Salin Artikel

Dalam Sehari, 7 Warga Pringsewu Tersambar Petir, 2 Orang Tewas

Dari tujuh warga yang tersambar petir tersebut, dua warga meninggal dunia.

Sedangkan, lima orang lainnya dilarikan ke tempat pelayanan kesehatan untuk mendapat pertolongan medis.

Warga yang tewas tersambar petir bernama Tri Purwanto (35), warga Pekon Nusawungu.

Korban tewas tersambar petir saat berada di gubuk pemancingan Pekon Nusawungu, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu, Lampung.

Satu warga tewas lainnya bernama Tunggono (54), seorang petani di Pekon Klaten, Kecamatan Gading Rejo.

Tuggono tersambar petir saat berteduh di gubuk di areal pesawahan Pekon Klaten, Kecamatan Gadingrejo.

Sedangkan, lima korban lainnya adalah Suswanto (30) warga Pekon Banyuwangi, Deni Nurohmat (28) warga Pekon Giri Tunggal, Aditya Agung Gumelar (22) warga Pekon Sukamulya, Adi Kurniawan (21) warga Sri Way Langsep, dan Sarjiah (34) warga Pekon Nusawungu.

Keseluruhan korban merupakan warga Kecamatan Banyumas tetapi berbeda pekon.

Aditya Agung Gumelar dan Adi Kurniawan dilarikan ke Puskesmas Banyumas.

Sedangkan Suswanto, Deni Nurohmat, dan Sarjiah dibawa ke Rumah Sakit Mitra Husada (RSMH).

Hujan deras

Peristiwa petir terjadi ketika hujan deras mengguyur wilayah Bumi Jejama Secancanan pada Sabtu sore.

Suswanto mengungkapkan, ketika itu ia sedang mancing. Begitu hujan deras turun, mereka berteduh di pondok pemancingan.

"Saya sudah tidak mancing, berteduh bersama-sama yang lainnya," ungkap Suswanto, saat ditemui di IGD Rumah Sakit Mitra Husada, Sabtu malam, seperti dikutip Tribunnews.com.

Suswanto masih terbaring di IGD dengan tangan terinfus, Sabtu malam. Ia masih bisa bercerita dengan jelas terkait peristiwa itu.

Namun, Suswanto hanya tahu ada petir kecil-kecil. Kemudian, ia melihat sinar merah.

Setelah itu, Suswanto mengaku tidak mengingat apa-apa.

"Saya tersadar setelah mendengar ada orang teriak istigfar-istigfar, kemudian melihat yang lainnya juga tidak sadar," ungkapnya.

Sementara itu, pemilik pemancingan, Tofik (35) mengaku mendengar suara gelegar petir keras.

Ketika itu, ia sedang berada di rumah yang jaraknya tidak jauh dari gubuk tempat korban tersambar petir. Lantas, Tofik bangun dan lari.

Saat itu, ia menemukan istrinya, Sarjiah sudah terkapar. Saat ini, Sarjiah juga dirawat di RSMH Pringsewu.

Sarjiah mengaku yang dirasakan saat ini sesak, dada panas, dan kepala sakit. Ia pun mendapat oksigen dan infus.

Sarjiah, Suswanto, dan Deni Nurohmat mendapat pengawasan intensif dari tim medis IGD RSMH.

Sementara itu, di Pekon Klaten Kecamatan Gadingrejo, korban Tunggono (54) tewas dengan posisi telungkup di salah satu gubuk sawah setempat.

Kepala Polsek Gadingrejo Iptu Anton Saputra mengatakan, seorang saksi, Zailani (57) melihat kepulan asap di gubuk areal pesawahan Pekon Klaten.

Di gubuk itu korban sedang berteduh karena cuaca hujan.

Sebelumnya, saksi mendengar suara petir ketika cuaca dalam keadaan hujan. Saksi melihat gubuk korban ada kepulan asap.

"Saksi mendatangi gubuk tersebut dan menemukan korban dalam kondisi tertelungkup dan dalam keadaan tidak sadarkan diri, kemudian meminta bantuan warga dan Kepala Pekon untuk mengevakuasi korban," kata Anton.

Korban lalu dievakuasi ke rumahnya mengunakan mobil ambulans. Namun setelah mendapat pemeriksaan medis, korban dinyatakan meninggal dunia.


Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul 7 Warga Lampung Tersambar Petir, Korban Lihat Sinar Merah Sebelum Tak Sadarkan Diri, 2 Tewas

https://regional.kompas.com/read/2019/06/16/07283581/dalam-sehari-7-warga-pringsewu-tersambar-petir-2-orang-tewas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke