Salin Artikel

Fakta di Balik Perusakan Altar Gereja Katolik di Bali, Pelaku Sempat Banting Istri hingga Umat Diminta Tenang

KOMPAS.com - Seorang pria berinisial A tiba-tiba mengamuk di altar Gereja Katolik Santo Yoseph di Denpasar, pada hari Selasa (8/7/2019).

Pihak Keuskupan Denpasar segera mengimbau umat Katolik di Denpasar untuk tidak terprovokasi dengan aksi tersebut.

Dalam pernyataan resmi dari Komisi Sosial (Komsos) Keuskupan Denpasar, pelaku diketahui salah satu satu umat dan sering datang ke gereja tersebut untuk berdoa. 

Menurut Pastor Kepala Paroki Gereja Santo Yoseph Romo Yan Madia, saat ini pihak gereja tengah melakukan penyelidikan secara internal.

Pihak gereja pun mengucapkan terima kasih atas tindakan cepat polisi untuk mengamankan pelaku. 

Berikut ini fakta lengkapnya:

Dalam rilis resminya, Komsos menyampaikan kronologi aksi perusakan yang dilakukan oleh A di altar Gereja Santo Yoseph.

Berdasar keterangan dari Kristo, koster gereja, sekitar jam 09.00 Wita ada sepasang suami istri datang ke gereja untuk berdoa.

Ketika sedang berdoa, tiba-tiba pelaku (suami) mengamuk dan istrinya mencoba menenangkan suaminya. Namun, sang istri justru dibanting oleh pelaku. 

Mendengar suara keributan, Kristo segera mendatangi asal suara tersebut. Dirinya juga mencoba untuk menahan pelaku, namun A justru mengancamnya dengan memegang sebuah tongkat.

Dia terus mengamuk dengan merusak beberapa hiasan bunga dalam gereja, juga merusak dua buah patung malaikat serta lilin-lilin. Setelah itu, Kristo keluar gereja dan meminta bantuan tetangga (penjual) di kiri kanan gereja.

Pada saat bersamaan, 3 orang polisi patroli di sekitar gereja segera diberitahu oleh warga terkait aksi A.

Polisi lalu masuk ke dalam gereja dan berhasil mengamankan pelaku. Saat itu, pelaku sempat menantang polisi yang hendak menangkapnya.

 

Menurut Kapolsek Denpasar Timur Kompol Nyoman Karang Adiputra, pelaku merupakan salah satu umat gereja tersebut dan sering datang untuk berdoa.

"(Pelaku) Umat di sini, sering datang berdoa ke sini," kata Kapolsek, Selasa (9/7/2019).

Bahkan, pria tersebut sering datang bersama keluarga. Dalam kronologi yang disusun polisi, pada Selasa pagi, A kembali datang ke Gereja Santo Yoseph bersama keluarga untuk berdoa bersama umat lain.

Namun, di saat umat sedang khusyuk berdoa, A tiba-tiba menangis dan mengamuk.
A lalu mengambil tongkat penyangga salib lalu mengamuk. Tindakannya menyebabkan kerusakan sejumlah barang kudus.

"Melihat kejadian itu, sang istri coba menenangkan, tapi malah dibanting oleh A," ucap Kapolsek Adiputra.

Pihak kepolisian masih mendalami motif di balik perusakan tersebut.

 

Romo Yan Madia, mengimbau umat Katolik untuk tetap tenang pasca-perusakan gereja, Selasa (9/7/2019).

Yan mengatakan, kasus itu sedang diselesaikan secara internal oleh pengurus gereja.

"Siapa saja terutama umat Katolik supaya tetap tenang karena hal ini sedang diurus oleh pastor paroki dan pengurus Gereja St Yoseph. Kondisi saat ini pun kondusif," ujar Yan, Selasa.

Seperti diberitakan sebelumnya, A tiba-tiba mengamuk dan merusak altar gereja. A juga sempat membanting istrinya yang saat itu datang bersama pelaku untuk berdoa.

Romo Yan juga menyampaikan terima kasih kepada petugas kepolisian yang cepat menangani kasus tersebut.

Begitu juga dengan juga dengan umat yang secara spontan datang ke gereja sebagai bentuk kepedulian.

"Terima kasih kepada polisi yang cepat menangani kasus ini," ujarnya.

Romo Yan juga menduga pelaku mengalami stres. Namun, menurutnya, hal tersebut masih harus diselidiki lebih lanjut.

"Tetapi hal ini masih perlu penyelidikan lebih lanjut," kata Romo Yan.

Sumber: KOMPAS.com (Robinson Gamar)

https://regional.kompas.com/read/2019/07/10/06330081/fakta-di-balik-perusakan-altar-gereja-katolik-di-bali-pelaku-sempat-banting

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke