Salin Artikel

Fakta Dampak Erupsi Gunung Sinabung, Petani Terancam Gagal Panen hingga Tanggap Darurat Diperpanjang

KOMPAS.com - Sebanyak 4 kecamatan di Kabupaten Karo terkena dampak hujan abu erupsi Gunung Sinabung.

Abu tebal membuat para petani terancam gagal panen. Empat kecamatan yang terkena dampak itu adalah Kecamatan Mardinding, Kecamatan Naman Teran, Kecamatan Merdeka, dan Kecamatan Berastagi.

Sementara itu, Dansatgas Tanggap Darurat Gunung Sinabung, Dandim 0205 Tanah Karo Letkol inf Taufik Rizal Batubara mengatakan, pihaknya memperpanjang masa tanggap darurat Gunung Sinabung selama sebulan ke depan.

Baca fakta lengkapnya berikut ini:

Erupsi Gunung Sinabung membuat 4 kecamatan terdampak abu vulkanik. Empat kecamatan itu adalah Kecamatan Mardinding, Kecamatan Naman Teran, Kecamatan Merdeka, dan Kecamatan Berastagi.

Dampak terparah terjadi di Desa Sukandebi, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo.

Sebagian besar lahan pertanian di desa ini tertutup material abu yang cukup tebal. Salah satunya lahan pertanian milik Usahanta Sitepu.

Lahan seluas 1 hektar miliknya terpapar abu vulkanik dengan ketebalan hingga 1 sentimeter. Dia mengaku, dengan keadaan seperti ini tanaman yang dia tanam akan mengalami gagal panen.

"Luas lahan kita ini 1 hektar Bang, kita menanam tomat, kentang, bunga kol, ya semuanya kena abu Bang, kalau enggak turun hujan beberapa hari ini, pasti rusak semua taman kita di sini Bang karena abu gunung ini," ujar Usahanta Sitepu, di lahan miliknya di Desa Sukandebi, Rabu (12/6/2019).

Dinas Pertanian Kabupaten Karo masih melakukan pendataan terkait kerusakan lahan pertanian akibat dampak abu vulkanik Gunung api Sinabung.

"Kita masih mendata lahan pertanian yang terpapar abu vulkanik pasca erupsi kemarin, berapa luas lahan terpapar dan berapa besar kerusakannya," ujar Kepala Dinas Pertanian Karo Sarjana Purba, saat pengecekan langsung di Kecamatan Naman Teran, Rabu.

Sementara itu, menurut Usahanta Sitepu, lahan pertanian yang terkena abu terancam gagal panen. Petani sebisa mungkin membersihkan tanaman mereka dari abu.

"Ya, kita untuk menanggulanginya cuma bisa kibas-kibas daunnya Bang, biar jatuh abunya, sambil nunggu hujan, kalo sudah hujan nanti, baru kita semprot lagi dengan zat hijau daun biar bersih dia lagi," ujarnya.

Menurut Dansatgas Tanggap Darurat Gunung Sinabung, Dandim 0205 Tanah Karo Letkol inf Taufik Rizal Batubara, masa tanggap darurat Gunung Sinabung diperpanjang selama sebulan ke depan.

Hal itu dilakukan setelah melihat aktivitas Gunung Sinabung hingga Minggu (9/6/2019). Erupsi tersebut memperlihatkan bahwa aktivitas Gunung Sinabung masih tinggi.

"Sesuai dengan koordinasi dari pihak pemda, dalam hal ini Bupati dan Kalak BPBD, akan diperpanjang mengingat aktivitas Sinabung masih tinggi," ujar Taufik Rizal, di pos PVMBG, Rabu (12/6/2019).

Warga di sekitar Gunung Sinabung diimbau untuk mematuhi rekomendasi vulkanologi, yaitu menjauhi zona merah seperti ke timur Sinabung dan Danau Laukawar yang merupakan destinasi wisata.

"Sesuai dengan informasi yang kami dapati dari Pak Armen, pengamat vulkanologi, sekarang arah barunya mengarah ke Laukawar. Laukawar itu adalah salah satu destinasi wisata di Kabupaten Karo, tetapi masuk dalam zona bahaya Sinabung. Kami berharap jangan lagi ada kegiatan di dalam zona merah," ujarnya.

Sementara itu, Anggota TNI-Polri akan terus melakukan patroli di zona bahaya tersebut untuk meminimalisir warga atau pengunjung yang coba masuk ke zona merah.

Sumber: KOMPAS.com (Hendri Setiawan)

https://regional.kompas.com/read/2019/06/13/21005871/fakta-dampak-erupsi-gunung-sinabung-petani-terancam-gagal-panen-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke