Salin Artikel

Winarto Sulap Kayu Limbah Jadi Miniatur Bis Mirip Aslinya

KEDIRI, KOMPAS.com - Mendengar kata kayu limbah, sudah tentu terdengar di telinga kita adalah kayu sisa potongan dalam berbagai bentuk, dan ukuran yang terpaksa harus dikorbankan dalam proses produksinya karena tidak dapat menghasilkan produk. 

Namun tidak bagi Winarto (30), warga Katang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Berkat hobi yang sudah ditekuninya.

Kayu-kayu limbah yang biasannya sudah tidak dipakai, disulap menjadi miniatur bis mirip dengan yang aslinya. Tidak hanya bentuk, tetapi juga berbagai aksesoris bis mirip dengan yang aslinya.

Dari tangan terampilnya tersebut, Winarto warga jl Pamenang nomor 22, kini memproduksi miniatur bis sebagai usahanya. Dan meninggalkan pekerjaannya sebagai buruh bangunan.

Salah satu yang sudah ia buat yakni miniatur bis "Harapan Jaya". Bis buatannya itu secara fisik mempunyai kesamaan baik bentuk, maupun warna bis dengan nama yang sama biasa melintas di jalanan Kediri.

"Saya buat sesuai pesanan bis mania," ujar Winarto ditemui di rumahnya, Selasa (9/4/2019).

Kesamaan itu tidak hanya pada bagian eksteriornya saja, tetapi juga bagian interior seperti bentuk hingga warna bangku tempat duduk.

Kelengkapan lainnya adalah fungsi pada miniaturnya, yaitu pintu dan bagasi yang bisa dibuka dan ditutup. Selain itu juga lampu utama depan belakang, lampu interior, lampu sen, hingga lampu hazard kuning yang bisa nyala kedip, dimana lampu itu dioperasikan dengan banterai.

"Keutamaan lainnya pada ban depan yang bisa belok-belok," jelasnya.

Bahan dan Pembuatan

Winarto, memanfaatkan bahan-bahan dari barang bekas untuk membangun miniatur bisnya itu. Yaitu bahan kayu yang didapatnya dengan membeli kiloan, pipa, paralon pvc, serta karet yang kebanyakan didapat dari penjual rongsokan.

Beberapa bahan yang harus dibeli di toko misalnya adalah bahan elektronik, cat pewarna, serta bahan acrilic untuk kaca bisnya.

Semua proses pengerjaan dilakukan di rumahnya. Selain keahlian tangannya sendiri, dia juga mengandalkan 2 alat potong kayu yang dibeli dari uang tabungannya.

"Semuanya ngumpul di sini, jadi sesak." ujar Winarto, menunjukan ruang rumahnya yang dipenuhi bahan-bahan miniatur.

Ada beberapa jenis ukuran yang biasa dia produksi. Mulai ukuran kecil yang mempunyai panjang 35 cm, panjang 61 cm, serta panjang 122 cm. Semua ukuran itu mempunyai dimensi yang proposional.

Masing-masing ukuran itu juga mempunyai masa penyelesaian pengerjaan yang berbeda dan cukup lama. Mulai dari 1 minggu hingga 2 minggu penyelesaian.

Diakui Winarto, lamanya proses satu pengerjaan bis miniatur itu karena cukup rumitn dan banyak sekali detail yang harus dikerjakan menggunakan tangan.

Proses pengeringan cat yang mengandalkan sinar matahari juga menambah durasi waktu.

Harga dan Pemasaran

Keuntungan yang didapat dari usahanya itu lumayan tinggi. Ini juga yang menjadi alasan dia meninggalkan pekerjaannya sebagai tukang bangunan dan fokus pada pembuatan miniatur bis sejak 2018 yang lalu.

Setiap unit bis, dia mampu meraup untung hingga 50 persen dari modal. Dia menjual masing-masing ukuran bis itu mulai Rp 350.000, Rp 900.000, hinga Rp 1,5 juta.

Pemasarannya dia fokuskan melalui lapak online, memanfaatkan akun Facebook dengan nama Abdi eky stiawan. Meski hanya lewat Facebook, penjualannya selama ini cukup lancar dan permintaan datang dari berbagai wilayah.

"Kebanyakan warga Surabaya yang memesannya," ujar bapak dengan 1 anak ini.

Rupanya banyak juga pelanggan Winarto, yang tidak hanya memesan bisnya. Ada juga yang mempercayakan pembuatan ban darinya.

Itu karena ban karet buatannya mempunyai kualitas bagus dan mirip aslinya. Dia membuatnya dari kayu yang dibentuk pelek lalu dibungkus karet.

Pengembangan

Winarto mengaku tidak lantas puas dengan hasil kreasinya itu. Dia berupaya terus mengasah keahliannya dan mengembangkan produknya.

Dia pernah melakukan uji coba dengan membuat miniatur bisnya bisa dikendalikan remot. Namun upaya itu belum bisa berjalan maksimal.

"Boros dibaterai. Mungkin kalau ukuran bisnya lebih kecil, bisa pakai remote control," ujarnya.

Dia terus memantau media sosial untuk mengetahui trend yang sedang berkembang dan dicari masyarakat.

Dari situ, dia juga mengembangkan usahanya tidak hanya bis saja tetapi juga mainan lain seperti eskavator yang berpenggerak air.

https://regional.kompas.com/read/2019/04/10/17213031/winarto-sulap-kayu-limbah-jadi-miniatur-bis-mirip-aslinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke