Salin Artikel

6 Fakta Remaja yang Kuasai Pemrograman, Diajari Teman Ayah hingga "Homeschooling"

Bapak anak warga Jalan Pati, Perumahan Gresik Kota Baru (GKB), Kecamatan Manyar, Gresik, Jawa Timur ini berhasil meciptakan jam digital yang diberi label 'Wal Ashri'.

Dari hasil produk jam digital yang biasanya dipasang di masjid atau musala, mereka menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Berikut 6 fakta dari Hanif, remaja yang menguasai bahasa pemrogaman asal Gresik Jawa Timu:

"Saya memang lulusan ITS (Institut Teknologi Sepuluh November), namun soal bahasa pemrograman itu nggak seberapa jago. Alhamdulillah setelah Hanif ada, kami bisa saling melengkapi," kata Mukhlis, Sabtu (6/7/2019).

Hanif yang baru saja lulus SMA menjadi anak yang diandalkan oleh Mukhlis untuk melengkapi produk jam digital yang mereka ciptakan, khususnya dalam bahasa pemrograman.

Saat SMP dia mulai mempelajarari pemrograman. Awalnya menurut Hanif, ayahnya memberikan tantangan kepadanya untuk membuat pengaturan program untuk jam digital dengan fitur jadwal salat dan dia berhasil

"Ini juga berhasil dan keterusan hingga sekarang," terang Hanif.

Hanif dan ayahnya kemudian mengembangkan produk jam digitanya yang diber label 'Wal Ashri'.

Tidak disangka, justru saat belajar di rumah, dia mampu banyak belajar hal positif yang menambah kepiawaiannya di bidang pemrograman.

"Belajar dari internet dan saya coba applikasikan. Nggak langsung berhasil memang, tapi dengan usaha, lama-lama akhirnya berhasil," katanya.

Usai sempat menjalani homeschooling, Hanif melanjutkan sekolah di SMA Muhammadiyah 10, Gresik.

Ia tercatat sebagai salah satu lulusan terbaik pada tahun ajaran kali ini 2019.

Jam digital yang diberi label 'Wal Ashri' yang berhasil mereka ciptakan memiliki tiga varian yakni, ukuran 38 sentimeter yang dihargai Rp 550.000, ukuran 70 sentimeter Rp 800.000, dan ukuran 1 meter yang dipatok Rp 1,3 juta.

 "Alhamdulillah lancar meski saat ini sedang sepi, tidak seperti bulan sebelumnya, kami masih mendapat untung Rp 10 juta. Tapi sebelum dan saat puasa (Ramadhan) kemarin bisa sampai 50 unit terjual, dengan omzet yang kami dapatkan hingga Rp 32 juta," tutur Mukhlis.

Ia mengaku memang belum 100 persen menekuni produksi jam digital. Terlebih lagi, Mukhlis masih bekerja di tempat lain, sementara Hanif juga berencana melanjutkan studinya ke perguruan tinggi.

"Hanif memang membantu pemrograman saja, sementara hardware hingga pemasaran tetap saya yang melakukan (menjalankan)," kata dia.

Saat SMP, Hanif menjalani homeschooling sehingga dia lebih dekat dengan komputer dan leluasa mempelajari pemrograman.

"Saat itu saya memang homeschooling, usai sempat nggak kerasan di pondok pesantren," kata dia.

Hanif ingin diterima di salah satu universitas negeri jurusan informatika, sehingga bakat yang dimiliki di bidang pemrograman dapat lebih berkembang.

Dia juga berkeinginan agar bisa lebih banyak membuat karya.

"Ini masih cari-cari untuk kuliahnya, kemarin sih sudah sempat ikut SBMPTN dan juga dapat panggilan tes di Universitas Gadjah Mada (UGM). Kalau saya pribadi memang ingin melanjutkan kuliah jurusan informatika, supaya kemampuan bisa semakin terasah," pungkasnya.

Sumber : KOMPAS.com (Hamzah Arfah)

https://regional.kompas.com/read/2019/07/08/17065521/6-fakta-remaja-yang-kuasai-pemrograman-diajari-teman-ayah-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke