Salin Artikel

Di Polewali Mandar, Ada Tasbih Sepanjang 38 Meter yang Berusia 400 Tahun

Jemaah khusyuk melantunkan zikir dan doa setelah salat Ashar berjamaah hingga menjelang buka puasa dengan menggunakan tasbih raksasa.

Tasbih tersebut merupakan peninggalan salah satu ulama tokoh penyebar agama Islam di tanah Mandar, tepatnya di wilayah Kerajaan Binuang, Polewali Mandar pada sekitar abad 16.

Tasbih tersebut disimpan Muslimin warga Kelurahan Amassangan, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Ia mengatakan tasbih tersebut terdiri dari 3.300 butir dan terbuat dari buah Manjakani yang dibawa nenek moyangnya yaitu Syekh Abdul Kadir atau dikenal dengan nama Haji Mallawi dari Arab.

Syekh Abdul Kadir dikenal sebagai ulama yang pertama kali menyebarkan agama islam di wilayah Kerajaan Binuang.

Muslimin adalah generasi keenam dan menjadi pewaris tunggal dari tasbih raksasa ini.

“Karena dianggap memiliki berkah, banyak bijinya sempat hilang karena diambil warga untuk hajatan. Sebagian bijinya sudah tidak asli lagi karena diganti dengan biji lain,” jelas Muslimin,, yang juga imam Masjid Nurul Hidayah.

Selain untuk dzikir saat ngabuburit, tasbih tersebut juga dikeluarkan di waktu-waktu tertentu seperti hajatan dan tahlilan kematian.

Muslimin menjelaskan ada beberapa pihak yang mendatanginya dan meminta agar tasbih tersebut disimpan di museum, namun ia menolaknya.

"Keluarga Syeh Abdul Kadir akan tetap menjaga dan melestarikan warisan tasbih yang penuh sejarah ini," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2019/05/12/13153561/di-polewali-mandar-ada-tasbih-sepanjang-38-meter-yang-berusia-400-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke