Salin Artikel

Tokoh Lintas Agama Cirebon Gelar Kirab Budaya dan Doa Perdamaian

Mereka juga menggelar kirab budaya dengan menampilkan sejumlah kesenian dan atraksi.

Mereka memulai kegiatan tersebut dengan berkumpul di Keraton Kacirebonan, dan berjalan kaki bersama-sama menuju Keraton Kasepuhan.

Mereka hadir dari berbagai latar belakang agama, kepercayaan, serta budaya. Hal itu tampak dari berbagai macam pakaian khas yang mereka kenakan masing-masing. Mereka beraneka ragam.

Dalam iring-iringan kirab budaya, sebagian peserta membawa peralatan kesenian, sebagian menampilkan barongsai, drum band, juga genjring dengan senandung shalawat. Sebagian peserta juga membawa sejumlah poster yang bertuliskan, "Indonesia Damai", serta pesan damai lainnya.

Acara yang diinisiasi dan didukung berbagai macam elemen ini berjudul “Doa Perdamaian” dengan tagline: "Sedulur kabeh, sekien guyub, mbesuk guyub, kapan bae guyub," yang artinya, saudara semua, sekarang saudara, besok saudara, kapan pun saudara.

Setiba di Keraton Kasepuhan, mereka bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya, serta memberikan sambutan-sambutan. Mereka memasuki acara inti, yakni membacakan doa kedamaian dengan cara masing-masing.

Halim Eka Wardhana, juru bicara doa perdamaian mengatakan, kegiatan ini diikuti berbagai perwakilan agama dan penghayat kepercayaan di Cirebon.

Kegiatan ini berawal dari keprihatinan sejumlah pihak saat melihat kondisi media sosial yang kian memanas menjelang Pemilihan Umum 17 April 2019 mendatang.

“Sebetulnya acara ini diawali dari keprihatinan kita melihat suasana, terutama di dunia maya, miris sekali ya, kalau kita baca di komentar-komentar (media sosial), miris sekali. Kita berkomitmen jangan sampai apa yang terjadi di dunia maya sampai turun ke dunia nyata,” kata Halim pada Kompas.com di lokasi.

Atas keprihatinan itu, dia bersama sejumlah pihak menggalang kekuatan dari semua lintas agama untuk berkumpul dalam suatu wadah. Kegiatan yang hari ini diselenggarakan, kata Halim, telah diinisiasi sejak awal tahun 2019.

Dia menilai bahwa setiap warga memiliki tugas serta sumbangsih untuk menciptakan suasana yang kondusif, aman, tentram, dan damai sebelum dan setelah pemilu serentak nanti.

Halim sangat berharap, doa serta tiap upaya yang dilakukan banyak pihak dapat menciptakan kedamaian di Cirebon dan nusantara pada umumnya.

Tingkatkan toleransi

Niluh Novi Astawati, yang masuk ke Muda Mudi Cirebon Hindu mengapresiasi kegiatan kirab budaya dan doa perdamaian ini. Kegiatan seperti ini, menurut dia, sangat dibutuhkan di Cirebon dan juga di seluruh tanah air. Kegiatan ini semakin membuat rasa toleransi dan kerukunan antar-umat berbagama semakin tinggi.

“Kegiatan ini sangat baik. Kaya ngegabungin dari berbagai agama seperti contoh toleransi yang baik, apalagi di kota Cirebon yang kita kenal, kota Keraton. Jadi kita bisa bersama bertoleransi menjadi kerukunan yang lebih baik,” kata Niluh.

Remaja yang masih duduk di bangku SMA ini sangat berharap, kegiatan tersebut dapat membuat Niluh serta kalangannya semakin dipandang dan diakui keberadaannya.

“Kami dari minoritas bisa dipandang, bisa diakui keadaannya. Semoga kita semakin dekat, tidak berjauhan antara satu agama dengan agama lain,” harap Niluh.

Bahkan, menurutnya, kegiatan ini perlu dirutinkan agar saling kenal dan merekatkan satu sama lain.

Usai menggelar kirab budaya dari Keraton Kacirebonan menuju Kasepuhan, mereka bersama menggelar doa bersama. Satu per satu perwakilan dari agama memberi sambutan serta berdoa sesuai cara masing-masing. Mereka menutup kegiatan dengan ramah tamah.

https://regional.kompas.com/read/2019/03/23/12294651/tokoh-lintas-agama-cirebon-gelar-kirab-budaya-dan-doa-perdamaian

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke