Salin Artikel

Ini Alasan Saksi Curiga Saat Bertemu Bahar bin Smith "Palsu" di Bali

BANDUNG, KOMPAS.com - Korban penganiayaan Bahar bin Smith sempat mengaku-ngaku sebagai habib saat di Bali. MKU mengaku sebagai Alatas dan CAJ mengaku sebagai Bahar bin Smith.

Aksi kedua pemuda ini diungkap oleh dua saksi Hamid Isnaeni dan Nurcholis yang didatangkan kuasa hukum terdakwa Bahar bin Smith di Pengadilan Negeri Bandung yang digelar di Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Bandung, Kamis (9/5/2019).

Kedua saksi sebetulnya belum pernah bertemu Bahar secara langsung, namun mereka mengetahui Bahar hanya dari media sosial dan YouTube.

Namun, saat di Bali, MKU dan CAJ pertama kali bertemu dengan Hamid Isnaeni di Bali, mereka mengaku-ngaku sebagai habib baik kepada saksi Hamid dan Nurcholis.

Dalam pertemuan itu, sebetulnya kedua saksi sempat menaruh curiga kepada dua pemuda tersebut.

Namun, para saksi saat itu mengaku masih berprasangka baik sampai akhirnya kecurigaan para saksi terjawab ketika MKU menghubungi saksi ketika pulang dari Bali bahwa mereka telah membohongi para saksi.

Panitia penyelenggara kabur

Ketika bertemu dua pemuda itu, Hamid sempat mengajak mereka ke tokonya di daerah Kuta Bali.

Di toko Hamid, mereka pun berbincang-bincang. Namun, ada yang membuat curiga Hamid saat itu, yakni soal tujuan mereka ke Bali.

MKU yang mengaku Alatos, mengatakan bahwa mereka ke Bali lantaran ada undangan pengajian, namun gagal lantaran panitia penyelenggara yang menurut MKU, kabur.

Meski Hamid mempercayai perkataannya, namun Hamid mengaku sempat curiga.

“Sempat kepikir masa seorang Habib Bahar tapi panitia acaranya kabur,” kata Hamid.

Kecurigaan fisik

Kecurigaan lainnya muncul ketika Hamid mengenalkannya ke rekan-rekannya usai shalat Jumat. Meski penampilan CAJ mirip, namun Hamid sempat menaruh curiga pada fisik CAJ yang tak setinggi Bahar seperti yang disaksikannya di media sosial.

Ia pun lantas bertanya soal fisik CAJ yang kecil itu.

"Ngobrol biasa. Ketika ditanya kok Habib Baharnya kecil, yang satunya jawab kalau Habib Bahar berubah-ubah kadang kecil kadang besar," tutur Hamid.

Namun lagi-lagi, Hamid berprasangka baik dan mempercayai jawaban pemuda itu.

Membuka sorban

Sementara itu, saksi Nurcholis sempat menaruh curiga ketika mengantarkan MKU dan CAJ ke bandara.

Sebelum sampai bandara, Nurcholis dan rekannya mengajak mereka untuk makan terlebih dulu. Saat itulah kecurigaan itu muncul.

“Saat makan, sorban (CAJ) dibuka, tapi yang satunya ini mencolek agar ditutup lagi. Saya lihat saat dia mencolek itu, karena saya saat itu di sampingnya,” kata Nurcholis.

Habib tak banyak bicara hingga tak pakai lipstik 
Kecurigaan lainnya muncul ketika Habib Bahar (CAJ) yang tak banyak bicara saat itu, malah perbincangan banyak didominasi oleh Alatos (MKU).

“Alatos yang banyak bicara. Jabar (CAJ) yang mirip Habib Bahar malah banyak diam. Alatos bilangnya Habib Bahar habis diracun, pita suaranya rusak, jadi banyak diam,” katanya.

“Kedua Habib Bahar biasanya bibirnya merah, sekarang nggak pakai lipstik,” tuturnya.

Di Bali kalau ada kegiatan keagamaan pasti ramai
Nurcholis pun menaruh curiga dengan tujuan kedatangan MKU dan CAJ yang mengaku datang ke Bali karena ada undangan pengajian, namun gagal karena panitia penyelenggara kabur.

“Di Bali kalau ada kegiataan keagamaan pasti ramai. Ini tidak ada, tidak ada ramai-ramai,” katanya.

"Sepulang dari Bali, malamnya Alatas (MKU) telepon, saya gaptek jadi gak saya rekam, tapi saya speaker HP nya supaya ada saksi. Dia bilang, 'saya minta maaf saya sudah bohongi bapak," kata Nurcholis.

MKU pun mengaku bahwa dirinya baru mengenal CAJ saat di Bali, dan mengaku bahwa dirinya yang habib bukan CAJ. Ia juga siap untuk mempertanggung jawabkan apa yang dilakukannya didepan Bahar bin Smith.

"Dia bilang mau tanggung semuanya, apapun risikonya, dia siap terima," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2019/05/10/05000041/ini-alasan-saksi-curiga-saat-bertemu-bahar-bin-smith-palsu-di-bali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke