Salin Artikel

Catatan Kriminal KKB di Papua Selama 1 Tahun, Bunuh 26 Orang dan Perkosa Tenaga Medis

Berdasarkan catatan Kompas.com, serangkaian peristiwa penembakan hingga menewaskan puluhan masyarakat sipil dan 4 TNI serta 1 anggota Brimob telah dilakukan kelompok Egianus Kogoya.

Bahkan sejumlah alat berat dan alat transportasi udara juga menjadi sasaran penyerangan mereka. Belum lagi pembangunan jalan Trans Papua untuk menyambungkan antar-kabupaten yang menjadi prioritas pemerintah pusat menjadi terganggu.

Berikut sejumlah catatan kriminal yang dilakukan oleh Egianus Kogoya bersama pengikutnya ;

- 22 Juni 2018

Pesawat Twin Oter PK-HVU milik maskapai Dimonim Air rute Timika-Kenyam ditembak di lapangan terbang Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga.

Akibat peristiwa itu, pesawat yang mengangkut masyarakat sipil rusak. Sementara kopilot Irene Nur Fadila mendapat luka tembak. 

- 25 Juni 2018

Pesawat Twin Oter milik Trigana yang mengangkut logistik pemilu dan pihak aparat keamanan ditembak. Akibatnya, pilot pesawat Kapt Ahmad Kamil terkena luka tembak di punggung.

Pada hari yang sama, kelompok kriminal ini kembali menyerang masyarakat sipil di Kota Kenyam. Tiga orang meninggal dalam peristiwa itu, yakni Hendrik Sattu Kolab (38) dan istrinya, Martha Palin (28) serta teman mereka, Zainal Abidin (20).

Sedangkan anak Hendrik yang berusia 6 tahun bernama Arjuna Kola mengalami luka parah di wajah akibat dibacok dengan parang.

- 3 hingga 17 Oktober 2018

Sebanyak 15 orang guru dan tenaga kesehatan disandera di Distrik Mapenduma. Salah satu di antaranya seorang tenaga kesehatan diperkosa.

- 1 hingga 2 Desember 2018

Puluhan karyawan PT Istaka Karya yang bekerja untuk melakukan pembangunan jembatan jalan Trans Papua di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi disandera oleh kelompok ini.

Sebanyak 25 pekerja pembangunan jembatan itu kumpulkan dan dibawa ke Puncak Kabo dan kemudian dieksekusi. Sebanyak 4 orang berhasil melarikan diri dari eksekusi, 2 orang tak diketahui keberadaannya dan 19 orang dipastikan meninggal dunia.

- 3 Desember 2018

Kelompok ini mengejar karyawan yang melarikan diri menuju Distrik Mbua. Kemudian ketika mereka berlindung di Pos TNI 755/Yalet, kelompok ini melakukan penyerangan. Akibatnya, 1 anggota TNI, Serda Handoko gugur dan 1 lagi luka-luka.

- 4 Desember 2018

Kelompok KKB ini masih menduduki Distrik Yigi yang jaraknya 2 jam berjalan kali dari Distrik Mbua.

Belum ada kabar dari para karyawan PT Istaka Karya yang belum bisa dievakuasi dari Puncak Kabo. Sementara aparat penegak hukum dari TNI dan Polri sampai sejauh ini mendapat perlawanan dari kelompok KKB. Bahkan hari ini helikopter yang digunakan TNI ditembaki dan 1 anggota terkena tembakan saat baku kontak di Puncak Kabo.

- 5 Desember 2018

Satu anggota Brimob atas nama Bharatu Wahyu dan baling-baling helikopter terkena tembakan di Puncak Kabo.

- 7 Maret 2019

Kelompok ini kembali menyerang Distrik Mugi, Tiga anggota TNI gugur, yakni Serda Mirwariyadin, Serda Yusdin dan Serda Siswanto Bayu.

- 20 Maret 2019

Tiga anggota Brimob ditembak dan salah satunya gugur, yakni Bharada Aldi. Korban mengalami luka tembak pada bahu kiri kanan.

Sedangkan korban luka-luka adalah Ipda Arif Rahman, mengalami luka tembak pada bahu kiri tembus punggung dan Bharada Ravi Fitrah Kurniawan, terkena tembakan di dada kanan bawah ketiak sebanyak 2 kali. Kini keduanya dalam kondisi kritis.

Proyek jalan dilanjutkan

Pangdam XVII/Cenderawasi Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring belum lama ini menyatakan, 600 prajurit TNI dikerahkan untuk melanjutkan pembangunan jembatan di wilayah Nduga, agar jalan dari daerah tersebut tersambung ke Kabupaten Jayawijaya dan daerah lainnya. 

“600 personel dari Kodam XVII/Cendrawasih untuk memperkuat pengamanan untuk melanjutkan proyek jembatan di Nduga, Papua, yang sempat terhenti karena aksi penembakan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)," kata Yosua.

Menurut Yosua, proyek ini dikerjakan PT Istaka Karya dan PT Brantas Abdibraya. Pengerjaannya sempat terhenti akibat adanya insiden pembantaian terhadap puluhan karyawan PT Istaka Karya oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya di Yigi pada tanggal 2 Desember 2018 lalu.

Ia menegaskan, negara tidak boleh mundur hanya karena adanya teror dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Negara akan tetap melanjutkan pembangunan sampai selesai. Ini demi untuk kemaslahatan dan kesejahteraan seluruh rakyat.

Menurutnya, keberadaan kelompok KKB saat ini membuat rakyat trauma, terutama atas tindakan kekerasan yang mereka lakukan.

“Anda bisa membayangkan bagaimana rakyat sipil diikat tangannya dari belakang, dikumpulkan jadi satu kemudian ditembak dan dibantai secara sadis tampa prikemanusiaan," kata Yosua.

"Guru-guru dan tenaga kesehatan yang sedang bertugas di Mapenduma dianiaya dan diperkosa pada bulan Oktober 2018 lalu. TNI tidak mungkin dan tidak akan pernah melakukan tindakan biadab seperti itu,” paparnya.

https://regional.kompas.com/read/2019/03/21/15464051/catatan-kriminal-kkb-di-papua-selama-1-tahun-bunuh-26-orang-dan-perkosa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke