Salin Artikel

Lebih Tua dari Sangiran, Fosil Manusia Purba Berusia 1,8 Juta Tahun Ditemukan di Bumiayu

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Fosil tulang manusia purba Homo erectus yang ditemukan di Kali Bodas, Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah diperkirakan berusia 1,8 juta tahun.

Fosil manusia purba yang ditemukan di Bumiayu ini lebih tua dari Homo erectus di Sangiran yang berusia 1,5 juta tahun.

Arkeolog dari Balai Arkeologi Yogyakarta Prof Harry Widianto menceritakan, awalnya warga setempat bernama Karsono menemukan fosil tulang manusia purba di Kali Bodas, sekitar 3 kilometer dari Kota Bumiayu.

Karsono adalah salah satu pelestari fosil yang ada di bawah bimbingan H Rafly Rizal, pemilik museum Bumiayu-Tonjong (Museum Buton)

"Haji Rizal ini mempunyai sebuah rumah yang selama ini dipakai untuk menyimpan temuan dari sekitar Bumiayu," ujar Harry Widianto saat ditemui Kompas.com, Senin (8/7/2019)

Temuan fosil di Kali Bodas tersebut lantas dilaporkan ke Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran. Tim dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran survei ke lokasi dan menyampaikan temuan tersebut ke Arkeolog Balai Arkeologi Yogyakarta Prof Herry Widianto.

Fosil yang temukan oleh Karsono di dasar Kali Bodas berupa tiga bonggol tulang paha (caput femoralis), pecahan rahang dengan akar gigi, dan pecahan tulang paha bagian tengah.

"Barangnya ada di Sangiran dan kemudian mereka memberikan ke saya. Oh, saya, kan kaget, bonggol ini bagi saya sangat manusia," urainya.

Prof Harry Widianto lantas melakukan pengukuran terhadap bonggol tulang paha yang ditemukan Karsono. Selain itu, Herry Widianto juga membandingkan dengan Homo erectus, Neanderthal dan lain sebagainya.

"Bonggol-bonggol ini itu mengelompok jadi satu, dan menjauhi dengan tulang paha manusia modern, jauh sekali ini. Dia mengelompok antara Neanderthal dan Homo erectus," tegasnya.

Arekeolog senior ini menuturkan bonggol tulang paha yang ditemukan tingkat fosilisasinya sudah sangat lanjut. Struktur organiknya sudah tergantikan dengan semua mineral.

"Berat, hitam ini manusia dan ini tua, dia manusia siapa? Analisis lagi sampai kepada dia adalah Homo erectus yang sudah tua," ucapnya.

Balai Arkeologi Yogyakarta lantas membentuk tim untuk ke lapangan di Kalibodas, Bumiayu. Tim ini melakukan penelitian di lapangan mulai 17 Juni 2019 hingga 4 Juli 2019.

"Misi tim ini untuk mengetahui migrasi tertua di sini, misi khususnya itu untuk meletakan temuan-temuan manusia Homo erectus tadi itu di dalam konteks lapisan tanah (stratigrafi)," ungkapnya.

Usai tim terjun kelapangan dan mengkorelasikan dengan stratigrafi, akhirnya tim mendapatkan konfirmasi. Ketiga bonggol tulang paha (caput femoralis) manusia purba Homo erectus yang ditemukan berasal dari endapan bagian bawah formasi Kali Glagah.

Di situ antara lain mengandung napal karbonatal yang melekat di fosil tersebut dan bahkan telah konkresi (keras).

Tim juga menggali beberapa lokasi untuk membuat kolom litologi. Dari situ, tim mendapat petunjuk fosil yang ditemukan berasal dari lapisan napal karbonatal.

"Dari situ kita tahu asalnya satu-satunya dari napal karbonatal yang ada di Kali Bodas atau bagian dari formasi glagah, bagian bawah tengah. Ini usianya minimal 1,8 juta tahun," tandasnya.

Secara stratigrafi pertanggalan menunjukan 1,8 juta tahun, tetapi tim masih mempunyai tugas untuk mengkonfirmasi pertanggalan absolut. Nantinya pihaknya akan mengupayakan uji sampel ke Prancis untuk pertanggalan argon-argon dan ke China untuk vission track.

"Paling, awal tahun depan baru akan keluar hasilnya. Tetapi, saya yakin hasil pertanggalan absolut tidak akan bergeser jauh dari 1,8 juta tahun itu," tegasnya.

Temuan fosil tulang paha (caput femoralis) di Bumiayu ini lebih tua dengan Homo erectus di Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Temuan tertua di Sangiran1,5 juta tahun. Sedangkan temuan di Bumiayu 1,8 juta tahun.

"Bumiayu lebih tua dari pada Sangiran. Lebih tua sekitar 300 ribu tahun," ucapnya.

Teori Out of Africa menyatakan Homo erectus datang dari Afrika. Homo erectus bermigrasi ke pulau Jawa dengan pertama kali tiba di Sangiran, Sragen, Jawa Tengah.

Sehingga diyakini, bahwa Homo erectus di Sangiran merupakan yang tertua. Namun dengan temuan di Bumiayu, berpotensi mematahkan teori kedatangan manusia purba Homo erectus tersebut.

Temuan di Bumiayu, lebih menggarisbawahi terori Multi-regional yang menjadi kontra dari teori Out of Africa. Di teori Multi-regional, beberapa tempat di dunia mempunyai Homo erectus dan mengalami evolusi tersendiri.

Di Afrika Timur, di Georgia, di China dan Bumiayu sama-sama 1,8 juta tahun. Artinya di beberapa tempat di dunia itu pada1,8 Juta tahun lalu sudah muncul manusia-manusia yang disebut Homo erectus.

"Kalau dari sana (Afrika) itu harusnya mereka lebih tua, kita lebih muda, Itu cocok untuk Sangiran ketika belum ada temuan ini (Bumiayu). Bisa dua-duanya, siapa tahu nanti di Sangiran muncul lagi yang lebih tua ," bebernya

Dijelaskanya, sekitar 2 juta tahun lalu, wilayah Jawa Tengah bagian barat yakni Bumiayu hingga Semedo (Tegal) sudah terangkat. Sedangkan daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur masih terendam air laut.

Poros Bumiayu - Prupuk - Semedo (Tegal) adalah bagian jalur pantai Timur dari Jawa Barat.

"Poros Bumiayu - Prupuk - Semedo (Tegal) bagian Jawa Tengah yang sangat tua, situs-situs sangat tua," tuturnya.

Pulau Jawa, lanjutnya, total terangkat ke permukaan pada sekitar 1,65 Juta tahun yang lalu.

Prof Harry Widianto menyampaikan, Balai Arkeologi Yogyakarta baru pertama kali melakukan penelitian di Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Tetapi, situs di daerah Bumiayu sudah lama menjadi lokasi penelitian, yakni sejak tahun 1920 an.

Khusus untuk fauna, di Bumiayu ditemukan beberapa spesies antara lain Sinomastodon (gajah purba), Hexaprotodon (kuda air), geochelon (kura-kura raksasa), Bubalus paleo karabau (kerbau), Bos bubalus (banteng) dan Cervidae (rusa). Spesies fauna yang ditemukan di Bumiayu berusia 2 juta tahun.

Fauna yang ditemukan di Bumiayu, usianya lebih tua dibandingkan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. 

https://regional.kompas.com/read/2019/07/08/21272731/lebih-tua-dari-sangiran-fosil-manusia-purba-berusia-18-juta-tahun-ditemukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke