Salin Artikel

Keracunan Massal di Cianjur, Sebelum Meninggal Korban Sempat Muntah

CIANJUR, KOMPAS.com — Kasus keracunan yang menimpa 52 warga Desa Jayagiri, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menyisakan duka mendalam bagi Cacam Rukmini (46). 

Sang suami, Ahmad Sadili (56), menjadi korban meninggal dalam kasus keracunan massal yang terjadi pada Sabtu (22/6/2019) itu.

Korban meninggal lain atas nama Riandani (11). Keduanya warga Kampung Cisireum RT 003 RW 002, Desa Jayagiri, Sindangbarang, Cianjur. 

Cacam menuturkan, sebelum meninggal dunia, suaminya muntah dan buang air besar berkali-kali.

“Waktu itu bapak sedang tidur di samping, saya panggil-panggil tidak menjawab, hanya meringis. Saya coba angkat kepala dan tangannya, tapi susah, kondisinya sudah lemas,” tutur Cacam, saat ditemui wartawan di ruang perawatan Puskesmas Sindangbarang, Minggu (23/6/2019).

Ia lantas meminta bantuan tetangga untuk memanggilkan dokter yang kebetulan tinggal tidak jauh dari rumahnya.

“Sempat masuk infusan dan diuap, tapi paling hanya 10 menit, setelah itu bapak diam seperti tertidur nyenyak (meninggal dunia),” ucapnya lirih.

Selain sang suami, Cacam juga mengaku mengalami kondisi yang sama, termasuk anaknya.

"Waktu suami meninggal itu kondisi saya juga saat itu lemas, perut bahkan sakit seperti diperas," ucap dia.

Sebelum mengalami gejala keracunan tersebut, ia sempat menyantap pindang ikan mas untuk sarapan. 

“Waktu itu mau ke sekolah cucu saya untuk lihat samenan (acara perpisahan), sempat sarapan dengan pindang ikan di rumah. Selama di sekolah saya tidak makan lagi, cuma makan bakso,” kata Cacam.

“Pagi harinya atau jam 3 subuh (dini hari) perut saya terasa sakit, mual dan mules. Saya tidak tahu pasti penyebabnya apa," imbuh dia.

Kapolsek Sindangbarang AKP Nandang menuturkan, jenazah kedua korban meninggal telah dimakamkan oleh pihak keluarga masing-masing.

Pihaknya sendiri masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium atas sampel pindang ikan yang telah diamankan sebelumnya sebagai barang bukti.

“Informasi yang berkembang ada kaitannya dengan ikan pindang yang dikonsumsi warga. Namun, belum bisa disimpulkan apakah (keracunan) bersumber dari sana atau memang ada penyebab lain seperti kondisi cuaca atau ada bakteri yang mengontaminasi makanan tersebut saat diperjualbelikan,” tutur Nandang, saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/6/2019).

Nandang menyebutkan, pihaknya telah menghimpun keterangan dari sejumlah saksi termasuk tiga orang pedagang pindang ikan mas.

“Kami sudah mintai keterangan mereka, terkait cara pengolahannya, bahan baku dan bumbu-bumbu yang digunakan, hingga cara mereka saat menjajakan atau memperjualbelikannya,” ujar dia.

https://regional.kompas.com/read/2019/06/24/15401421/keracunan-massal-di-cianjur-sebelum-meninggal-korban-sempat-muntah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke