Salin Artikel

Agenda di Balik Silaturahim Forum Bogor yang Tak Dihadiri Anies Baswedan

Sembilan lainnya mengenakan atasan putih dan bawahan hitam, yang pria mengenakan peci hitam, sementara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beda sendiri.

Dia mengenakan atasan batik lengan panjang dengan blangkon. Ganjar tak merasa tak ada masalah.

"Sengaja warnanya macam-macam tapi hati kita sama bahwa anak-anak bangsa ini ingin damai, saya orang meyakini tanggal 22 (Mei) pasti damai," katanya.

Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, itulah roh dari Forum Bogor yang lahir dari pertemuan 8 kepala daerah dan 2 tokoh politik dalam acara "Silaturahmi Bogor untuk Indonesia" di Museum Balai Kitri, Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/5/2019) lalu.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto yang menggagas mengatakan, forum tersebut lahir dari kegelisahan dan keresahan para tokoh-tokoh muda akan situasi politik pasca-pemilu. 

Forum itu bertekad menyebarkan pesan damai di tengah masyarakat yang tengah dicecar oleh hiruk pikuk informasi pasca-pemilu.

Harapannya, forum itu dapat meredakan ketegangan yang mengancam kedamaian masyarakat.

"Kami sepakati namanya Forum Bogor. Kami bicara bagaimana menjaga persaudaraan sebagai suatu bangsa karena kalau kita tidak move on, tidak berpikiran jauh ke depan ya kita akan rugi. Agenda ke depan kita akan keliling bersama-sama ke daerah untuk menebar inspirasi," kata Bima. 

Ganjar menambahkan, salah satu bentuk aksi nyata para kepala daerah dan tokoh politik untuk mewujudkan perdamaian itu adalah dengan menyebarkan pesan damai melalui media sosial.

"Kami semuanya bersepakat akan menuliskan di medsos komentar positif kita berikan pesan-pesan terbaik, pesan damai itu juga yang kita sepakati," ujarnya.

Ganjar menuturkan, situasi tegang di tengah masyarakat selama penyelenggaran Pileg dan Pilpres 2019, sangat terasa. Untuk itu, kepala daerah wajib mendinginkan suasana tersebut.

"Justru karena situasinya panas di Jakarta, maka kepala daerah ini berusaha untuk mendinginkan. Mudah-mudahan followers kami di seluruh Indonesia terinspirasi bahwa ini adalah anak-anak bangsa yang ingin damai saya orang meyakini tanggal 22 pasti damai," ungkapnya.

Selain Bima dan Ganjar, kepala daerah yang hadir dalam acara itu adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur NTB Zulkilfimansyah, dan Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah.

Kemudian, ada pula Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany.

Adapun, tokoh politik yang hadir, yakni Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan putri Presiden ke-4 RI Abdurrachman Wahid, Zannuba Arrifah Chafsoh alias Yenny Wahid.

Mereka lalu menuju lantai dua, duduk melingkar di ruangan perpustakaan kepresidenan lalu melakukan pembicaraan secara tertutup.

Bima mengatakan, Forum Bogor diharapkan menjadi teladan bagi masyarakat untuk kembali mengedepankan cara-cara musyawarah dan konstitusional merespons pengumuman penting untuk bangsa Indonesia itu.

"Semangat kami sama, bagaimana agar seluruh proses kita hormati. Kami berikan tempat bagi koridor hukum untuk membangun komunikasi satu sama lain. Semua kami ini dipersatukan untuk keinginan Indonesia damai," ujar Bima.

"Kami menyepakati di hari-hari menjelang 22 Mei nanti, terus mengokohkan kebersamaan. Meminimalisir ruang-ruang terjadinya perpecahan. Kami hormat keputusan pada tanggal 22 Mei nanti," lanjut dia. 

AHY menambahkan, kesepuluh orang yang hadir dalam silaturahim ini melihat bahwa pasca-pemilu, perselisihan di masyarakat semakin kuat.

Seharusnya, yang terjadi adalah kembali merajut persatuan dan persaudaraan dan bukannya menimbulkan kekhawatiran yang mengarah ke disintegrasi bangsa dan inkonstitusional.

"Benih-benih perselisihan tetap tersemai dan ini tak kami harapkan. Karena bagaimana pun kita semua ingin Indonesia tetap utuh," ujar AHY.

Sementara itu, Yenny Wahid menyerukan elite untuk tidak memprovokasi rakyat lewat pengerahan massa menjelang penetapan hasil Pemilu 2019 oleh KPU.

"Jika kemudian persoalannya selesaikan di jalan (people power) yang terjadi perkelahian rakyat rugi. Saya mengimbau elit mengasihani rakyat. Jangan benturkan rakyat satu sama lain. Duduklah bersama selesaikan persoalan dengan baik bicara masing-masing, kalau ada tuduhan kecurangan selesaikan dengan mekanisme konstitusional," ungkapnya.

"Mari kita belajar dari sejarah, konflik kalau sudah melibatkan retorika sara selalu berujung pada dampak yang sangat mematikan banyak yang terluka terlebih saat ini hanya karena perbedaan politik," lanjut Yenny.

Keliling daerah sebarkan perdamaian

Gaungnya tidak akan terdengar jika hanya dikemukakan secara sporadis. Oleh sebab itu, pertemuan serupa akan diadakan kembali di masa mendatang. Tempatnya pun bergantian.

"Jadi mulai hari ini, besok, sampai tanggal 22 dan jangka panjang, kami akan mengisi ruang- ruang informasi dengan yang menyejukkan dari para pemimpin. Dengan informasi yang membawa gagasan kerukunan, perdamaian sebagai bentuk perlawanan informasi yang terlalu tegang dan melelahkan," ujar Ridwan.

Selain menyebarkan pesan-pesan damai melalu akun media sosial, Ganjar juga mengajak para kepala daerah dan tokoh politik di Forum Bogor untuk turun ke tengah-tengah masyarakat.

"Kami menyampaikan, yuk kita sowan kepada sepuh-sepuh yuk. Lalu bagaimana caranya? Ini lagi kami bahas rencana kami sepakat untuk pertemuan berikutnya, dan kami mau berkeliling ke tempat-tempat di indonesia, untuk membikin damai republik untuk bangkit lagi," ujar Ganjar.

Bima menuturkan, forum ini mendiskusikan gagasan tentang mengedukasi rakyat Indonesia agar siap berdemokrasi secara sehat melalui komunikasi dengan kepala daerah, menyerukan kebersamaan untuk meminimalisasi ruang-ruang terjadinya perpecahan menjelang tanggal 22 Mei 2019.

"Kita bicara bagaimana menjaga persaudaraan sebagai suatu bangsa karena kalau kita tidak move on, tidak berpikiran jauh ke depan ya kita akan rugi. Agenda ke depan kita akan keliling bersama-sama ke daerah untuk menebar inspirasi," katanya.

Menurut dia, kehadiran Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah yang berasal dari PKS dan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mematahkan tudingan tersebut.

Seperti diketahui, kedua tokoh tersebut merupakan tokoh dari partai pengusung capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pemilihan Presiden 2019 lalu.

Ganjar mengatakan, sengit dan panasnya Pileg dan Pilpres 2019 membuat kepala daerah merasa wajib mendinginkan suasana tersebut.

"Justru karena situasinya panas di Jakarta, maka kepala daerah ini berusaha untuk mendinginkan. Mudah-mudahan follower kita di seluruh Indonesia terinspirasi bahwa ini adalah anak-anak bangsa yang ingin damai saya orang meyakini tanggal 22 pasti damai," katanya.

Anies, lanjut dia, juga turut diundang dalam acara silaturahim itu.

Namun, sejak acara dimulai pada pukul 16.30 WIB, Anies yang ditunggu kehadirannya tak kunjung datang. 

Ganjar segera menjelaskan alasan ketidakhadiran Anies di acara tersebut. 

"Kemarin kami tanya, 'Mas Anies enggak dateng kenapa?'. 'Lagi perayaan WTP', katanya. Kami positif ajalah. Memang sih saya lihat di medsos belum ada yang jelasin, ini tak jelasin. Kemarin katanya lagi perayaan WTP. Enggak apa-apa," kata Ganjar saat ditemui di Hotel Grand Paragon, Jakarta, Kamis (16/5/2019).

Sumber: KOMPAS.com (Afdhalul Ikhsan, Fabian Januarius Kuwado, Rakhmat Nur Hakim, Ramdhan Triyadi Bempah)

https://regional.kompas.com/read/2019/05/18/09000061/agenda-di-balik-silaturahim-forum-bogor-yang-tak-dihadiri-anies-baswedan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke