Salin Artikel

Fakta di Balik Ceramah Politik Saat Shalat Idul Fitri, Dipanggil Polres dan Kodim hingga Minta Maaf

KOMPAS.com - Gara-gara ceramah bermuatan politik saat shalat Id, sebagian jemaah di Lapangan Desa Gaden, Kecamatan Trucuk, Klaten, Jawa Tengah, membubarkan diri, Rabu (5/6/2019).

Peristiwa tersebut menjadi viral di media sosial setelah diunggah oleh pemilik akun Instagram @m.bahrunnajach.

Camat Trucuk Bambang Haryoko membenarkan adanya insiden jemaah shalat Id membubarkan diri setelah mendengar ceramah politik yang disampaikan khatib

Khatib yang bersangkutan itu pun akhirnya meminta maaf atas insiden tersebut.

Baca fakta lengkapnya berikut ini:

Persitiwa tersebut terjadi di Lapangan Desa Gaden, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Rabu (5/6/2019) lalu.

Hal tersebut terungkap setelah diunggah oleh pemilik akun Instagram @m.bahrunnajach pada hari Jumat (7/6/2019).

Saat itu, video tersebut telah dilihat sebanyak 67.117 kali dan mendapat 604 komentar.

"Khotbah yang disampaikan tidak tepat dengan situasi politik yang sekarang masih memanas. Sifatnya itu wajar. Tetapi karena disampaikan di tempat yang tidak pas, jadi masalah. Sebagian jemaah ada yang membubarkan diri," ungkap Bambang Haryoko, Camat Trucuk saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (12/6/2019)

Menurut Bambang, khotbah yang disampaikan khatib tidak tepat karena situasi politik yang sedang terjadi saat ini. Seharusnya, lanjut dia, khatib menyampaikan ceramah yang sesuai dengan momen lebaran.

Menurut Bambang, jemaah mulai membubarkan diri setelah khatib menyinggung soal politik pada akhir ceramahnya. Salah satunya, yang menyinggung tentang ketidakadilan.

Seperti diketahui, pada hari Rabu (5/6/2019) atau lebaran hari pertama, para jamaah di Trucuk tiba-tiba membubarkan diri setelah mendengar sang khatib berceramah tentang isu politik. 

Selain itu, khatib juga harus melihat situasi dan kondisi masyarakat yang diberikan ceramah, apakah masyarakat homogen atau hiterogen. Kalau jemaahnya heterogen tentu harus disampaikan hal-hal yang bisa diterima para jemaah.

"Kalau jemaahnya homogen tentu akan berbeda. Makanya dibutuhkan seorang khatib atau dai yang memiliki kearifan dan wawasan yang luas," ujarnya.

Selain itu, dirinya juga membuat pernyataan penyesalan. Hal tersebut disampaikan Camat Trucuk Bambang Haryoko saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (12/6/2019).

Bambang mengatakan, pasca-insiden tersebut, pihaknya bersama unsur polres, kodim, muspika, polsek, koramil, jajaran camat, MUI, dan FKUB, telah memanggil khatib yang menyampaikan isi ceramah politik.

"Secara garis beras yang bersangkutan meminta maaf apa yang disampaikan kurang berkenan bagi masyarakat luas. Dia mengakui tidak begitu jeli dengan isi ceramah yang disampaikan dan sudah membuat surat pernyataan menyesal," terang Bambang, Selasa.

Sumber: KOMPAS.com (Labib Zamani)

https://regional.kompas.com/read/2019/06/13/12315831/fakta-di-balik-ceramah-politik-saat-shalat-idul-fitri-dipanggil-polres-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke