Salin Artikel

5 Fakta Satu Keluarga Terjebak Banjir di Pinggir Tol Ngawi-Kertosono, Hendak Mengungsi hingga Pulang Untuk Selamatkan Sang Ibu

KOMPAS.com - Video penyelamatan keluarga Arif Rosidi asal Ngawi yang terjebak banjir di ruas Tol Ngawi-Kertosono oleh sejumlah pengguna jalan tol, menjadi viral di media sosial. 

Video tersebut diunggah oleh Nanda Sapto Wati (43) di akun Facebook miliknya. Warganet pun banyak memberikan pujian atas aksi penyelamatan yang dilakukan suami Nanda, Aiptu Sujadi dan seorang pria. 

Dari Hasil penelusuran Kompas.com, Arif Rosidi berasal dari Dusun Sumberejo, Desa Kersikan, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi.

Saat itu arif bersama adiknya Arina Fitroh (35) dan dua anaknya, Sifa Nurkaromah (5), Khamim Nurmahmudin (3). Keluarga tersebut berencana mengungsi karena rumah mereka terendam banjir bandang.

Berikut ini fakta lengkapnya:

Nanda mengunggah dua video aksi penyelamatan keluarga Arina yang terjebak banjir di ruas jalan Tol Ngawi-Kertosono, pada hari Kamis (7/3/2019).

Video pertama berdurasi lima menit tiga puluh satu detik dan video kedua berdurasi tiga menit dua puluh sembilan detik.

Video pertama menunjukkan suasana saat Nanda melihat dan mendengar Arina meminta pertolongan karena keluarganya terjebak banjir bandang di pinggir ruas jalan tol. Setelah itu terlihat proses evakuasinya yang berlangsung dramatis.

Istri anggota Satlantas Polres Kediri, Aiptu Sujadi itu, juga merekam kondisi korban usai berhasil diselamatkan di video kedua.

"Iya. Saya tidak bermaksud apa-apa meng-upload video itu. Saya cuma berterima kasih mereka selamat. Saya tidak punya pikiran macam-macam. Tidak ada," kata Nanda kepada Kompas.com saat dikonfirmasi.

Postingan Nanda tersebut mendapatkan pujian hingga doa dari para warganet. salah satunya dari akun Facebook Mulyono Sardjono. 

"Alhamdulillah..ini baru Indonesia penolong sesama manusia. Semoga Allah SWT memberikan umur panjang bagi keluarga penolong tersebut," tulis akun Mulyono.  

Kompas.com berhasil menemui Arif Rosidi (47) dan Arina bersama dua anaknya, yang tengah mengungsi di rumah pamannya di Desa Karangrejo, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan, Jumat (8/3/2019). 

Arif pun menceritakan detik-detik menegangkan saat dirinya bersama adik dan dua keponakannya terjebak banjir setinggi kurang lebih 2 meter pada hari Kamis (7/3/2019). 

Saat itu, Arif mengajak Arina bersama dua anaknya, Sifa Nurkaromah (5), Khamim Nurmahmudin (3), mengungsi ke Dusun Nglumpit dengan berjalan kaki.

Lokasi Dusun Nglumpit sebetulnya tidak begitu jauh, namun harus menyeberangi jalan Tol Ngawi-Kertosono. Arif berencana melewati underpass tol, namun sayangnya saat itu underpass sudah terendam banjir.

Akhirnya Arif memilih jalan lain yaitu melewati area persawahan untuk sampai ke Dusun Nglumpit. 

"Untuk sampai ke dusun Klumpit kami harus melewati jalan tol. Karena dusun kami dan dusun Klumpit dipisahkan oleh jalan tol," kata Arif.

Saat memasuki area persawahan, banjir hanya setinggi lutut orang dewasa. Namun ketika mendekati tol, air tiba-tiba naik setinggi leher orang dewasa.

Arif pun terjebak banjir bersama Arina dan kedua anaknya tepat di pinggir Tol Ngawi-Kertosono. 

Arif saat itu meminta Arina untuk berpegangan erat di sebuah pohon sambil menjaga Khamim yang saat itu ditaruh di ember hitam.

Sementara itu, dirinya menggendong keponakannya, Siifa, dan mencoba mencari tempat yang lebih aman. Namun, saat berada di pinggir jalan tol, arus banjir semakin deras.

Arif pun nyaris putus asa. Namun saat melihat kondisi adik dan keponakannya, Arif berteriak sekuat tenaga untuk mencari pertolongan kepada para pengendara yang melintas di jalan tol.

"Saya sampai menangis karena lima belas menit berteriak minta tolong tidak ada yang menghiraukan," ungkap Arif.

Setelah15 menit berteriak meminta tolong, akhirnya seorang pengendara menghentikan mobilnya. Pria yang belum diketahui identitasnya turun dari mobil dan mencoba menolong Arif. Namun ternyata pria tersebut mengaku tidak bisa menolong karena tidak bisa berenang.

Akhirnya pria itu berdiri di pinggir jalan tol dan mencoba menghentikan kendaraan yang melintas untuk mencari bantuan. 

Tak berselang lama keluarga Aiptu Sujadi, suami Nanda, menghentikan kendaraanya dan turut menyelamatkan keluarga Arif.

Setelah datang Aiptu Sujadi, Arif meminta agar anggota Satlantas Polres Kediri tersebut menolong Sifa. Setelah itu, Arif berenang menyelamatkan adik dan anaknya, Khamim.

"Saya minta bapak itu untuk mengambil Sifa dulu. Setelah itu saya langsung berenang menjemput Khamim," ungkap Arif.

Setelah Khamim selamat, Arif kembali berenang menjemput Arina yang jaraknya sekitar 20 meter karena adiknya itu tidak bisa berenang.

Setibanya di kawat pembatas jalan tol, Arif membegang dua kawat berduri pembatas agar Arina bisa keluar menuju jalan tol.

Di pinggir jalan tol, Sujadi membantu dengan mengulurkan bambu agar Arina bisa ditarik keluar dari jebakan banjir.

"Setelah kami sampai di tol baju anak saya langsung suruh dicopot. Dan saya suruh ganti daster. Saya sangat berterima kasih kepada ibu Nanda bersama suaminya dan bapak satunya itu yang rela membantu kami. Saya tidak tahu apa jadinya kami kalau Allah tidak menghadirkan dua keluarga sebagai penolong untuk membantu kami," ujar Arina sambil berkaca-kaca matanya.

Setelah menyelamatkan adik dan dua keponakannya dari banjir, Arif pulang ke desanya untuk menyelamatkan Istianah (69), ibunya yang masih terjebak banjir.

Seperti diketahui, Mahmud (71), ayah Arif, tak berada di rumah karena terlebih dahulu mengungsi dan mengamankan sapinya di dataran tinggi.

"Menjelang Magrib saya teringat ibu saya. Kontan saya langsung harus balik ke rumah. Tetapi saya tidak lewat jalan persawahan di dekat tol. Saya memilih melewati lorong underpass tol meski banjir masih menerjang," kata Arif.

Secara berlahan-lahan akhirnya Arif berhasil melewati lorong dan tiba di rumah orang tuanya. Setiba di rumah orang tuanya, Arif melihat ibunya sudah kedinginan karena bertahan di tangga bambu.

"Saya langsung ajak keluar ibu saya lewat atap dan beristirahat genteng tetangga hingga pagi hari, Jumat (8/3/2019). Baru pagi harinya tim SAR menolong kami dibawa ke lokasi pengungsian," jelas Arif.

Sampai saat ini ibunya masih berada di lokasi pengungsian. Namun bapaknya tetap berada di dataran tinggi untuk menjaga sapi-sapinya.

Sumber: KOMPAS.com (Muhlis Al Alwi)

https://regional.kompas.com/read/2019/03/09/10523581/5-fakta-satu-keluarga-terjebak-banjir-di-pinggir-tol-ngawi-kertosono-hendak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke