Salin Artikel

6 Fakta Kisah Caleg Muda Lolos Pileg, Modal Rp 3 Juta hingga Masih Kerjakan Skripsi

KOMPAS.com - Yoel Yosaphat (32), warga Bandung, Jawa Barat, mengaku hanya memiliki modal Rp 3 juta untuk maju menjadi anggota legislatif DPRD Kota Bandung.

Yoel yang bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berharap bisa duduk di Komisi D yang membidangi dunia pendidikan dan seni.

Lain lagi dengan harapan calon anggota dewan yang masih berstatus mahasiswa, Roy Mahendra.

Caleg Partai Golkar Sumedang ini dipastikan lolos setelah meraup 4.841 suara dalam Pemilu 2019.

Berikut ini fakta di balik kisah para caleg muda yang lolos Pileg 2019:

Bermodal uang Rp 3 juta, Yoel maju mengampanyekan diri agar lolos menjadi anggota DPRD Kota Bandung.

“Ya kurang lebih habis Rp 3 juta-an. Orang-orang banyak yang gak percaya, tapi itu faktanya,” kata Yoel, saat ditemui Kompas.com di Balai Kota Bandung, Rabu (8/5/2019).

Meskipun dengan modal minim, Yoel terpilih sebagai anggota DPRD Kota Bandung periode 2019-2024.

Pria kelahiran 5 Juni 1987 ini berhasil meraup 3.321 suara di Dapil 1 Kota Bandung.

“Saya duit darimana. Papa saya almarhum, mama pensiunan guru SMP,” ujarnya.

“Iya, dapat harga spesial waktu itu. Saya bikin kartu nama, spanduk sama kalender,” ucapnya.

Yoel mengaku senang bisa terpilih sebagai anggota DPRD Kota Bandung. Dirinya berharap bisa duduk di Komisi D agar bisa memberikan sumbangan pemikiran di dunia pendidikan di Kota Bandung.

“Ingin masuk komisi D karena saya juga berangkat dari komunitas seni. Selama ini orang yang hidup dalam dunia seni cuma bisa jadi hobi saja. Tidak bisa jadi penghasilan. Untuk hidup, tetap saja mereka harus bekerja. Mudah-mudahan ke depan seniman juga bisa jadi pekerjaan,” tuturnya.

Syarif Lutfi Almutahar (27) dipastikan lolos melaju sebagai anggota DPRD Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Syarif yang tercatat sebagai caleg Partai Amanat Nasional (PAN), pun menceritakan perjuangannya menjadi anggota dewan hanya modal nekat.

Dirinya mengaku tak memiliki pengalaman politik apapun. Namun satu hal yang selalu digenggamnya erat, yakni kebulatan tekad dan ketulusan untuk mengenalkan dirinya kepada masyarakat.

"Menurut saya, yang paling penting adalah silaturahmi," kata Syarif Lutfi kepada Kompas.com, Rabu (8/5/2019) malam.

Syarif mengaku sudah sejak setahun lalu dirinya rajin bersosialisasi ke rumah-rumah warga di sekitar daerah pemilihannya.

Dia menargetkan dalam satu hari bisa bersilaturahmi door to door ke 30 rumah warga.

"Pernah saya dikira minta sumbangan ketika door to door itu," kenangnya sambil tertawa.

Syarif menegaskan sejak awal, dirinya tidak akan memberi janji saat kampanye.

"Saya tak pernah memberi janji karena pemilih rata-rata muak dengan janji. Saya anggap semuanya tim dan keluarga saya," ucapnya.

Bagi Syarif, pemilihan legislatif merupakan sebuah pertarungan terbuka dan siapapun boleh menerapkan strategi yang menurut mereka paling cocok.

"Ini merupakan pertarungan terbuka, sehingga siapapun yang bergerilya di lapangan tentu bisa memperoleh hasil yang baik pula," kata dia.

Mahasiswa bernama Roy Marhendra (23) dipastikan lolos menjadi anggora DPRD Kabupaten Sumedang termuda dari Partai Golkar.

Roy tercatat sebagai mahasiswa semester akhir jurusan Administrasi Negara STIA Kabupaten Sumedang.

Meskipun berstatus mahasiswa, perolehan suaranya saat Pileg 2019 lalu melebihi suara Ketua DPD Golkar Sumedang, Sidik Jafar.

Saat itu Roy mendapat 4.841 suara dari total suara Partai Golkar di Dapil IV Sumedang 14.800 suara.

"Di Dapil 4 untuk Partai Golkar hanya saya yang lolos. Alhamdulillah, mudah-mudahan saya bisa mengemban amanah ini dan membawa desa saya bisa lebih berkembang lagi ke depannya," tuturnya.

Anak dari Kepala Desa Cilengkrang ini dikenal aktif dalam berbagai organisasi.

Caleg termuda se-Kabupaten Sumedang ini mengaku telah merintis jalannya menuju parlemen sejak kali pertama bergabung Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Kecamatan Wado pada tahun 2016 lalu.

Lalu sejak awal 2018 atau setahun terakhir jelang Pemilu 2019, dirinya harus membagi perhatiannya, antara kuliah dengan sosialisasi pencalonannya sebagai anggota DPRD Sumedang.

"Meski terasa capeknya karena harus membagi waktu antara menyelesaikan kuliah semester akhir dan persiapan pencalonan. Kemarin-kemarin saya memang sibuk karena harus menyusun skripsi dan terus sosialisasi Pemilu. Tapi pada akhirnya keduanya berjalan beriringan. Alhamdulillah, meski sempat terganggu. Saat ini skripsi tinggal sedikit lagi rampung dan hadiah terindahnya adalah saya lolos ke parlemen," ucapnya.

Sumber: KOMPAS.com (Aam Aminullah, Hendra Cipta, Putra Prima Perdana)

https://regional.kompas.com/read/2019/05/09/18380381/6-fakta-kisah-caleg-muda-lolos-pileg-modal-rp-3-juta-hingga-masih-kerjakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke