Salin Artikel

Kisah Pasutri Terseret Banjir Saat Menuju Bandara Pekanbaru

Pasangan suami istri (Pasutri) ini awalnya hendak berangkat ke Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru.

Mereka berangkat dari rumahnya di Jalan Suka Karya, Desa Kualu, Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar.

Saat mereka berangkat, cuaca masih gerimis setelah hujan deras mengguyur. Beberapa ruas jalan kebanjiran.

Termasuk Jalan Lobak, Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, yang mereka lintasi.

"Saya mau ke bandara diantar sama istri. Saya mau pergi ke Sampit, Kalteng (Kalimantan Tengah)," kata Anton saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa.

Anton terdengar menangis terisak. Dia tengah dalam perjalanan menuju kampung halaman di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) Riau membawa jasad istrinya menggunakan ambulans.

Dia menceritakan, pagi itu dia berangkat ke bandara dengan istrinya, Yeni, menggunakan sepeda motor.

"Sampai di Jalan Lobak, rupanya banjir. Lalu istri saya turun dari sepeda motor. Pas turun itulah dia terseret arus," cerita Anton.

Dia mengaku langsung mengejar istrinya yang hanyut terseret arus deras yang mengarah ke parit besar.

"Saya langsung kejar. Tapi tidak dapat karena saya juga hanyut. Banjirnya besar," kata Anton.

Dia akhirnya meminta pertolongan warga. Kemudian warga melapor ke pihak kepolisian dan Basarnas Pekanbaru untuk dilakukan pencarian.

Setelah dilakukan pencarian, istri Anton, Yeni ditemukan sudah meninggal dunia. Jasad korban dievakuasi ke Puskesmas di Kecamatan Tampan.

Baru 9 bulan menikah

Pasutri ini belum genap setahun berumah tangga. Namun, mau memisahkan mereka.

"Kami sudah sembilan bulan menikah," sebutnya.

Saat ditanya apakah istrinya sedang hamil, Anton mengaku tidak mengetahui hal itu.

"Saya tidak tahu," tutup Anton.

Baca berita sebelumnya: Hanyut di Parit, Wanita di Pekanbaru Ini Ditemukan Tewas

Diberitakan sebelumnya, seorang wanita bernama Yeni Rizki Purwati ditemukan tewas setelah hanyut di parit besar di Jalan Lobak, Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Riau, Selasa (18/6/2019).

Kepala Basarnas Pekanbaru Amiruddin mengatakan, korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

"Korban ditemukan setelah dilakukan pencarian oleh tim Basarnas Pekanbaru, Polsek Tampan dan Damkar Pekanbaru. Korban ditemukan sekitar dua kilometer dari lokasi hanyutnya korban," sebut Amiruddin pada Kompas.com, Selasa.

Dia mengatakan, korban berangkat dari rumah untuk mengantar suaminya ke Bandara SSK II Pekanbaru.

Setibanya di Jalan Lobak, korban terjatuh saat melintas di dekat parit yang sedang meluap akibat banjir.

"Korban terjatuh lalu hanyut terbawa arus. Korban akhirnya ditemukan dan dievakuasi. Korban di bawa ke kampungnya di Rohul," sebut Amiruddin.

Secara terpisah, Kasubag Humas Polresta Pekanbaru Ipda Budhia Adiandha menyampaikan, pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi terhadap Yeni.

"Suami korban menyampaikan bahwa menolak untuk dilakukan otopsi terhadap korban dengan membuat surat pernyataan," sebut Budhia.

https://regional.kompas.com/read/2019/06/18/12300251/kisah-pasutri-terseret-banjir-saat-menuju-bandara-pekanbaru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke