Salin Artikel

Ini Penyebab Macan Tutul Bermunculan di Pulau Nusakambangan

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah Suharman menjelaskan, kawanan macan tutul "keluar kandang" karena habitatnya rusak, sehingga kekurangan bahan makanan.

"Secara teoritis apa yang disampaikan masyarakat (habitat rusak dan kekurangan makanan) itu benar. Marga kucing besar termasuk macan tutul, kalau turun atau keluar home ring ada kemungkinan habitat rusak atau makanan berkurang," kata Suharman saat dihubungi, Jumat (10/5/2019) malam.

Kemungkinan kedua, lanjut Suharman, disebabkan faktor naluriah macan tutul. Macan tutul pejantan akan mencari wilayah kekuasaan apabila di wilayah sebelumnya ada pejantan yang telah menguasainya.

"Macan tutul sifatnya kalau ada pejantan yang menguasai suatu area, pejantan lain tidak bisa di situ. Kaya kucing kan punya wilayah teritorial, nah itu kadang-kadang mencari teritorial. Bisa berbatasan dengan masyarakat atau di luar itu," jelas Suharman.

Penyebab lain, kata Suharman, apabila dijumpai macan tutul betina yang berkeliaran dengan anaknya, dimungkinkan sedang melatih naluri berburu anaknya.

"Secara teoritis ada berbagai macam kemungkinan. Di masyarakat (kalau ada anggapan penyebab kemunculan macan tutul akibat) habitat terusik atau makanan berkurang, kita tidak menghindari juga," ujar Suharman.

Sebelumnya, foto-foto kemunculan macan tutul beredar luas di media sosial dalam beberapa hari terakhir.

Dalam keterangan foto yang tersebar, disebut bahwa macan tutul muncul di Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah Suharman membenarkan foto tersebut berada di Nusakambangan.

Foto itu diduga diambil petugas lembaga pemasyarakatan (lapas) sekitar tahun 2015.

Suharman mengatakan, berdasarkan hasil pengamatan melalui kamera trap dan analisis, kemunculan foto-foto macan tutul yang beredar berada di kawasan penambangan PT Holcim.

Ia mengatakan, aktivitas macan tutul di Nusakambangan sempat beberapa kali terekam di kamera trap yang terpasang di beberapa titik.

Terakhir, kawanan macan tutul terekam kamera pada bulan April 2019.

"Di Nusakambangan ada kawasan konservasi yang pengelolaannya ada di BKSDA, yaitu cagar alam Nusakambangan Timur seluas 210,9 hektar dan Nusakambangan Barat sekitar 656 hektar. Jadi di cagar alam itu memang masih ada (macan tutul)," ujar Suharman.

https://regional.kompas.com/read/2019/05/11/11202611/ini-penyebab-macan-tutul-bermunculan-di-pulau-nusakambangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke