Salin Artikel

Praktisi Wisata Aceh Sesalkan Pembubaran Paksa Konser Band Base Jam

Menurut mantan Wakil Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia tahun 2014 itu, insiden itu menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, serta bagi kalender event wisata di Aceh. 

"Semua harus bisa melihat kembali apa saja yang menjadi tujuan event-event wisata yang dilakukan di Aceh dan apa targetnya, sehingga event yang dilaksanakan bisa memberikan hasil yang terbaik,” ujar Mujib kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (9/7/2019).

Semua pihak juga diharap bisa lebih konsentrasi juga kepada kearifan lokal yang ada di Aceh, sebagai penunjang utama pelaksanaan program wisata.

“Karena menurut saya memang tujuan para wisatawan datang ke suatu tempat, keinginan terbesar mereka adalah melihat budaya lokal yang sangat spesifik, baru kemudian diikuti dengan kondisi panorama alam,” jelas Mujib yang juga menjabat sebagai Direktur Musafir Tour and Travel ini.

Intinya, sebut Mujib, mari kita evaluasi lagi dan ciptakan wisata yang memang sesuai dengan targetnya.

Kearifan lokal

Sementara itu pengamat wisata Fakhrurrazai Amir menambahkan, event ACF adalah event menarik untuk mengenalkan dan mempromosikan kuliner Aceh di ranah wisata nasional dan internasional.

“Konon lagi Aceh sudah dikenal dengan tujuan wisata yang halal, dan memang seharusnya pelaksanaan event wisata harus mengedepankan kearifan lokal yang ada,” ujarnya.

Seperti diketahui, Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, menggelar  Aceh Cullinary Festival (ACF) yang berlangsung pada 5-7 juli 2019.

Kegiatan ini digelar untuk mengangkat dan mengingatkan kembali kuliner-kuliner dengan cita rasa otentik Aceh warisan Endatu terdahulu,

Namun sayang,  acara yang menarik minat banyak pengunjung ini harus berakhir ricuh, karena ada sekelompok massa membuarkan paksa penampilan grup band Base Jam yang tampil pada saat penutupan acara ACF, Minggu (7/7/2019) malam lalu.

Base Jam sempat nyanyikan dua lagu

Band yang populer di tahun 1990-an itu mengawali konsernya dengan membawakan lagu daerah Aceh berjudul 'Bungong Jeumpa'.

Lalu sekelompok massa mulai mendesak Base Jam untuk menghentikan penampilannya saat grup musik itu menyanyikan lagu andalan mereka.

Sekelompok massa itu memaksa naik ke panggung, namun dapat dicegah petugas keamanan. Kemudian sejumlah pejabat yang hadir memilih untuk pulang.

Base Jam sempat menyanyikan dua lagu sebelumnya akhirnya terpaksa dihentikan atas desakan sekelompok massa itu, sekitar pukul 23.30 WIB.

Para personel Base Jam langsung mengemas peralatan musik mereka, lalu turun dari panggung dan menuju mobil untuk meninggalkan lokasi acara.

Melalui akun instagramnya, kelompok band ini menuliskan ucapan maaf dan terima kasih kepada masyarakat Aceh yang sudah memberikan kesempatan tampil pada arena Aceh Cullinary Festival 2019.

https://regional.kompas.com/read/2019/07/09/14542221/praktisi-wisata-aceh-sesalkan-pembubaran-paksa-konser-band-base-jam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke