Salin Artikel

6 Fakta Kasus Guru Cukur Rambut 22 Siswa, Gara-Gara Belah Pinggir hingga Dipukul Wali Murid

KOMPAS.com - Gara-gara ingin merapikan gaya rambut siswanya, seorang guru olahraga berinisial A harus berurusan dengan polisi. A diduga melakukan cukur paksa terhadap 22 siswa di SDN 2 Patoman, Kabupaten Banyuwangi, pada hari Rabu (13/3/2019).

Para wali murid pun berbondong-bondong ke kantor polisi untuk melaporkan tindakan A tersebut.

Selain keberatan dengan cara A memaksa anak-anak mereka, para wali murid kaget gaya potongan rambut anak mereka jauh dari kata rapi.

Berikut ini fakta lengkapnya:

A merupakan guru olahraga yang dekat dan akrab dengan para murid. Namun, saat itu diketahui ada dua siswa yang rambutnya di potong belah pinggir dengan model zaman now, membuat A jengah.

A pun akhirnya meminta seorang pelatih silat untuk membantunya mencukur para siswanya.

"Nah saat ekstrakurukuler, A ini meminta kepada pelatih silat untuk merapikan, tapi yang namanya mereka masih muda, usianya belum 20 tahun ya akhirnya rabutnya dipotong paksa yang hasilnya tentu tidak rapi," kata Kapolsek Rogojampi AKP Agung Setya Budi, Rabu (13/3/2019).

Polisi telah memeriksa enam siswa dan meminta keterangan guru terlapor. Sementara itu, pelapor dari wali murid serta pihak kepala sekolah serta berkoordinasi dengan Satkordik Kecamatan Blimbingsari.

Karena kasus tersebut berkaitan dengan pendidikan, dia berharap bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

"Besok kami akan memanggil semuanya baik terlapor dan pelapor utuk duduk bersama dan mencari jalan keluar terbaik. Sesuai dengan arahan atasan, kami akan berusaha menyelesaikan ini dengan cara lebih humanis," kata AKP Agung Setya Budi, Rabu (13/3/2019).

Kepala Sekolah SD Negeri 2 Patoman, Kecamatan Blimbingsari Muhamad Badir menjelaskan, pihaknya tidak pernah menginstruksikan kepada guru olahraga tersebut untuk melakukan pemotongan rambut kepada para siswa.

"Yang melakukan pencukuran tiga pelatih silat atas suruhan guru olahraga. Memang ekstrakurikuler masih baru dan kami tidak memaksa semua murid untuk ikut ekstra tersebut," jelas Badir.

Ia mengatakan, A adalah guru honorer yang mengajar olahraga sejak tahun 2018/2019. Saat ini, pihak sekolah telah melakukan skorsing kepada oknum guru tersebut.

"Terkait sanksi itu adalah kewenangan Dinas Pendidikan, untuk sementara memang guru yang bersangkutan tidak lagi mengajar," ujarnya.

Aryono (41), salah satu wali murid yang anaknya dicukur, mengaku kaget saat mengetahui rambut anaknya dipotong paksa oleh oknum guru. Padahal, rambut anaknya sudah pendek dan rapi.

Menurutnya, saat latihan silat pertama kali pada dua minggu yang lalu, anaknya bercerita jika diingatkan oleh gurunya untuk memotong pendek rambutnya.

"Karena diingatkan jadi ya anak saya potong rambut pendek sampai satu senti. Terus pulang dari latihan silat minggu kedua rambut anak saya rusak. Potongannya asal, seperti anak saya ini penjahat yang tertangkap saja saja," kata Aryono.

Aryono menjelaskan, saat itu masalah cukur rambut selesai setelah ada mediasi.

Namun, saat itu ada salah satu wali murid yang merupakan anggota TNI sempat menempeleng A karena emosi anaknya dicukur.

Menurut Aryono, waktu itu sepakat diselesaikan secara kekeluargaan, baik masalah cukur rambut dan pemukulan.

"Tapi semuanya sudah diselesaikan pada malam mediasi tersebut. Seharusnya ya sudah selesai. Tidak perlu ada lapor lapor. Tetapi, karena dia yang melanggar kesepakatan awal dan melaporkan lebih dahulu, maka keputusan kami bulat untuk melaporkan guru olahraga itu ke polsek," jelas Aryono.

Akibat kejadian tersebut, beberapa siswa sempat tidak mau sekolah termasuk anaknya. Namun setelah mendapat pengertian akhirnya beberapa siswa mulai masuk ke sekolah.

"Tapi mulai kemarin beberapa siswa sudah banyak yang berangkat sekolah," katanya.

Sementara itu Kepala Sekolah SD Negeri 2 Patoman, Kecamatan Blimbingsari Muhamad Badir menjelaskan, pihaknya tidak pernah menginstruksikan kepada guru olahraga tersebut untuk melakukan pemotongan rambut kepada para siswa.

"Yang melakukan pencukuran tiga pelatih silat atas suruhan guru olahraga. Memang ekstrakurikuler masih baru dan kami tidak memaksa semua murid untuk ikut ekstra tersebut," jelas Badir.

Sumber: KOMPAS.com (Ira Rachmawati)

https://regional.kompas.com/read/2019/03/14/15532121/6-fakta-kasus-guru-cukur-rambut-22-siswa-gara-gara-belah-pinggir-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke