Salin Artikel

Menelusuri Jejak Pelaku Pembunuhan Calon Pendeta di OKI, Anjing Pelacak Kebingungan hingga 5Saksi Diperiksa

PALEMBANG, KOMPAS.com - Olah Tempat Kejadian Perkata (TKP) pembunuhan MZ (24) di areal PT PSM Divisi 3 blok F19 dusun Sungai Baung, Desa Bukti Batu Kecamatan Air Sugihan Kabupaten OKI, Sumatera Selatan, tak mendapatkan petunjuk baru untuk mengejar pelaku pembunuhan calon pendeta MZ (24).

Sebab, tim K9 atau anjing pelacak yang diturunkan oleh Polda Sumatera Selatan hanya berputar-putar dilokasi dan tak bisa mengendus jejak pelaku di TKP.

Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Zulkarnain Adinegara pun mengatakan, jika kondisi TKP sudah tidak steril lagi sehingga dimasuki banyak masyarakat.

Hal itu membuat TKP menjadi "rusak" dan tidak bisa mendapatkan petunjuk baru.

Meski demikian, jenderal bintang dua ini mengaku tetap melakukan pendalaman dengan memeriksa para saksi. Terutama NP (9) murid dari MZ yang berhasil lolos dari para pelaku.

"Saya sudah perintahkan bawa anjing pelacak. Ternyata  Anjing pelacak sudah tidak bisa lagi mencari jejak di TKP karena sudah rusah banyak masyarakat masuk segala macam," kata Zulkarnain usai menghadiri acara Alex Noerdin Cup di stadion Bumi Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (27/3/2019). 

"Karena masih baru, dugaan saya masih bisa olah TKP dengan anjing pelacak, tapi ternyata anjing pelacak tak mampu menemukan hanya berputar-putar saja." 

Sudah lima saksi diperiksa 

Jajaran Polres Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan melakukan pemeriksaan sebanyak lima orang saksi terkait kasus pembunuhan MZ (24).

Lima saksi tersebut, merupakan para warga yang berada disekitar lokasi kejadian, termasuk NP (9) murid dari MZ yang selamat dari insiden tersebut.

Kapolres OKI AKBP Donny Eka Syahputra menjelaskan,mereka belum menemukan tambahan bukti di lokasi kejadian meskipun sudah melakukan olah TKP ulang dengan menurunkan anjing pelacak dari tim K9 Polda Sumsel.

"Sementara lima saksi sudah dimintai keterangan, termasuk juga NP yang merupakan saksi kunci,"kata Donny melalui pesan singkat, Rabu (27/3/2019).

Donny melanjutkan, kondisi NP telah mulai stabil dan berangsur pulih. Namun, gadis kecil tersebut masih banyak diam sehingga tak bisa dimintai keterangan secara mendalam untuk sementara waktu. 

Keterangan NP dibutuhkan polisi untuk mengetahui identitas pelaku pembunuhan MZ. Sebab sebelumnya, korban NP mengaku jika ada dua pelaku yang menggunakan penuup wajah menghentikan mereka saat pulang dari pasar ketika melintas di lokasi kejadian.

"NP masih banyak diam, sekarang masih didampingi Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA),"ujarnya.

#Polisi Bakal "Sikat" Pelaku

Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Zulkarnain Adinegara memastikan jika kasus pembunuhan MZ (24) yang merupakan calon pendeta menjadi atensi pihak kepolisian untuk menangkap para pelaku.

"Pelaku sangat kejam, saya pastikan sikat pelakunya, saya komitmen. Sekarang masih dalam penyelidikan dan pengembangan," kata Zulkarnain di Palembang, Rabu (27/3/2019).

Jenderal bintang dua ini mengatakan, penyidik saat ini masih terus mengumpulkan bukti serta keterangan para saksi untuk mengungkap kasus tersebut.

"Motif, belum bisa diketahui, memang laporannya handphone korban hilang tapi  masih kami seldiki doakan saja. Kami bekerja secara full, ada masanya kasus gampang diungkap ada masa susah sekali, kalau didoakan dimudah-mudahan gampang," ujarnya.

#Bercak Sperma ditemukan

Dokter Forensik Polda Sumatera Selatan mendapatkan bukti berupa sperma yang diduga milik para pelaku pemerkosaan serta pembunuhan terhadap MZ (24) calon pendeta yang tewas dibunuh.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Rabu (27/3/2019).

"Ada bercak sperma ditubuh korban, diduga itu milik pelaku," kata Supriadi.

https://regional.kompas.com/read/2019/03/28/07060471/menelusuri-jejak-pelaku-pembunuhan-calon-pendeta-di-oki-anjing-pelacak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke