bisa jadi pelakunya bertambah jika dibarengi dengan alat bukti yang cukup,"kata Didi. 

Didi mengimbau, jika ada korban selain DBJ yang mengalami hal serupa agar segera membuat laporan ke Polisi sehingga akan langsung dilakukan tindak lanjut.

"Kasus ini akan kita kembangkan terus, untuk mencari apakah ada korban lain,"ujar Kapolresta Palembang. 

4. Satu Lagi Korban Penganiayaan

WJ yang juga korban kekerasan ketika mengikuti kegiatan orientasi di sekolah SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia saat ini dalam kondisi kritis.

Korban sebelumnya menjalani proses operasi di Rumah Sakit (RS) Karya Asih lantaran usus WJ terlilit karena diduga mengalami kekerasan saat mengikuti orientasi. 

Setelah menjalani proses operasi, kondisi WJ ternyata kian menurun, hingga iapun di pindah ke rumah sakit RK Charitas untuk kembali dirawat. 

"Semalam sekitar pukul 00.00WIB sudah dipindahkan, sekarang kondisinya masih kritis,"kata Firli kuasa hukum korban saat dihubungi, Selasa (16/7/2019). 

Firli menjelaskan, pada awal mendaftar, WJ dalam kondisi sehat, hal itu terlihat dari surat keterangan kesehatan dari dokter yang diberikan kepada pihak sekolah.  

Namun, saat mengikuti kegiatan orientasi, pihak keluarga mendadak mendapatkan kabar dari sekolah jika WJ telah di rawat di rumah sakit karena kelelahan. 

Keluarga mulai curiga jika WJ diduga menjadi korban kekerasan, saat mendengar teriakan korban yang seperti orang ketakutan.

Ditambah lagi pihak dokter menyebutkan, jika korban mengalami luka dalam hingga harus mengalami operasi usus. 

"Kemarin kami sudah melaporke Polresta Palembang, kita belum tahu penyebab pastinya seperti apa. Karena korban masih belum sadar,"ujarnya. 

https://regional.kompas.com/read/2019/07/17/05354321/4-fakta-baru-pembina-sma-taruna-aniaya-siswa-saat-orientasi-pelaku-baru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke