Salin Artikel

2 Bandara Beroperasi Bersamaan, Amankah Lalu Lintas Udara Yogyakarta?

Dua bandara internasional tersebut yakni Bandara Adisutjipto di Kota Yogyakarta dan Bandara Yogyakarta International Airport di Kabupaten Kulon Progo. 

Hal itu disampaikan Nono Sunaryadi, General Manager Airnav Indonesia Cabang Yogyakarta, Selasa (30/4/2019).

Menurut dia, kedua bandar udara baik Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo maupun Adisutjipto di Kota Yogyakarta memiliki instrument flight procedure (IFP) masing-masing.

Instrumen tersebut memungkinkan lalu lintas pesawat kedua bandara tetap teratur di langit Yogyakarta.

YIA sebagai bandara yang baru beroperasi juga memiliki IFP sendiri. Di dalamnya terdapat prosedur standar pesawat mendarat maupun ketika lepas landas dengan berpatokan pada cek poin sendiri yang dinamai cek poin Gudeg.

Cek poin ini berada pada jarak 30 nautical mile (mil laut) dari bandara dan berada di atas pantai di sebelah Selatan YIA.

Pesawat akan terbang di sebelah Selatan Yogyakarta pada ketinggian 8.000 kaki.

"Maka semua pesawat yang masuk ke sini rutenya kita posisikan ke (Gudeg) sana dulu baru masuk kesini," kata Nono Sunaryadi, General Manager Airnav Indonesia Cabang Yogyakarta, Selasa (30/4/2019).

Airnav mempertimbangkan topografi Kulon Progo dan jalur penerbangan militer ketika merancang IFP.

Kulon Progo memiliki kontur gunung Menoreh di sebelah Utara dan tanah datar hingga laut lepas di Selatan.

Nono mengatakan, Airnav memilih penerbangan di atas pantai Yogyakarta karena daerah Utara memiliki permukaan tinggi, tidak rata dan banyak gunung.

Permukaan yang tidak rata menimbulkan hazard tinggi bagi penerbangan.

"Kita tahu bahwa di sebelah sana ada Bukit Menoreh. Prosedurnya, kita tidak arahkan ke atas Bukit Menoreh. Kalau terbang di atas tanah tidak rata, pesawat akan seperti ini. Hazard tinggi. Maka kita bikin di atas pantai," kata Nono sambil memperagakan pesawat berguncang hebat dengan tangannya.

Faktor arah angin

Angin sangat kuat di pantai Selatan juga sudah diperhitungkan. PT Angkasa Pura I (Persero) membangun runway atau landas pacu berdasarkan perhitungan matang membaca kecenderungan angin yang bisa mempengaruhi penerbangan.

"Membangun runway tidak serta merta. Ada survei kecenderungan angin ke arah mana, sehingga pilot sudah mengerti dan enak," kata Coporate Secretary PT AP I, Handy Heryudhitiawan.

Nono juga memastikan Airnav kini bisa kapan pun mulai memandu penerbangan di YIA. Persiapan timnya 100 persen.

Airnav bahkan sudah menyiapkan belasan personil yang pengalaman memandu penerbangan, apalagi untuk YIA.

Peralatan navigasi juga tersedia. Di antaranya memandu pesawat dengan teknologi performance based navigation atau menggunakan satelit.

"Bandara lama belum memakai seperti YIA. Peralatan ini sesuai dengan kata internasional yang ada di bandara ini," kata Nono.

https://regional.kompas.com/read/2019/04/30/21384591/2-bandara-beroperasi-bersamaan-amankah-lalu-lintas-udara-yogyakarta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke