Salin Artikel

37 Desa di Wonogiri Krisis Air Bersih, Warga Terpaksa Jual Ternak untuk Beli Air

Untuk mendapatkan air bersih, warga setempat terpaksa menjual ternak untuk membeli air di mobil tangki keliling.

Namun, jumlah warga yang kesulitan mendapatkan air bersih jauh berkurang dibanding tahun sebelumnya. 

Hal ini disampaikan Bupati Wonogiri Joko Sutopo saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (23/5/2019) sore.

“Untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga membeli air dari mobil tangki keliling. Namun saat ini kondisinya sudah berkurang. Sekitar 60 persen warga yang mengalami krisis air bersih tahunan sudah bisa mendapatkan pelayanan air bersih dari pemerintah,” kata Joko Sutopo. 

Joko Sutopo yang biasa disapa Jekek ini mengatakan saat baru menjabat sebagai Bupati Wonogiri empat tahun silam, persoalan krisis air bersih menjadi langganan tahunan masyarakat di wilayah selatan Kabupaten Wonogiri.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga terpaksa membeli air dari mobil tangki keliling.

Berdampak pada angka kemiskinan dan kesehatan

Kondisi itu, kata Jekek, berdampak naiknya angka kemiskinan di wilayah selatan Kabupaten Wonogiri.

Pasalnya, siklus ekonominya saat musim penghujan mereka mengandalkan dari bertani. Hasil panen itu ditabung dalam bentuk membeli hewan seperti kambing.

“Begitu musim kemarau tabungan dalam bentuk hewan seperti kambing dan sapi dijual untuk beli air. Siklus tahunan itu terus terjadi maka angka kemiskinannya relative naik di wilayah selatan,” ungkap Jekek.

Tak hanya itu, sulitnya warga mengakses air bersih berdampak pada kesehatan anak-anak balita. Hal itu terlihat banyak ditemukan balita gizi kurang di wilayah selatan Kabupaten Wonogiri.

“Untuk itu pemerintah melakukan intervensi dengan memberikan pemberian makanan tambahan,” jelas Jekek.

Krisis air bersih selesai pada 2020

Terhadap persoalan itu, kata Jekek, ia mengambil kebijakan untuk mengangkat potensi-potensi air di 37 desa yang berada di delapan kecamatan.

Delapan kecamatan itu yakni, Manyaran, Eromoko, Pracimantoro, Baturetno, Giriwoyo, Girimarto, Giritontro dan Paranggupito.

Setelah diteliti, daerah-daerah yang mengalami krisis air bersih memiliki potensi air bersih yang bisa menyuplai kebutuhan warga.

Untuk itu Pemkab Wonogiri membuat instalasi atau sarana bersih yang dapat menyuplai kebutuhan air bersih bagi warga. 

“Tahun ini Pemkab Wonogiri mengalokasikan anggaran Rp 27 miliar untuk pembangunan sarana air bersih di wilayah yang mengalami krisis air bersih,” jelas Jekek.

Jekek menargetkan masalah krisis air bersih di 37 desa di Kabupaten Wonogiri akan selesai tahun 2020

Pasalnya, penanganan krisis air bersih sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 2017. Hasilnya, angka kemiskinan Kabupaten Wonogiri turun dari 12,98 persen tinggal 10,7 persen. 

https://regional.kompas.com/read/2019/05/23/20361711/37-desa-di-wonogiri-krisis-air-bersih-warga-terpaksa-jual-ternak-untuk-beli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke