Salin Artikel

Pasangan Ini Menikah di Atas Pohon, Sila Pancasila dan Durian Jadi Mas Kawin

Demikian lafal ijab kabul yang diucapkan oleh seorang penghulu ketika prosesi akad nikah pasangan pengantin Sugiman dan Siti Nur Khasanah, di Bantul, Kamis (21/3/2019).

Bukan saja unik karena mas kawin berupa pembacaan kelima sila dalam Pancasila dan satu buah durian.

Lokasi pembacaan ijab kabul juga tak lazim, yaitu di atas pohon.

Lokasi pembacaan ijab kabul pasangan pengantin dilakukan di atas pohon di sebuah lahan kosong bekas semak bambu di pinggir sungai yang dikelola oleh warga untuk objek wisata keluarga.

Lokasinya bisa diakses dari Jalan Wonosari, tepatnya di Desa Srimulyo, Piyungan, Bantul. Tempat itu diberi nama Taman Tempuran Cikal.

Prosesi akad nikah diakhiri dengan pengantin turun dari pohon meluncur menggunakan flying fox.

Sesampainya di bawah, tampak raut sumringah Sugiman karena kini telah secara sah memperistri Siti.

Perlahan, peralatan keamanan untuk prosesi akad nikah di atas pohon seperti harnes dan helm ia lepas.

“Lega sekali Mas, dan tentu senang. Malah sangat senang karena akad nikah dilakukan dengan cara seperti ini,” kata Sugiman.

Pria asal Cangkringan, Sleman ini mengaku, ikut program menikah dengan cara yang unik tersebut dari internet.

Sebenarnya masih ada lokasi untuk proses akad nikah lain seperti di sungai dengan naik perahu, gubuk pohon bambu dan naik hammock. Karena yang tersisa hanya prosesi di atas pohon, mau tak mau Sugiman memilihnya.

“Yang naik kapal sudah ada, hammock dan gubuk pohon bambu sudah ada. Tinggal di atas pohon ini, jadi ya pilih saja. Lumayan deg-degan soalnya saya belum pernah naik flying fox. Apalagi harus memanjat pohon pakai peralatan memanjat seperti itu, tapi sekarang sudah lega, semua berjalan lancar,” kata Sugiman.

Sementara sang istri, Siti Nur Khasanah juga tampak berseri usai prosesi akad nikah selesai dilakukan.

Berbeda dengan Sugiman, butuh perjuangan lebih bagi Siti mengikuti prosesi ini.

Gaun yang ia kenakan membuatnya harus ekstra hati-hati supaya tidak menyangkut di tali yang dipakai untuk flying fox.

Sama seperti Sugiman, Siti juga baru pertama kali ini naik flying fox. Ia mengaku sedikit tegang.

Saking tegangnya, ia harus beristirahat cukup lama di atas alas papan kayu selesai melakukan flying fox.

Kaki dan pinggangnya terasa kaku, seusai turun dari flying fox. Sekitar lima menit istirahat di papan kayu, Siti baru bisa turun.

“Iya tadi keram kaki saya, mungkin karena tegang ya. Soalnya tadi lumayan tinggi dan papan di atas agak goyang. Tapi saya lega sekali semua berjalan lancar dan saya resmi menjadi istri Mas Sugiman. Semoga dari doa warga dan semua yang datang ke acara ijab kabul ini membuat pernikahan saya langgeng,” kata Siti.

Ryan Budi Nuryanto, Ketua Pelaksana Ijab Kabul unik tersebut mengatakan, acara digelar sebagai paket acara Nikah Bareng Pemilu Damai 2019 dan Peresmian Taman Tempuran Cikal.

Kegiatan yang juga dihadiri Bupati Bantul, Suharsono ini digelar dalam rangka menyambut Hari Air se-Dunia dan Sambut Pemilu 2019. Kegiatan ini sekaligus menjadi event nikah yang ke-35 dari Forum Ta’Aruf Indonesia (Fortais).

Dukungan penuh diberikan oleh sejumlah elemen seperti SAR DIY, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tirto Girimulyo Piyungan, HARPI Melati Bantul, Pita Biru Production dan berbagai pihak lainnya.

“Kami usung tema Unity in Diversity, yang dimaknai sebagai persatuan dalam perbedaan. Karena banyak elemen berbeda dalam kegiatan ini saling bekerjasama demi satu tujuan, yaitu menggelar acara nikah bareng sembari mengajak masyarakat menjaga sumber daya air sembari dan ikut mensukseskan pemilu,” kata Ryan.

Dijelaskan Ryan, selain Sugiman dan Siti Nur Khasanah, masih ada enam pasangan yang juga dinikahkan.

Mereka adalah pasangan Utomo -Sri Mujiati, Nurahman Popo-Dian Yulistianti, Yuswantoro -Ida Satriani, Dwi Riyanto-Sudarmi Dyah Wulandari dan Bejo Ismaryono-Melani Praptiningsih.

Uniknya, kelima pasangan juga menjalani ijab kabul dengan cara unik.

Seperti Nurahman- Dian yang menjalani ijab kabul dengan naik hammock di atas pohon.

Utomo -Sri di gubug yang ada di atas pohon terbuat dari bambu, sampai Dwi Riyanto- Sudarmi yang melakukan ijab kabul di atas speed boat.

Meski dikemas dengan cara nyeleneh dan lain dari biasanya, Ryan memastikan prosesi ijab kabul sudah sesuai aturan karena dihadirkan penghulu, saksi dan semua persyaratan telah dipenuhi dan disetujui oleh pihak Kantor Urusan Agama (KUA) setempat.

Bahkan lebih dari acara ijab kabul, acara ini punya banyak pesan mendalam.

“Kita ingin mewujudkan sakinah, sejahtera dan membawa keberkahan untuk Indonesia. Tanpa mengesampingkan nilai-nilai budaya dan tradisi yang ada."

"Selain, juga mengajak masyarakat punya peran aktif menjaga air sebagai sumber daya alam, berperan dalam pemilu dan dalam upaya promosi spot wisata di Bantul,” kata Ryan.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul : Pernikahan Unik di Atas Pohon, Calon Pengantin Panjat Pohon Sampai Kakinya Kram Sebelum Ijab

https://regional.kompas.com/read/2019/03/21/19592701/pasangan-ini-menikah-di-atas-pohon-sila-pancasila-dan-durian-jadi-mas-kawin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke