Salin Artikel

5 Fakta Aksi May Day di Indonesia, Aksi Anarkis Kelompok Anarko hingga Ziarah di Makam Pejuang Buruh Marsinah

KOMPAS.com - Sejumlah cara dilakukan para buruh untuk memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day pada hari 1 Mei kemarin.

Para jurnalis di Kediri menggelar aksi May Day dengan berziarah ke makam Marsinah dan melakban mulut mereka.

Aksi tersebut menyimbolkan kondisi kesejahteraan jurnalis saat ini yang dianggap masih jauh dari kata ideal.

Namun, aksi May Day pada Rabu (1/5/2019) di Indonesia tercoreng dengan aksi penganiayan jurnalis yang sedang bertugas di Bandung.

Lalu, aksi anarkis dari kelompok Anarko di sejumlah daerah juga menodai aksi para buruh di Indonesia.

Berikut ini fakta lengkapnya:

Peringati May Day, dua orang jurnalis di Kediri, melakban mulut dan menggelar beber poster pada hari Rabu (1/5/2019).

Setelah itu, kedua jurnalis yang bernama Bramanta Pamungkas dan Reki segera berkeliling kota dengan menggunakan kendaraan vespa keliling kota.

Mereka berhenti di beberapa tempat seperti pusat perbelanjaan, kantor polisi dan taman makam pahlawan.

Saat berhenti di pusat perbelanjaan, kedua jurnalis tersebut menggelar poster bertuliskan "gaji kecil gak bisa ngemall".

Lalu saat berada di kantor polisi, mereka menggelar poster bertuliskan "butuh disayang, bukan ditendang".

Bramanta, sekaligus koordinator aksi mengatakan, aksi tersebut merupakan ekspresi penyuaraan dari kondisi jurnalis saat ini yang dianggap jauh dari ideal.

"Masih jauh dari kondisi ideal," ujar Bramanta.

Sementara itu, seorang jurnalis di Nganjuk bernama Rekian Reki menggelar aksi May Day dengan berziarah di makam Marsinah.

Reki mengungkapkan alasan dirinya berziara di salah satu aktivis buruh di zaman orde baru tersebut.

"Kita jangan sampai lupa sejarah," ujarnya saat berada di makam Marsinah.

Ratusan buruh di Magelang melakukan senam massal untuk memperingati May Day di halaman kantor Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (1/5/2019).

Senam juga diikuti oleh para pengusaha dan kalangan pejabat Forpimda setempat, termasuk Wakil Bupati Magelang Edy Cahyana.

Edy Cahyana menuturkan, senam massal yang mengangkat tema "May Day Together We Grow" (bersama kita tumbuh) itu merupakan sarana untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan serta membangun sinergi antara buruh pekerja dengan pengusaha dan pemerintah.

Menurut Edy, problem tenaga kerja harus selalu dipikirkan secara bersama-sama, khususnya oleh seluruh stake holder terkait melalui hubungan kerja sama yang baik antara perusahaan, dengan pemerintah, swasta dan masyarakat.

"Apalagi pasar bebas ekonomi ASEAN sudah diberlakukan dan tidak bisa dihindari. Di mana kita akan bersaing dengan mereka yang datang dari negara ASEAN. Saya menginginkan antara perusahaan dan buruh di Kabupaten Magelang harus selalu harmonis, karena dua pihak ini harus seiring sejalan sehingga dapat terjadi simbiosis mutualisme," kata Edy.

Ratusan buruh di Makassar, Sulawesi Selatan, melakukan memblokade jalan dengan cara memarkir truk besar di bawah jembatan fly over hingga menutup jalan yang menghubungkan Jalan A P Pettarani dan Jalan Urip Sumoharjo, Kota Makassar, Rabu (1/5/2019).

Sementara itu, Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo mengatakan, ada 1.500 personel kepolisian yang diturunkan dalam peringatan May Day kali ini.

"Personel ini disebar ke beberapa titik di Makassar untuk mengantisipasi kemacetan," kata Wahyu, saat diwawancara awak media.

Dalam aksi itu, para buruh yang tergabung dalam Aliansi Gerak Buruh menuntut 16 hal kepada pemerintah.

"Ada 16 tuntutan yang terkait dengan buruh dalam isu pendidikan dan perempuan yang kami angkat dalam peringatan buruh ini," kata Haidir, Humas Aliansi Gerak Buruh, saat diwawancara di lokasi aksi.

Haidir menyebut, masih banyak para buruh yang dirugikan di Makassar dengan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2012 tentang Pengupahan.

Aparat Polrestabes Bandung mengamankan ratusan pemuda berbaju hitam di tengah peringatan May Day di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (1/5/2019). Mereka ditangkap lantaran melakukan aksi vandalisme.

Selain itu, ada juga sejumlah perempuan yang turut diamankan. Beberapa di antaranya bahkan masih di bawah umur.

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Irman Sugema mengatakan, para pemuda itu ditertibkan tak jauh dari Gedung Sate. Irman memastikan jika kelompok itu bukan dari serikat buruh.

"Hari ini kan peringatan May Day. Buruh datang ke Bandung dari berbagai kota di Jabar. Di balik itu ada sekelompok yang memang bukan buruh menamakan salah satu kelompok dengan identitas hitam-hitam ternyata ada indikasi terjadinya gesekan dengan buruh," ujar Irman.

Ia mengatakan, berdasar laporan dari masyarakat, kelompok itu kedapatan mencoret kendaraan buruh yang hendak menuju Gedung Sate. Polisi juga menemukan senjata tajam serta minuman keras.

Para buruh di Kota Banjar, Jawa Barat, memilih liburan bersama keluarga ketimbang unjuk rasa pada Hari Buruh atau May Day yang diperingati tiap 1 Mei.

"Tidak ada aksi. Kami liburan saja bersama keluarga," kata Deka Yusuf, Pengurus Unit Kerja SPSI CV Sandi Persada saat silaturahim buruh, pemerintah dan pihak kepolisian di Kantor Disnakertrans Kota Banjar, Selasa (30/4/2019).

Buruh di Kota Banjar merayakan May Day dengan acara tasyakuran sembari memotong tumpeng di Kantor Disnakertrans.

"Enggak usah demo agar Banjar tetap kondusif," ucap Deka.

Di Hari Buruh ini, dia berharap agar kesejahteraan buruh lebih baik lagi. Dia juga meminta pemerintah dan pengusaha agar memaksimalkan upah terbaik bagi karyawan.

"Intinya karyawan tetap sejahtera," kata dia.

Sumber: KOMPAS.com (Candra Nugraha, Dendi Ramdhani, Himawan, Ika Fitriana, M Agus Fauzul Hakim)

 

https://regional.kompas.com/read/2019/05/02/13581771/5-fakta-aksi-may-day-di-indonesia-aksi-anarkis-kelompok-anarko-hingga-ziarah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke