Salin Artikel

Cucu Pendiri NU: Tur Jihad Seharusnya Diganti Wisata Demokrasi

Ketua Umum Barisan Kiai Santri Nahdliyin (BKSN) itu menyebut Tur Jihad tersebut di luar kewenangannya.

Ia menyampaikan hal tersebut untuk menyikapi penangkapan empat panitia penggagas Tur Jihad ke Jakarta yang viral di media sosial, oleh aparat Polda Jawa Timur.

Hingga saat ini, keempat orang yang berinisial A, R, C, dan F masih berstatus saksi.

Gus Aam menilai, koordinator Tur Jihad seharusnya mengemas rencana keberangkatan itu dengan kata-kata yang sederhana bukan dengan kata-kata yang menyeramkan.

Oleh karena itu, ia bisa memahami jika Tur Jihad itu dibatalkan oleh pihak kepolisian. Sebab, kata Jihad memiliki konotasi seakan-akan massa akan "berperang" ke Jakarta.

"Sebaiknya (Tur Jihad) memang harus dibatalin. Karena kita ke Jakarta mau aksi super damai menyampaikan aspirasi," kata Gus Aam, Senin (20/5/2019).

Gus Aam juga mengatakan seharusnya pihak penyelenggara bisa menggunakan diksi yang lebih santun agar tidak menimbulkan kegaduhan misalnya diganti wisata demokrasi atau wisata kedaulatan rakyat.

Ia menegaskan bahwa aksi 22 Mei 2019 di depan kantor KPU RI di Jakarta merupakan aksi super damai.

"Semestinya dilakukan dengan bahasa yang sederhana, bukan dengan bahasa yang menyeramkan," ujar Gus Aam.

Meski Tur Jihad 22 Mei 2019 digagalkan polisi, Gus Aam mengklaim pergerakan massa dari Jawa Timur tetap tak terbendung.

Ia menyebut, massa dari semua daerah di Jatim, mulai dari Banyuwangi sampai Ponorogo, berangkat bersama dengan membentuk rombongan-rombongan kecil menggunakan berbagai moda transportasi.

Massa tersebut, kata Gus Aam, berangkat menggunakan kereta, bus, pesawat, hingga mobil pribadi.

"Mulai kemarin Sabtu sudah ada yang berangkat. Mereka berangkat (ke Jakarta) karena merasa terpanggil," ujar dia.

Ia mengklaim sekitar 2.500 massa yang berangkat ke Jakarta dan ia menargetkan ada sebanyak 10 ribu massa dari Jatim yang bakal hadir di Jakarta pada 22 Mei mendatang.

Gelombang massa itu akan ke Jakarta hingga Selasa (21/5/2019) nanti.

"Mereka berangkat dengan niat sendiri, sukarela, dan biaya sendiri," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2019/05/20/15141751/cucu-pendiri-nu-tur-jihad-seharusnya-diganti-wisata-demokrasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke