Salin Artikel

Jalur Palopo-Toraja Longsor, Peti Jenazah Terpaksa Digotong

Longsor tersebut membuat rombongan pengantar jenazah terpaksa menggotong peti jenazah untuk melanjutkan perjalanan ke Toraja.

Jenazah tersebut berasal dari kecamatan Wotu, kabupaten Luwu Timur menuju Toraja. Pihak keluarga dengan terpaksa harus menggotong saat harus melewati material longsor.

Warga yang berada di area longsor bersama TNI dan kepolisian polres Palopo berjibaku membantu mengangkat peti jenazah tersebut.

Salah satu pihak keluarga yang berduka bernama Hanoy mengatakan bahwa dirinya baru mengetahui jika ada longsor yang menutup jalan saat ditengah perjalanan menuju Toraja.

“Namun kami tetap melanjutkan karena jalur lain sangat jauh yaitu melewati Pinrang dan Enrekang. Kami berupaya lewat meski harus menggotong peti jenazah,” ungkapnya.

Setelah melewati material longsor, mobil ambulans asal Toraja siap menyambung untuk melanjutkan perjalanan ke rumah duka di Sangalla.

Seperti diketahui, longsor di Trans Sulawesi terjadi akibat hujan deras yang terjadi sejak jumat malam pukul 22.00 WITA. Pada Sabtu, material longsor mulai dibersihkan petugas dari Balai Besar Jalan dan jembatan bersama TNI dan Polisi.

Tim Penyidik Jalan Balai Besar Jalan dan Jembatan Mustang mengatakan bahwa pembersihan material longsor membutuhkan waktu hingga empat jam. 

Hal itu mengingat material longsor berupa kayu dan batu serta medan yang ekstrim membuat proses pembersihan agak lambat.

“Alat sudah turun dan bekerja, diperkirakan akan berlangsung selama 4 jam untuk memindahkan material,” kata Mustang saat dikonfirmasi di lokasi longsor, Sabtu (06/04/2019).

Baca berita sebelumnya: Longsor Sebabkan Jalur Palopo-Toraja Putus, Ratusan Kendaraan Terjebak Macet

Pascalongsor, perbaikan terus dikebut dengan memindahkan material longsor berupa bebatuan, kayu, dan batu.

Hal ini membuat petugas harus ekstra hati-hati karena jalan tersebut berada pada kemiringan dan berhadapan dengan jurang.

Ratusan kendaraan dari dua arah harus bersabar menanti hingga beberapa kilometer untuk melintas. 

Kendaraan yang melintas harus bergantian dan hanya bisa melintasi satu jalur akibat material longsor masih menutupi sebagian badan jalan dan belum bisa dipindahkan sepenuhnya karena minimnya alat berat.

Sebabkan macet 17 jam

Komandan Distrik Militer (Dandim) 1403 Sawerigading Letkol M Imasfy, mengatakan bahwa pihaknya bersama kepolisian dan balai besar jalan berupaya memindahkan material longsor secepatnya.

Hal itu mengingat kondisi di daerah tersebut curah hujan tinggi, sehingga dikhawatirkan terjadi longsor susulan yang dapat mengganggu pengguna jalan.

“Alhamdulillah setelah berjibaku dengan beberapa pihak, jalan trans Sulawesi kembali normal dan bisa dilalui kendaraan baik roda dua, truk, dan bis meski harus mengantri di jalan akibat macet selama 17 jam,” ujar Imasfy.

https://regional.kompas.com/read/2019/04/07/10245001/jalur-palopo-toraja-longsor-peti-jenazah-terpaksa-digotong

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke