Salin Artikel

Hewan Ternak Liar Mati Mendadak, Diduga akibat Perubahan Iklim

Petugas dari Dinas Pertanian dan Peternakan setempat yang turun langsung ke desa tersebut belum berhasil mengidentifikasi dan menemukan bangkai hewan yang dilaporkan mati dalam hutan tersebut.

"Tadi Kasie Kesehatan Hewan drh Trisnawati sudah turun ke lapangan menjumpai kepala desa terkait laporan 15 ekor kerbau mati. Namun, lokasinya jauh di hutan, sehingga kami tidak mengetahui pasti kondisi dan lokasi kerbau mati itu seperti apa," kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Nagan Raya drh Safridhal kepada Kompas.com, Selasa (30/4/2019).

Menurut Safridhal, hewan ternak yang dilaporkan mati mendadak merupakan kerbau liar milik warga yang dilepas di dalam hutan.

Dengan demikian, pihaknya menduga hewan-hewan tersebut mati mendadak akibat perubatan iklim dari musim panas ke musim hujan.

Sebab, lanjut dia, sebagian wilayah pegunungan Kabupaten Nagan Raya termasuk indemik Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) yaitu Septicaemia Epizootica (SE). 

"Kerbau mati dalam kondisi dari mulutnya mengeluarkan busa, dugaan kami itu terserang penyakit ngorok atau bahasa latinnya Septicaemia Epizootica (SE). Wilayah Nagan Raya termasuk indemik penyakit itu, sehingga saat perubahan iklim hewan yang daya tahan lemah mudah terserang penyakit," ujarnya. 

Petugas mulai melakukan vaksinasi terhadap seluruh ternak warga yang dikandangkan. Hal ini untuk mencegah penyebaran penyakit menular yang mulai menyerang hewan ternak warga yang dilepas liar di hutan.

"Hewan ternak yang dikandangkan sudah kami vaksinasi gratis, karena tahun ini targetnya kami akan vaksinasi hewan ternak kerbau dan lembu gratis sebanyak 4.500 ekor," kata Safridhal. 

https://regional.kompas.com/read/2019/05/01/08384531/hewan-ternak-liar-mati-mendadak-diduga-akibat-perubahan-iklim

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke