Salin Artikel

Kampung di Sukabumi Ini Terancam Terisolasi akibat Munculnya Lubang Besar

Dampaknya, jalan gang selebar 1,2 meter yang berada sekitar dua meter dari tanah amblas semakin terancam tergerus hingga nyaris putus.

Terlebih lagi, posisinya berada tepat di atas mulut terowongan air. Selain itu, bila jalan gang putus dapat mengakibatkan ratusan warga terisolir.

Kali ini, tanah amblas berupa lubang berukuran diameter sekitar 10 meter dengan kedalaman sekitar 8 meter. Lubang ini hingga Senin (29/4/2019) terus melebar hingga bersambung dengan lubang di sebelahnya.

Sebelumnya, tanah amblas yang juga berbentuk lubang terjadi Kamis (6/9/2018) tahun lalu. Tanah amblas saat itu berdiameter sekitar 4 meter dengan kedalaman sekitar 6 meter.

Sedangkan terowongan air panjangnya sekitar 50 meter dengan lebar sekitar 2 meter.

Pada dua kali kejadian, sejumlah warga yang bertempat tinggal di sekitar lokasi mengaku mendengar suara dentuman keras dan getaran seperti ada gempa bumi. Jarak terdekat antara rumah dengan tanah amblas sekitar 10 hingga 20 meter.

"Lubang yang baru ini terus meluas, dan hingga bersambung ke lubang sebelumnya. Padahal, saat amblas kemarin, jaraknya sekitar dua hingga empat meter," ungkap Cece Sudirman (60), yang rumahnya paling dekat dengan lokasi kejadian, saat berbincang dengan Kompas.com, Senin siang.

Dia menuturkan, saat kejadian, dirinya sedang berada di dalam rumahnya dan sedang siap-siap berangkat menuju masjid.

Namun, sebelum keluar rumah, ia mendengar suara dentuman keras diiringi getaran yang terjadi sekitar pukul 04.00 WIB.

"Lampu penerangan tiba-tiba redup dan langsung mendengar suara dentuman keras seperti tiupan angin sangat kencang sekali lalu merasakan getaran," tutur dia.

"Awalnya dikira ada gempa. Namun, setelah berjalan sekitar sepuluh meter ke arah masjid saya melihat lubang tanah amblas lagi. Saya terus melanjutkan jalan ke masjid dan memberitahu warga," sambung dia.

Terancam terisolir

Ketua RW 002 Deni Rahayu Hamzah mengatakan, tanah amblas berbentuk lubang besar di wilayahnya ini merupakan kali kedua.

Namun, sejak kejadian pertama hingga kembali lagi terjadi belum ada penanganan optimal dari pemerintah.

"Kami mengharapkan kepada pemerintah secepatnya dapat menangani masalah ini. Karena jalan gang ini sangat vital bagi masyarakat di antaranya sebagai sarana transportasi mengangkut hasil tani ke pasar dan anak sekolah," kata Deni.

"Pada penanganan saat kejadian pertama, rencananya akan dibuatkan sodetan dan menjadikan terowongan air ini jadi sungai terbuka, namun belum terealisasi. Padahal, pemilik lahan sudah mengizinkan," sambung dia.

Dia menuturkan, jalan gang ini buntu hanya ke Kampung Legoknyenang RT 005 dari Jalan Cipetir. Jumlah penduduknya sebanyak 88 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 300 jiwa.

"Bila akan ada perbaikan warga siap membantu tenaga, dan kami inginkan jangan sampai jalan ini sampai terputus," harap Deni.

Sementara, Kepala Seksi Pencegahan BPBD Kabupaten Sukabumi Nanang Sudrajat mengatakan, pihaknya sedang mengkaji terjadinya tanah amblas berbentuk lubang di wilayah Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit.

"Kami juga menunggu hasil kajian Badan Geologi yang kemarin (Minggu) sudah meninjau ke lokasi. Kajian geologi ini sebagai rekomendasi untuk tindakan selanjutnya," ujar Nanang.

https://regional.kompas.com/read/2019/04/29/18213891/kampung-di-sukabumi-ini-terancam-terisolasi-akibat-munculnya-lubang-besar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke