Salin Artikel

5 Fakta Kasus Penganiayaan Siswi SMP di Pontianak, Pelaku Cegat di Jalan hingga Dianiaya di 2 Lokasi

KOMPAS.com - Kasus kekerasan terhadap AD (14), siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) oleh sejumlah siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) di Pontianak menjadi sorotan.

Polisi terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap duduk perkara kasus tersebut. Sementara itu, kondisi AD hingga saat ini masih menjalani perawatan dan mengalami trauma.

Polisi pun menduga pelaku penganiayaan adalah 3 siswi dan bukan 12 siswi seperti informasi yang beredar di media sosial.

Berikut ini fakta lengkapnya:

Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Husni Ramli mengatakan, peristiwa pengeroyokan terjadi di dua tempat berbeda, yakni di Jalan Sulawesi, Kecamatan Pontianak Kota dan Taman Akcaya, Jalan Sutan Syahrir Pontianak, Kalimantan Barat, pada Jumat (29/3/2019) sekira pukul 14.30 WIB.

Saat itu, AD sepulang sekolah dijemput seorang temannya untuk pergi ke rumah saudara sepupunya.

Tak lama setelah sampai di rumah saudaranya, korban bersama temannya itu pergi keluar dengan menggunakan sepeda motor.

Namun ternyata, di tengah perjalanan korban dibuntuti pelaku dengan menggunakan dua sepeda motor. Saat di Jalan Sulawesi, korban dicegat pelaku.

"Oleh salah seorang pelaku, wajah korban disiram dengan air. Rambutnya ditarik dari belakang. Lalu dia terjatuh ke aspal," kata Husni, di Mapolresta Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (9/4/2019).

Setelah terbaring di jalan, pelaku lain menginjak perut korban dan membenturkan kepalanya ke aspal.

Setelah dianiaya di Jalan Sulawesi, AD sempat lari sembari dengan rasa takut ke Taman Akcaya yang lokasinya tak jauh dari Jalan Sulawesi.

"Korban bersama temannya itu kemudian melarikan diri menuju Taman Akcaya, yang memang berada tak jauh dari situ," kata Husni.

Melihat AD lari, para pelaku mengejar korban. Setelah berhasil menangkap korban, pelaku memiting dan salah satu pelaku menendang perut AD.

Saat melihat warga datang, para pelaku pun melarikan diri dan meninggalkan korban yang kesakitan.

Seperti diketahui, AD menjadi korban kekerasan sejumlah siswi SMA di Kota Pontianak pada hari Jumat (29/3/2019) lalu. Berdasar keterangan sementara, para pelaku tidak terima dengan komentar AD di Facebook.

 "Kami sudah memeriksa orangtua korban. Dan hari ini memeriksa dua saksi. Sementara terduga pelaku masih menunggu hasil keterangan yang diperoleh dari saksi," kata Husni.

Husni mengatakan, hasil pemeriksaan sementara, jumlah pelaku diindikasikan berjumlah tiga orang pelajar, bukan 12 seperti yang beredar luas di media sosial.

"Kami sudah memeriksa orangtua korban. Dan hari ini memeriksa dua saksi. Sementara terduga pelaku masih menunggu hasil keterangan yang diperoleh dari saksi," ucapnya.

Sememtara itu, menurut Wakil Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar Tumbur Manalu, pemicu pengeroyokan tersebut adalah masalah asmara antara kakak sepupu korban dan salah satu pelaku pengeroyokan.

Saat itu korban turut berkomentar di laman Facebook kakak sepupunya. Namun, komentarnya dianggap menyinggung salah satu pelaku.

Ketua Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Kalimantan Barat, Eka Nurhayati Ishak mengatakan, hingga saat ini, AD masih menjalani perawatan di rumah sakit.

"Tadi kami sudah ke rumah sakit untuk mengecek kesehatan korban. Sejauh ini tidak ada masalah. Artinya sudah proses penyembuhan," kata Eka di Kantor KPPAD Kalbar, Jalan DA Hadi, Pontianak, Selasa (9/4/2019).

Sementara itu, polisi saat ini masih menunggu hasil rekam medis korban dari Rumah Sakit Mitra Media Pontianak untuk menguatkan penyidikan.

Menurut dia, hasil visum yang sebelumnya telah dilakukan tidak menunjukkan ada luka. Sebab dilakukan satu pekan pasca-kejadian.

"Masih koordinasi sama rumah sakit kapan rekam medisnya bisa keluar," kata Husni.

Sumber: KOMPAS.com (Hendra Cipta, Michael Hangga Wismabrata)

 

https://regional.kompas.com/read/2019/04/10/12500041/5-fakta-kasus-penganiayaan-siswi-smp-di-pontianak-pelaku-cegat-di-jalan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke