Salin Artikel

Di Dapil Neraka, Istri Mantan Bupati Bogor Bersaing dengan Fadli Zon hingga Primus Yustisio

Dia harus bersaing dengan Fadli Zon (Partai Gerindra), Adian Napitupulu (PDI-P), Ichsan firdaus (Golkar) hingga mantan artis Primus Yustisio (PAN) dan Tommy Kurniawan (PKB). 

Politisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini meyakini, pleno penghitungan suara KPU tingkat Kabupaten Bogor yang sudah memasuki hari ke tiga bisa menjadi tolak ukur.

Setidaknya setengah data perolehan suara per-kecamatan telah terkumpul dari total 40 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor.

Persaingan yang begitu ketat di dapil V ini karena diramaikan oleh tokoh politikus nasional, politikus lokal, artis hingga politisi pendatang baru. Dengan kata lain dapil ini disebut-sebut dapil neraka.

Caleg yang populer di nasional nyatanya belum tentu beruntung menuju parlemen lantaran tak semua masyarakat sukarela memilih mereka.

Sebagai politikus lokal, Elly tak memungkiri betapa sengitnya pertarungan untuk berebut suara rakyat Kabupaten Bogor yang hampir mencapai 3,5 juta DPT.

Saking sengitnya, sejumlah nama yang kerap muncul di TV diprediksi gagal masuk Senayan. Optimis dan keyakinan yang harus dikedepankan

"Optimis saja dan yakin karena kita (internal partai) juga punya hitungan C1 dan DA1," katanya saat menyambangi rapat terbuka rekapitulasi perhitungan suara tingkat Kabupaten Bogor di Hotel Olimpic, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat (3/5/2019).

Selain itu, partai berlambang Ka’bah ini juga diyakininya akan mendapatkan satu kursi untuk provinsi dan delapan kursi untuk kabupaten, sambil menunggu hasil pleno tingkat Kabupaten yang ditargetkan selesai Senin (6/5/2019).

"Perhitungan pusat begitu, tapi kita tetap menunggu hasil keputusan pleno," ucapnya saat ditemui Kompas.com.

Politik tidak harus mahal

Istri dari mantan Bupati Bogor Rachmat Yasin ini mengatakan bahwa politik tak selalu mahal selama caleg dan partai bisa menyiasatinya. 

Ia menyebut jauh sebelum menjadi caleg harus lebih dulu mengenal karakter masing-masing desa dan mengetahui kebutuhan masyarakatnya.

Caranya membangun jaringan dan kaderisasi partai kemudian merawatnya secara rutin sehingga tak melulu mengandalkan uang.

"Kita yakin lolos karena asli daerah Bogor, tahu apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dan karakter masing-masing desa karena saya sudah 6 tahun bareng bapak (RY) sebagai ketua PKK dan sudah keliling 40 Kecamatan artinya tidak dari nol, ada pengalaman," terangnya.

Selama ini kata dia, memberikan sosialisasi tentang pencoblosan kepada masyarakat juga menjadi modal penting lantaran pemilu serentak ini cenderung lebih sering melihat Capres dan Cawapres.

"Makanya banyak blanko kosong akhirnya suara tidak linier antara provinsi dan kabupaten dan pusat lebih banyak ke kabupaten karena mereka lebih mengenal calon presiden," katanya.  

"Kalau di internal partai sendiri suara saya lebih tinggi dari suara partai jadi mungkin mereka masih lihat figur. Tetapi kita juga mengandalkan dari relawan-relawan karena kalau hanya mengandalkan mesin partai saja mungkin target agak susah juga ya khususnya untuk saya," sambungnya

Ketua DPC PPP Kabupaten Bogor ini tak menyebutkan program-program yang dijalankan jika kelak terpilih, ia mengaku hanya ingin memperjuangkan kebutuhan warga Bumi Tegar Beriman di Senayan.

"Pastinya perjuangan untuk masyarakat Kabupaten Bogor sambil lihat perkembangannya seperti apa karena masyarakat harapannya selalu berubah-ubah," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2019/05/06/11463551/di-dapil-neraka-istri-mantan-bupati-bogor-bersaing-dengan-fadli-zon-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke