Salin Artikel

Tumpengan Manggis, Cara Masyarakat di Jombang Syukuri Hasil Panen

Mereka hadir untuk menyaksikan dan mengikuti acara tumpengan buah manggis yang digelar masyarakat desa setempat. Acara itu digelar sebagai bentuk rasa syukur masyarakat atas melimpahnya hasil panen buah manggis.

Layaknya acara syukuran dalam bentuk tumpengan, 2019 kilogram buah manggis ditata rapi dalam bentuk tumpeng. Tumpeng raksasa itu dikelilingi 9 tumpeng kecil yang berisi buah manggis dan aneka buah-buahan lainnya.

Acara tumpengan manggis diawali dari arak-arakan 9 tumpeng dari Balai Desa menuju ke lapangan Desa Jarak. Arak-arakan dilakukan warga dari 7 dusun di Desa Jarak Wonosalam.

Saat sampai di lapangan desa, sembilan tumpeng itu diletakkan mengelilingi tumpeng manggis raksasa. Di sekitar tumpeng raksasa, ribuan orang sudah menunggu untuk mendapatkan buah manggis yang dibagikan gratis.

Saling desak antar pengunjung tak bisa dielakkan. Aksi saling rebut buah manggis yang diberikan petugas atau yang dilemparkan ke tengah-tengah pengunjung terus berlangsung hingga seluruh isi tumpeng habis.

"Acara tumpengan manggis ini sebagai ungkapan syukur kami atas melimpahnya hasil panen buah manggis," kata Kepala Desa Jarak, Agus Darminto ditemui di sela acara tersebut.

Selain itu, jelas Agus Darminto, tumpengan manggis merupakan ikhtiar warga bersama pemerintah Desa Jarak untuk mendorong peningkatan penghasilan ekonomi masyarakat.

"Tujuannya untuk meningkatkan daya tarik masyarakat agar mau berkunjung ke Desa Jarak. Harapan kami nantinya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Wonosalam," ujarnya.

Kepala Desa Jarak, Agus Darminto mengungkapkan, mayoritas warganya saat ini memiliki tanaman buah manggis, selain tanaman kopi dan durian.

"Di sini potensi (buah) manggis luar biasa, hampir 80 persen masyarakat petani disini memiliki tanaman manggis," katanya.

Untuk tanaman manggis, lanjut Agus, tidak hanya tertanam di lahan perkebunan. Tanaman komoditas unggulan selain kopi dan durian itu bahkan sudah ada di masing-masing pekarangan rumah warga.

"Setiap warga di pekarangan masing-masing rata-rata memiliki 3 batang pohon di sekitar rumahnya," sebut dia.

Ditambahkan, desa Jarak terbagi menjadi 7 dusun dan sebagian besar wilayahnya masih berupa tanah perkebunan. Dengan kondisi itu, Agus meyakini desanya bakal menjadi primadona sebagai desa penghasil buah manggis.

"Insya Allah, 5 sampai 10 tahun lagi, desa Jarak ini jadi daerah utama penghasil buah manggis yang berkualitas," tuturnya.

Di wilayah Wonosalam, sebut Samsul Huda, ada potensi wisata, ada pula potensi penghasil buah-buahan berkualitas.

Guna pengembangan wilayah Wonosalam sebagai kawasan wisata, Pemkab Jombang mulai tahun 2019 melakukan perbaikan infrastruktur agar potensi di wilayah itu bisa terangkat.

"Pemerintah sangat peduli untuk pengembangan potensi di masing-masing desa. Wonosalam ini potensinya luar biasa. Dalam hal penghasil buah-buahan, di Wonosalam ini ada durian, manggis, salak," kata Samsul Huda.

Selain memperbaiki sarana dan prasarana di Wonosalam yang mendukung pengembangan potensi wisata dan penghasil buah-buahan berkualitas, Pemkab Jombang juga memperbaiki cara mengelola tanaman.

"Kedepan kita dorong ada perbaikan tata kelola penanaman, perawatan tanaman agar buahnya makin berkualitas," ujar Samsul Huda.

Tumpengan manggis adalah tradisi yang dirintis masyarakat desa Jarak Kecamatan Wonosalam saat memasuki musim panen manggis. Tahun ini, tumpengan manggis memasuki edisi kedua.

"Yang pertama tahun 2018. Mudah-mudahan hasil panen manggis kami terus membaik, sehingga acara syukuran atau tumpengan manggis ini bisa dilaksanakan rutin setiap tahun," kata Desa Jarak, Agus Darminto.

https://regional.kompas.com/read/2019/03/25/07205111/tumpengan-manggis-cara-masyarakat-di-jombang-syukuri-hasil-panen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke